Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Evolusi Teori Manajemen

Makalah Evolusi Teori Manajemen

Makalah Evolusi Teori Manajemen

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

 

Oleh : Nizam Al Ghifari

Universitas Terbuka Jambi

2018

 

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-NYA sehingga Makalah Evolusi Teori Manajemen ini dapat tersusun hingga selesai. Sholawat juga salam Allah semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi agung Muhammad SAW, manusia mulia yang selalu kita harapkan syafaat nya besok di hari akhir.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga Makalah Evolusi Teori Manajemen ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca semua dan untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam Makalah Evolusi Teori Manajemen ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 

                                                                                                                        Penulis 


 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam mempelajari ilmu manajemen dan isi pembahasan di dalamnya pasti ada yang namanya evolusi teori manajemen jadi sebelum kita mempelajari ilmu manajemen secara luas kita perlu mengetahui perkembangan teori manajemen tersebut.

 

Manajemen merupakan sebuah cara yang digunakan dalam mengorganisasikan suatu tindakan. Dengan manajemen yang baik tentunya segala rencana dan kegiatan akan mencapai hasil maksimal pula. Oleh karena itu kita perlu mengkaji teori-teori yang digunakan dalam manajemen ini. Dengan pembuatan makalah ini diharapkan kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam hati kita tentang teori manajemen.

 

Pembahasan dan perkembangan teori-teori manajemen sangat dibutuhkan untuk memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Karena itu sebelum kita mengetahui manajemen kita perlu mengkaji ulang teori evolusi manajemen yang ada.

 

B.    Rumusan Masalah

  1. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen?
  2. Bagaimana evolusi teori manajemen?
  3. Apa yang dimaksud teori manajemen klasik?
  4. Apa yang dimaksud pendekatan hubungan manusiawi?
  5. Apa yang dimaksud pendekatan manajemen modern?
  6. Apa yang dimaksud pendekatan sistem?
  7. Apa yang dimaksud pendekatan kontingensi?

 

C.    Tujuan Rumusan Masalah

1.    Untuk mengetahui sejarah perkembangan manajemen

2.    Untuk mengetahui evolusi teori manajemen

3.    Untuk mengetahui teori manajemen klasik

4.    Untuk mengetahui pendekatan hubungan manusiawi

5.    Untuk mengetahui pendekatan manajemen modern

6.    Untuk mengetahui pendekatan sistem

7.    Untuk mengetahui pendekatan kontingensi

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Sejarah Perkembangan Manajemen

Manajemen sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang sejak akhir abad ke-19. Lahirnya konsep manajemen digejolak masyarakat sebegai konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Meskipun pada kenyataannya, perkembangan ilmu manajeman sangat terlambat jauh dibandingkan peradaban manusia dimuka bumi ini yang dimulai sejak keberadaan Adam dan Hawa. Barulah lebih kurang pada abad ke-20 kebangkitan para teoretisi maupun para praktisi sudah mulai tampak.

Islilah manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurus, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebegainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka. Meskipun pada kenyataanya bahwa istilah tersebut memiliki perbedaan makna.

Berikut ini pendapat para ahli mengenai batasan manajemen yng sangat berbeda.

1.    John D. Millett membatasi manajemen is the process of directing and falicitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan (Siswanto, 1987:4).

Millet lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas tang satu sama lain saling berurutan.

a.    Proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok fomal dan untuk pencapaian tujuan.

b.    Proses pemberian fasilitas kerja (process of facilitating the work), yaitu rangkaian kegiatan untuuk memberikan sarana dan pasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.

2.    James A.F. Stoner dan Charles Wankel (1986:4) memberikan batasan manajemen sebagai berikut. Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resource to achieve stated organizational goals (Manajemen adalah proses perencaanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapaainya tujuan organisasi).

Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan manajemen di atas proses meliputi:

1)    Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

2)    Pengorganisasian, yaitu mengoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya yang dibutuhkan

3)    Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik mungkin

4)    Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak, dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan

 

3. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980: 3), memberikan batasan manajemen as working with and through individuals and groups to accomplish organizational goals (sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi).

Hersey dan Blanchard lebih menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu organisasi saja, tapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama.

 

Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

 

B.    Evolusi Teori Manajemen

 

Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus dikerjakan untuk dapat sevra efektif menjadi seorang manejer, yaitu orang yang menjalankan fungsi manajemen. Manejer dalam mengelola otoritasnya tenpa menggunakan teori dan prinsip, aktvitas berjalan hanyalah intuisi, firasat, dan harapan sehingga hasilnya tidak akan memberikan kepuasan kepada berbagai pihak.
Terdapat tiga mahzab (aliran) manajemn yang mengikuti perkembangannya.

1.    Mahzab Klasik

a.    Manajemen ilmiah

b.    Teori Organisasi Klasik

2.    Mahzab Prilaku

3.    Mahzab Ilmu Manajemen

Secara detail masing-masing mahzab akan dideskripsikan secara ringkas.

2. Mahzab Prilaku

Muncul mahzab prilaku disebabkan para manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi  produksi dan keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Seringkali para bawahan kurang mengikuti pola prilaku yang rasional dalam mengoperasikan pekerjaannya.

 

Para pakar dibawah ini berusaha memperkuat teori organisasi klasik dengan wawasan sosiologi dan psikologi.

a.    Hugo Munsterberg

Hugo Munsterberg hidup tahun 1865-1916 dan telah memberikan konstribusi yang besar dalam aplikasi psikologi guna membantu tercapainya tujuan produktivitas sebagaimana diharapkan oleh manajer lain.

b.    Elton Mayo

Elton Mayo hidup pada tahun 1880-1949. Mayo pada beberapa eksperimennya menemukan bahwa insentif berupa finansial apabila diberikan tidak menyebabkan peningkatan produktivitas. Kenaikan produktivitas disebebkan oleh adanya sebuah rantai sikap yang rumit. Penyeliaan yang simpatik lebih memperkuat meningkatnya motivasi kerja para bawahan.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Mayo dan kawan-kawan menarik kesimpulan bahwa para bawahan akan bekerja lebih keras apabila mereka yakin bahwa manajemen memikirkan tentang kesejahteraan (welfare) mereka dan para penyelia memberikan perhatian khusus padanya. Kesimpulan lain yang dikemukakan bahwa kelompok kerja informal (lingkungan sosial bawahan) memiliki pengaruh yang besar terhadap produktivitas.

3. Mahzab Ilmu Manajemen

Munculnya mahzab ilmu manajemen dilatarbelakangi oleh lahirnya riset operasi (Operation Research/OR) yang dibentuk oleh pemerintah Inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan baru yang rumit dalam peperangan yang harus segera dipecahkan pada permulaan perang dunia ke-2. Dengan dibentuknya OR yang terdiri atas ahli matematika, ahli fisika, dan ahli lainnya, Inggris mampu mencapai trobosan teknologi dan strategi yang penting. Untuk memechkan permasalahan yang sama, Amerika Serikat membentuk tim OR yang sesuai dengan model Inggris. 

Namun, dengan usainya perang maka OR diaplikasikan dalam menghadapi permasalahan industri sehingga teknologi industri mulai digunakan. Lambat laun, ahli spesialis OR seringkali dipanggil untuk membentu para manajer dalam memecahkan permasalahan yang sering dihadapi. Perkembangan komputer elektronik, memberi dampak dirumuskannya prosedur OR menjadi Mahzab Ilmu Manajemen.

C.    Teori Manajemen Klasik

Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri diinggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu dikalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Manajemen Klasik dibagi menjadi dua cabang yaitu manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.

1.    Manajemen Ilmiah 

A.    Robert Owen

Robert Owen hidup pada tahun 1771-1858. Pada tahun 1800-an ia adalah seorang manajer pada beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanarls, Skotlandia.
Pengalaman memimpin para bawahan di bawah umur, menyentuh hatinya untuk menyediakan perumahan yang layak bagi bawahan. Demikian pula, usaha lainnya dilakukan dengan cara menyediakan kebutuhan rumah tangga bagi para bawahan dengan harga yang relatif lebih rendah dari pada harga pasar.

Selain bertindak sebagai inovator dengan cara melakukan perbaikan menyeluruh pada kondisi kerja dalam pabrik yang dipimpinnya, ia juga menetapkan mekanisme kerja spesifik yang mampu memberikan dampak meningkatnya produkivitas. Penilaian bawahan dilakukan secara terbuka setiap hari sehingga bukan hanya memungkinkan para manejer mengetahui letak permasalahannya tetapi juga memberikan kebanggaan dan mendorong kompetisi yang sehat.

B.    Charles Babbage 

Charles Babbage hidup pada tahun 1792-1871. Dasar keyakinan Babbage bahwa aplikasi prinsip ilmiah pada proses kerja akan meningkatkan produktivitas dan menekan biaya. Oleh karena itu, ia menggunakan banyak waktunya dalam mempelajari cara untuk membuat pekerjaan dalam pabrik lebih efisien. Hal ini ditunjang profesinya sebagai dosen matematika keturunan Inggris.

 

Prinsip pembagian kerja merupakan karya Babbage. Babbage berkeyakinan bahwa setiap pekerjaan dalam pabrik harus dipecah sehingga berbagai keterampilan yang terlibat dapat dipisahkan. Setiap bawahan dididik dengan satu keterampilan spesifik dan hanya diberikan tanggung jawab dari sebagian proses. Cara ini memungkinkan berkurangnya biaya pendidikan yang mahal. Selain itu, dengan seringnya melakukan pekerjaan yang sama dihrapkan mampu meningkatkan efisiensi dan keterampilan bawahan.

C.    Frederik W. Taylor

Fredeik W. Taylor hidup pada tahun 1856-1915. Ia merupakan salah satu tokoh manajemen ilmiah (scientific management) yang paling termasyur sehingga mendapat sebutan sebagai bapak manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah timbul disebabkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktifitas. Guna meningkatkan produktifitas in, di carilah cara untuk meningkatkan efisiensi bawahan. Perlahan ia menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan manajemen ilmiah. Prinsip yang merupakan gagasan Taylor adalah:

a.    Pengembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya sehingga metode yang terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan

b.    Seleksi secara ilmiah terhadap para pekerja sehingga setiap pekerjaan dapat diberi tanggung jawab atas tugas yang paling cocok baginya

c.    Pendidikan dan pengembangan ilmiah untuk bawahan

d.    Kerja sama yang erat dan bersahabat antara menajemen dan bawahan (Stoner dan Wankel, 1986:30)

D.    Henry L. Gantt

Henry L. Gantt hidup pada tahun 1861-1919. Rendahnya motivasi yang dicapai mengakibatkan Gantt meninggalkan sistem tarif upah diferensial untuk diumah menjadi satu inovasi baru berupa motivasi kerja kepada para bawahan. Motifasi pertama bahwa seriap bawahan yang merampungkan pekerjaan yang diberikan kepadanya untuk satu hari ia berhak menerima bonus $ 50 sen untuk hari itu. Motivasi kedua, mandor akan menerima bonus apabila seluruh bawahan juga mencapai standar tertentu.

 

Selain dua bentuk motifasi diatas, Gantt berusaha menyempurnakan gagasan Robert Owen dalam mengumumkan hasil penilaian atas pekerjaan bawahan. Langkah lain yang diambil Gantt adalah memperkenalkan sestem baru untuk penggambaran jadwal produksi, yang sampai sekarang dikenal dengan Gantt Chart.

E. Pasangan Gilberth

Frank B. Gilberth hidup pada tahun 1868-1942. Sedangkan Lilian M. Gilberth sebagai istri hidup pada tahun 1878-1972. Pasangan Gilberth berpendapat bahwa studi gerak akan meninggatkan semangat kerja bagi bawaha karena keuntungan fisiknya yang nyata dan karena dapat menunjukan perhatian manajemen pada para bawahan. Oleh karena itu, mereka mengembangkan suatu rencana tiga kedudukan untuk kenaikan jabatan  yang dimaksud sebagai program pengembangan bawahan dan sekaligus mendorong moral kerja.

Sesuai dengan rencana tersebut, seorang bawahan harus mengerjakan saat itu juga, mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi, dan melatih penggantinya, seluruhnya dalam waktu yang berbarengan.

 

Konstribusi manajemen ilmiah sangat besar artinya bagi dunia kini. Hal ini di tunjukan bahwa metode manajemen ilmiah dapat diaplikasikan pada berbagai aktivitas organisasi di samping organisasi manufakturing. Demikian pula teknik efisiensi dari manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu (time and motion study), membawa kesadaran bahwa gerakan fisik dan alat yang terlibat dalam suatu pekerjaan dapat dibuat lebih logis dan efisien. Selain itu, penekanan pada seleksi dan pengembangan ilmiah para bawahan memberikan kesadaran betapa pentingnya kemampuan dan pelatihan untuk meningkatkan efektivitas bawahan. Suatu hal yang penting disumangakan manajemen ilmiah berupa desain kerja, mendorong para menejer untuk mencari cara yang terbaik guna mengoperasikan suatu pekerjaan.

2.    Teori Organisasi Klasik

Pengembang teori organisasi klasik adalah Henry Fayol yang hidup pada tahun 1841-1925. Timbulnya teori organisasi klasik sebagai dampak dari adanya organisasi yang kompleks. Fayol berpendapat bahwa praktik manajemen yang baik memiliki suatu pola tertentu yang dapat diidentifikasikan dan dianilisis. Keyakinannya bahwa bahwa dengan peramalan ilmiah, metode manajemn yang tepat, serta hasil yang memuaskan, pasti akan diperoleh dan dapat diakui sampai saat ini. (Coubrough, 1930)

Prinsip manajemen yang dikembangkan Fayol yang mendasari perilaku manajerial yang efektif adalah:

  1. Pembagian kerja (division of labor)
  2. Otoritas (authority)
  3. Disiplin (discipline)
  4. Kesatuan pemerintah (unity of comand)
  5. Kesatuan arah (unity of direction)
  6. Menomorduakan kepentingan pribadi diatas kepentinga umum(subordination of individual interest to the common goals)
  7. Pemberian upah (remuneration)
  8. Sentralisasi (centralization)
  9. Hierarki (hierarchy)
  10. Tertib (order)
  11. Keadilan (equity)
  12. Kestabilan staf (stability of staff)
  13. Inisiatif (initiative)
  14. Semangat korps (esprit de corps)

D.    Pendekatan Hubungan Manusiawi

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari beberapa unsur (6 M) yaitu : men, money, methode, materials, machines, dan market. 

Unsur men  (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen. Yang di sebut manajemen sumber daya manusia atau di sebut MSDM yang merupakan terjemahan man power management. Manajemen yang mengatur ungsur manusia ini ada yang menguburnya kepegawaian atau manajemen personalia (personel management).

Perbedaan SMDM dengan manajemen personalia sebagai berikut:

1. MSDM dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji secara mikro

2. MSDM menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama organisasi, jadi harus dipelihara dengan baik. Manajemen personalia menganggap bahwa karyawan adalah faktor produksi, jadi harus dimanfaaatkan secara produktif.

3.    MSDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen personalia pendekatannya secara klasik.

Manusia selalu beperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya.

E.    Pendekatan Manajemen Modern

Periode teori manajemen berlangsung sejak tahun 1960 sampai sekarang. Manajemen modern telah berkembang dengan pertumbuhan sosial ekonomi dan lembaga ilmiah. Pandangan modern  terdiri bahwa seorang pekerja tidak bekerja hanya untuk uang. Mereka bekerja untuk kepuasan dan kebahagiaan mereka dengan gaya hidup yang baik. Anggapan yang digunakan dalam pendekatan ini adalah bahwa manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam dan mengalami perubahan yang begitu cepat. Oleh karena itu pendekatan manajemen modern menilai bahwa tidak ada satu cara atau pendekatan yang dapat digunakan pada seluruh situasi. Walaupun demikian, pendekatan ini tetap mengakui gagasan-gagasan yang dikemukakan dalam teori manajemen klasik dan sumber daya manusia. 

 

Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep utama, yaitu:

1.    Teori Perilaku

Pandangan-pandangan umum dalam teori perilaku ini ditandai oleh tiga tingkatan kelompok perilaku, yaitu:

a.    Perilaku individu per individu

b.    Perilaku antar kelompok-kelompok sosial

c.    Perilaku antar kelompok sosial

 

2.    Teori Kuantitatif (management science)

Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan manajemen didasarkan atas perhitungan-perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahnya. Dalam setiap pemecahan masalah harus terlebih dahulu diketahui masalahnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan riset ilmiah, riset operasional, teknik-teknik ilmiah seperti kegiatan penganggaran modal , manajemen aliran kas, pengembangan stategi produksi, perencanaan program, pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.

F.    Pendekatan Sistem

Pendekatan Sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatioris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analistis. Dengan demikian, manajemen sistem dapat diterapkan dengan mengarahkan perhatian kepada berbagai ciri dasar sistem yang perubahan dan gerakannya akan memengaruhi keberhasilan sebuah sistem. Pada dasarnya pendekatan sistem adalah penerapan dari sistem ilmiah dalam manajemen. Dengan cara ini hendak diketahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku dan keberhasilan suatu organisasi atau sistem. Metode ilmiah dapat menghindarkan manajemen mengambil kesimpulan-simpulan yang sederhana dan simplisitis searah dari suatu masalah yang disebabkan oleh penyebab tunggal.

 

Pendekatan sistem dapat memberi landasan sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung. Suatu sistem terdiri dari elemen-elemen yang berhubungan dan bergantung satu dengan yang lain, tetapi bila berbagai elemen tersebut berinteraksi, maka akan membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh. Jadi, menurut difinisi, hampir setiap fenomena dapat dianalisa dan disajikan dari sudut pandangan sistem. Sistem-sistem biologis, phisik, ekonomi, dan sosial budaya.

Sebagai suatu pendekatan manajemen, 'sistem' mencakup baik sistem-sistem umum maupun khusus dan analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis, dan sosio-psikologis. Sedangkan analisis sistem manajemen spesifik meliputi bidang-bidang seperti struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi, serta mekanisme-mekanisme perencanaan dan pengawasan.

 

Dalam analisa manajemen modern menggunakan dua sistem pendekatan, yaitu sistem tertutup maupun sisten terbuka. Sementara para teoritisi klasik hanya memakai sudut pandang sistem tertutup, mereka tidak merancang dan mengimplementasikan pandangan sistem terbuka. 

Perbedaan prinsip pendekatan sistem tertutup dan sistem terbuka :

  • Pendekatan sistem tertutup, hanya memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab, serta mengabaikan pengaruh-pengaruh lingkungan. 
  • Pendekatan sistem terbuka, mempertimbangkan masukan dari lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.

 

Dalam penelaahan, penganalisaan, dan pengamatan, baik pendekatan sistem tertutup maupun terbuka dapat dipakai. Pendekataan sistem tertutup adalah pandangan siklus. Tidak ada masukan eksternal yang dipertimbangkan. Di lain pihak, pendekatan sistem terbuka memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem masukan - keluaran yang energetik dan secara menyolok terbuka dalam interaksinya dengan lingkungan.

 

Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan analisa konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta sifatnya sintesis dan integratif. Sistem terbuka pada hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran. Transformasi terdiri dari aliran informasi dan sumber-sumber daya pendukung.

G.    Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi atau bisa disebut juga pendekatan situasional adalah suatu pendekatan kontemporer dalam dalam ilmu manajemen yang menganggap bahwa pendekatan manajemen yang terbaik adalah yang disesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Artinya, seseorang manajer dapat menggunakan pendekatan yang berbeda ketika menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda.

 

Pandangan ini berpendapat bahwa tidak ada satu pun pendekatan manajemen yang absolut atau mutlak dan bisa digunakan pada semua kondisi. Pada kenyataannya, menurut pendekatan kontingensi ini, prinsip-prinsip manajemen akan tergantung dari kondisi dan situasi yang dihadapi oleh manajer saat itu. Pandangan ini menganggap bahwa masing-masing organisasi itu berbeda pada dasarnya, beda yang dihadapi, beda situasi, dan membutuhkan pendekatan yang berbeda pula sesuai dengan situasi dan kondisi.


Kondisi-kondisi berikut ini yang dapat membuat pendekatan manajemen berubah, yaitu :

  1. Skala atau ukuran organisasi yang berkembang
  2. Perubahan teknologi
  3. Ketidak pastikan lingkungan organisasi baik internal maupun ekternal
  4. erubahan dan perbedaan individual.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Simpulan

Manajemen sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang sejak akhir abad ke-19. Lahirnya konsep manajemen digejolak masyarakat sebagai konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Meskipun pada kenyataannya, perkembangan ilmu manajemen sangat terlambat jauh dibandingkan peradaban manusia dimuka bumi sejak keberadaan Adam dan Hawa. Barulah lebih kurang pada abad ke-20 kebangkitan para teoretisi maupun para praktisi sudah mulai tampak .

Istilah manajemen (management) telah diartikan oleh sebagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurus, ketata laksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka.

 

B.    Saran

Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca, dan dapat dimengerti dan dipahami bagi pembaca. Dan mengajak agar pembaca bisa lebih banyak belajar lagi tentang ilmu manajemen ini.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Siswanto. 2015. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara 

Melayu. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara

 

Terimakasih telah membaca Makalah Evolusi Teori Manajemen di web pintu dunia, silahkan share jika dirasa bermanfaat bagi anda dan contac admin untuk mendapatkan makalah evolusi teori management ini.