Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan

Makalah Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan

Makalah Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan

 

Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

 

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
  2. Rumusan Masalah 
  3. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

  1. Macam Keputusan Manajemen 
  2. Keputusan dan Jenjang Manajemen 
  3. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan 
  4. Tipe-Tipe Masalah dan Pemecahannya
  5. Gaya Pengambilan Keputusan
  6. Model Pengambilan Keputusan 
  7. Pengambilan Keputusan Individu dan Kelompok

BAB III PENUTUP

  1. Simpulan
  2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Benar kata orang bijak “Jika cara anda tepat dalam membuat keputusan, maka anda akan terbebas dari berbagai persoalan dalam hidup”. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan-tujuannya.  seorang manajer harus dapat menetapkan dan memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara menyeluruh.

Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.

Manajemen membutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.

Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa macam keputusan manajemen ?
  2. Bagaimana keputusan dan jenjang manajemen ?
  3. Apa tahap-tahap pengambilan keputusan ?
  4. Apa tipe-tipe masalah dan pemecahannya?
  5. Seperti apa gaya pengambilan keputusan ?
  6. Seperti apa model pengambilan keputusan ?
  7. Bagaimana pengambilan keputusan individu dan kelompok ?

C. Tujuan Masalah

  1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui teluk beluk pengambilan keputusan dalam manajemen dan mendalami tentang pengertian pemecahan masalah beserta cara pengambilan keputusan.
  2. Bagi kalangan umum penulisan ini mampu memperkaya wawasan serta berguna bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam Keputusan Manajemen

Berdasarkan hieraki manajemen tersebut, Ansoff (ANSO 68) membagi keputusan menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Keputusan Strategis : yaitu keputusan-keputusan untuk menjawab tantangan dan perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang.

2. Keputusan admisnistratif/taktik : yaitu keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya (keuangan, teknik, maupun personalia).

3. Keputusan Operasional : yaitu keputusan-keputusan yang berkaitan dengn kegiatan operasional sehari-hari.

Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:

1. Keputusan yang terstruktur (structured decision)

Keputusan yang terstruktur adalah keputusan yang terstruktur atau yang muncul berulang – ulang dan rutin, dibuat menurut kebiasaan, aturan, serta prosedur tertulis maupun tidak.

•     Sifat Keputusan Terstruktur:

1.  Berulang-ulang
2.  Rutin
3.  Mudah dipahami
4.  Memiliki pemecahan yang standar berdasarkan analisa kuantitatif
Contoh: Strategi pemasaran untuk produk baru, pemberian cuti, pengambilan tugas terakhir, dll

•     Sifat Keputusan Semi Terstruktur:

  1. Peraturan tidak lengkap
  2. Sebagian structured dan sebagian unstructured

Contoh: Pemberian kredit, personalia, pemberian dana rehabilitasi sekolah, pemeliharaan jalan, dll.

2. Keputusan yang tidak terstruktur (unstructured decision)

Keputusan yang tidak terprogram apabila keputusan baru pertama kali muncul dan tidak tersusun (unstructured). Keputusan semacam itu memerlukan penanganan khusus, untuk memecahkan masalah, karena belum ada pedoman khusus dalam menangani masalah tersebut. Keputusan tidak terstruktur tidak mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya.

•     Sifat Keputusan Tidak Terstruktur:

1.  Tidak berulang dan rutin
2.  Tidak ada model untuk memecahkan masalah ini
3.  Butuh intuisi
4.  Tidak ada solusi langsung yang bisa dipakai untuk problem yang masih kabur dan cukup kompleks
5.  Kebijakan yang ada belum menjawab

Pengambilan keputusan adalah proses dalam mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian di pecahkan. Berdasarkan lingkungannya perbedaan utama antara keputusan terstruktur dan keputusan tidak terstruktur ada dalam kaitannya dengan tingkat kejelasan yang harus ditangani manajer dalam mengambil keputusan. 

B. Keputusan dan Jenjang Manajemen 

Keputusan berdasarkan tipe persoalan

Pelopor dari tipologi ini cukup banyak diantaranya Mintzberg. Aliran ini mencoba melihat dipandang dari sudut tipe persoalnya, berbagai permasalahanya suatu organisasi dapat dibagi atas dua hal yaitu yang berkaitan dengan masalah internal atau ekstrnal organisasi (MINT 73) (MINT 79). Sedangkan dari dimensi waktu. suatu persoalan juga dapat dilihat dari dampak rentang waktu berlakunya suatu tindaknya/keputusan. Dari sudut ini keputusan juga dapat dibagi dua hal yaitu keputusan jangka pendek dan jangka panjang. Dengan demikian Mintzberg mengflikasikan keputusan menjadi empat tipe sebagai berikut:

  1. keputusan internal jangka pendek
  2. keputusan internal jangka panjang
  3. keputusan eksternal jangka pendek
  4. keputusan eksternal jangka panjang

Keputusan internal jangka pendek, biasamya menyangkut masalah masalah yang berkaitan dengan kegiatan rutin/operasional, seperti pembelian bahan baku penentuan jadwal produksi.

Keputusan internal jangka panjang, adalah keputusan keputusan yang berkaitan dengan permasalahan organisasional, seperti perombakan struktur organisasi, perubahan departemen.

Keputusan eksternal jangka pendek, berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak atau berhubungan dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relatif pendek. Misalnya mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus.

Keputusan eksternal jangka panjang,berkaitan dengan semua persoalnya yang berdampak atau berhubungan dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relatif panjang seperti merger dengan perusahaan lain ini biasanyan bersifat strategis.

C. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan

Guna memudahkan pengambilan keputusan maka perlu dibuat tahap-tahap yang bisa mendorong kepada terciptanya keputusan yang di inginkan. Adapun tahap-tahap tersebut adalah :

  1. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang atau mudah dimengerti.
  2. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali. 
  3. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan lembaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.
  4. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai.
  5. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya. 

D. Tipe-Tipe Masalah dan Pemecahannya

Masalah

Masalah merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi kebijakan. 

Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:

1. Masalah Sederhana (Simple Problem)

Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan mendalam.

Pemecahan masalah dilakukan secara individual. Teknik yang biasa digunakan, dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya

2. Masalah Rumit (Complex Problem)

Ciri dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.

Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya. Jenis dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur problems) dan masalah yang tidak terstruktur (unstructured problems).

-    Masalah yang Terstruktur

Merupakan masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode, prosedur, atau program tetap.

-    Masalah yang tidak Terstruktur

    Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan keputusannya adalah, relatif lebih sulid dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan keputusan yang bersifat non-programmed decision-making.

Pendefinisian Masalah

Setelah mengenal jenis masalah tersebut, maka akan dilakukan pendefinisian masalah. Dimana di dalam masalah tersebut terdapat komponen-komponen diantaranya, tantangan, tujuan dan peluang. Berikut cara pendefinisian masalah yang baik:

  • Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi.
  • Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
  • Masalah harus dinyatakan secara eksplisit atau tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
  • Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar.

Penyelesain Masalah 

Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks diantara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah di devinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju. Berikut beberapa teknik pemecahan masalah:

1. Curahan Pendapat (Brainstorming) dan Konsensus.

 Suatu metode untuk menghasilkan ide gagasan yang banyak mengenai topik tertentu secara kreatif dan efisien. Penyampaian ide-ide dilakukan melalui proses yang bebas dari penilaian dan kritik.

Prosesnya:

  • Topik atau masalah dirumuskan dan ditulis dengan jelas
  • Tiap anggota tim secara bergantian memberikan idenya. Tak ada penilaian atau kritik
  • Begitu ide disampaikan ditulis pada kertas flipchart atau papan tulis dengan huruf yang dapat dibaca.
  • Demikian proses penyampaian ide terus berlangsung sampai ide tersebut habis.
  • Jika diperlukan, lakukan klarifikasi, penyederhanaan dan kombinasi.

Keunggulan Brainstorming:

  • Adanya spektrum pengetahuan yang lebih luas.
  • Pencarian alternatif keputusan lebih luas & variatif.
  • Adanya kerangka pandangan / perspektif yang lebih lebar.
  • Resiko keputusan ditanggung kelompok.
  • Karena keputusan kelompok, setiap individu termotivasi untuk melaksanakan (shared value ) .
  • Dapat terwujudnya kreativitas & inovasi yang lebih luas, karena adanya berbagai pandangan.


Kelemahan Brainstorming

  • Memakan waktu dan biaya lebih.
  • Efisiensi pengambilan keputusan menurun.
  • Keputusan kelompok dapat merupakan kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
  • Bila ada anggota yang dominan, keputusan bukan mencerminkan keinginan kelompok.

2.      Konsensus

Ide pokok dari konsensus adalah, kesepakatan tentang masalah dan cara pemecahan. Sangat efektif digunakan jika mereka yang terlibat memiliki pengetahuan yang relatif sama.

Penggunaan Kriteria dan Pembobotan

Metode yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi & memilih alternatif keputusan terbaik. Digunakan kriteria dan bobot dengan angka-angka (skoring).

Manfaatnya, dapat mengurangi subyektivitas sehingga penilaian dapat menjadi lebih obyektif, serta dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti pemilihan alternatif proyek, pemilihan pegawai teladan dsb.

Teknik Moderasi (Moderation Technique)

Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah pengakhiran atau pemutusan dari suatu proses pemikiran untuk menjawab suatu pertanyaan, khususnya mengenai suatu masalah atau problem.

Pengambilan keputusan merupakan proses pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan dan penganalisaan data dan informasi, pengembangan dan pemilihan alternatif, serta pelaksanaan tindakan yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan yang belum memuaskan.

Keputusan lahir dari suatu proses yang rumit, diskusi intensif, berpikir bersama, dan brain storming mendalam dengan analisis yang tajam, multi dimensional atau interdisipliner

E. Gaya Pengambilan Keputusan

Secara umum, setiap orang berbeda sepanjang dua dimensi. Pertama adalah cara mereka berfikir. Sebagian orang logis dan sebagian rasional. Mereka mengelola informasi secara berurutan Sebaliknya, sebagian orang intuitif dan kreatif, mereka memandang suatu hal sebagian yang utuh. Dimensi lainnya menuju toleransi akan ketidakjelasan dari seorang. Sebagian orang memiliki kebutuhan untuk menyusun informasi dengan cara lainnya mampu mengelola banyak pemikiran pada waktu yang bersama.

Dari dua dimensi ini akan terbetuk empat gaya pengambilan, yaitu :

1. Gaya perintah

Memiliki toleransi yang rendah terhadap ketidakjelasan para pengambil keputusan dan mencari rasionalitas, gaya perintah membuat, keputusan dengan cepat, dan mereka fokus pada jangka pendek.

2. Gaya analitis

Memiliki toleransi yang tahu lebih besar terhadap ketidakpastian dari pada para pengambil keputusan pemerintah, pengambilan keputusan yang hati-hati dengan kemampuan untuk mendapatkan atau mengatasi situasi-situasi baru

3. Gaya konseptual

Cenderung sangat luas dalam pandangan mereka dan mempertimbangkan banyak alternatif. Fokus mereka adalah jangka panjang, dan mereka sangat baik dalam menemukan solusi kreatif terhadap suatu masalah.

4. Gaya perilaku

Mencirikan pengambilan keputusan yang bekerja baik dengan orang lain, mereka memperhatikan pencapaian dari rekan kerja dan bawahan. mereka mudah menerima saran dari orang lain dari sangat menyadarkan pada pertemuan untuk komunikasi.

F. Model Pengambilan Keputusan

Salah satu model penyesuaian masalah yang cukup menarik ialah model osborn-parnes, lazim disebut osbron-parnes creative solving (Van Gundy, 1987) atau disingkat “Model CPS”. 

Model ini diciptakan pertama kali oleh Alex F.Bron tahun 1953, kemudian disempurnakan oleh Sidney  J.Parnes tahun 1996 dengan menggabungkan pemikiran analitik dan intutif dalam usaha menyelesaikan masalah yang salah. Model ini tetap untuk menyelesaikan masalah yang rumit, ill-strucured problems, dan karna itu sering dipakai dalam kelompok dengan memakai enam langkah yaitu objective-finding ,fact-finding, problem-finding, idea finding solution-finding, dan acceptance-finding yang akan kami jelaskan di bawah ini.

1. Objective finding:

Tahap awal ini adalah tahap mencari dan menemukan sasaran. Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang situasi sehingga bisa menampilkan beberapa bidang hasil yang bisa diperoleh nantinya. Sekaligus memprediksi rintangan-rintangan yang mungkin akan dihadapi dalam menyelesaikan masalah itu. Selain itu mempertimbangkan apa kira-kira yang dapat dilakukan dan sejauh mana dapat berpengaruh terhadap masalah tersebut. Dicari juga tantangan dan peluang apa yang bisa timbul. Bidang sasran ini kemudian dipersempit, lalu dipilih yang paling tinggi prioritasnya.

2. Fact-finding:

Langkah ini merupakan langkah mencari dan menemukan fakta, dimasuk kan untuk meningkatkan pemahaman tentang bidang sasaran. Kumpulkan data yang relevan dengan situasi masalah itu, lalu pilih data yang paling penting. Kemudian, tampilkan defenisi masalah yang masih tentatif. Inti pertanyaan yang perlu dijawab ialah 6-A, yaitu Apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana (5-W,1H yaitu what,who,where,when,dan how).

3. Problem-fiding:

Dengan bantuan dari langkah pertama dan kedua maka tahap mencari dan menemukan masalah akan membantu menemukan masalah yang sebenarnya, tahap ini akan menampilkan masalah yang terpenting pada suatu saat tertentu. Dengan begitu perumusan masalah dapat dibuat. Pertanyaan kunci yang perlu dijawab adalah dengan cara bagaimana?

4. Idea-fiding:

Metode ini, mencari dan menemukan ide menggunakan teknik brain stroming (sumbang suara) atau brain writing (sumbangan ide tertulis). Sumbangan saran menggunakan pendekatan terstruktur dan tidak terstrukur. Pendekatan tidak terstrukrur apabila ide yang ditampilkan tidak mengikuti aturan sumbangan saran yang telah disebut “brainstroming yang formal” inti dari teknik ini adalah masing-masing pihak dalam kelompok menyampaikan idenya secara lisan tanpa diselingi komentar dari pihak lain.

Sementara, dalam teknik brainwriting masing-masing pihak menyampaikaan idenya secara tertulis. Ide itu dapat bersifat individu, disebut nominal branwriting. Dalam hal ide muncul dari kelompok yang lebih kecil (beberapa orang), teknik ini disebut interacting branwriting.

5. Solution-fiding:

Tahap ini adalah tahap mencari dan menemukan penyelesaian, menampilkan semua kriteria yang dapat dipikirkan, kemudian memilih yang terbaik diantaranya. Kriteria yang terpilih itu digunakan sebagai standar dalam memilih ide terbaik. Ide terbaik itu dapat dipakai untuk melakukan penyelesaian terbaik pula.

6. Acceptance-fiding:

Sebelum penyelesaiannya tadi dapat diimplementasikan, perlu dipikirkan rintangan yang mungkin timbul. Dilihat mana diantara rintangan itu yang berarti, yang paling sulit, kemudian pusatkan perhatian pada rintangan tersebut. Barulah masuk ke dalam langkah terakhir, tingkah, tingkat atau tahap pimpinan dapat menerima penyelesaian itu.

G. Pengambilan Keputusan Individu dan Kelompok

Keputusan atau Desisi yang kita ambil dapat berada dalam berbagai kerangka pikiran dan daya upaya, tergantung dari sifat serta kedudukan masalah atau problem yang dihadapi dan harus ditangani.

Demikianlah, maka pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam :

  1. Kerangka Perorangan Pribadi, keputusan diambil menghadapi masalah pribadi, dan untuk tujuan pribadi.
  2. Kerangka Perorangan Kelompok, artinya diambil secara perorangan terhadap masalah yang akan menyangkut kelompok (misalnya: sebagai kepala keluarga, kepala kelompok yang sedang melakukan kegiatan bersama).

 

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pengambilan keputusan banyak pemahaman menurut pakarnya masing-masing dan juga menurut tempat berserta kepentingannya masing-masing. Pengambilan keputusan ini sangat diperlukan dalam melakukan suatu usaha untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan baik itu secara individu maupun kelompok, pengambilan keputusan harus betul-betul valid dalam melakukan sesuatu tindakan dalam suatu bisnis guna untuk kelancaran bisnis.

B. Saran

Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami.

Oleh karena itu, Kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Daihani, Ddan Umar. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Fahmi, Irham. 2016. Teori dan Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

J. Salusu. 2006. Pengambilan keputusan Strategik Untuk Oeganisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Grasindo. Jakarta.

Atmosudirdjo, Prof. Dr. Mr. S. Prajudi. 1982. Beberapa Pandangan Umum Pengambilan Keputusan, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Terimakasih telah membaca Makalah Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan semoga makalah ini bermanfaat bagi anda.