Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ekosistem Padang Lamun Seagrass


Ekosistem Padang Lamun (Seagrass) 

Kesimpulan setelah melakukan riset sederhana praktikum lamun

Pengertian Lamun (Seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup dan tumbuh di laut dangkal, mempunyai akar, rimpang (rhizome), daun, bunga dan buah dan berkembang biak secara generatif (penyerbukan bunga) dan vegetatif (pertumbuhan tunas)

Ekosistem Padang Lamun

 

Sedangkan pengertian Padang lamun adalah hamparan lamun yang terbentuk oleh satu jenis lamun (vegetasi tunggal) dan atau lebih dari 1 jenis lamun (vegetasi campuran). Ekosistem lamun merupakan salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai bebrapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Biomassa padang lamun secara kasar berjumlah 700g bahan kering/m2, sedangkan produktifitasnya adalah 700g arbon/m2/hari (Kawaroe, 2005)

Metode pengambilan data lamun melalui metode line transect quadrant dimana metode ini mengacu pada metode seagrass watch (McKenzie, 2003), yang umum dipakai dalam pengamatan struktur komunitas padang lamun dan menyesuaikan keadaan daerah saat pengambilan data lamun (Purposive sampling). Penentuan jenis lamun dilakukan secara langsung dengan mengacu pada Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004. 

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem penting di laut, disamping terumbu karang dan mangrove sebagai pendukung kehidupan biota. Kerapatan jenis lamun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya  kedalaman, kecerahan, arus, air dan tipe substrat. Morfologi lamun juga berpengaruh terhadap kerapatan jenis lamun (Kiswara, 2004). 

Ekosistem Padang Lamun dibatasi oleh beberapa faktor lingkungan yaitu suhu, cahaya, salinitas, kedalaman, substrat dasar, nutrien dan pergerakan air laut (ombak, arus, pasang surut). Faktor lingkungan tersebut juga mempengaruhi kelimpahan dan kerapatan lamun pada suatu daerah, sehingga jumlah dan kelimpahan lamun akan berbeda-beda pada setiap daerah padang lamun. Berkembangnya kegiatan manusia di wilayah pesisir khususnya di perairan Pulau Karimunjawa seperti kegiatan pariwisata, pemukiman, dan aktivitas lainnya memungkinkan adanya pengaruh terhadap ekosistem lamun, sehingga diduga mengalami perubahan fisik, kelimpahan, maupun sebarannya.


Persentase penutupan lamun menggambarkan seberapa luas lamun yang menutupi suatu perairan. Menurut Kasim et al., (2013), besarnya persen penutupan lamun tidak selamanya linier dengan tingginya jumlah jenis maupun tingginya kerapatan jenis karena pengamatan penutupan yang dilihat adalah helaian daun sedangkan pada kerapatan jenis yang dilihat adalah jumlah tegakan. 

Hasil pengamatan yang didapat lokasi yang memiliki nilai persentase penutupan pada stasiun 8 di Pulau Karimun Jawa adalah sebesar 37,1 %. Besar nilai tersebut dapat dikatakan bahwa tutupan lamun pada stasiun 8  tergolong kurang kaya/ kurang sehat. Hal ini sesuai dengan kriteria status padang lamun yang tercantum dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 200 tahun 2004 yang menyatakan: 1). tutupan ≥ 60 % dinyatakan kaya/sehat, 2). tutupan 30-59,9 % dinyatakan kurang kaya/kurang sehat, 3). tutupan < 29,9 % dinyatakan miskin.

Suhu perairan di tiga titik smapel pengamatan dapat dikatakan baik untuk pertumbuhan lamun, sebagaimana dikatakan Nybakken (1992), bahwa kisaran suhu optimal bagi perkembangan jenis lamun adalah 28°-30°C, sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25°-35°C dan pada saat cahaya penuh. 

Kemampuan proses fotosintesis akan menurun dengan tajam apabila suhu perairan berada di luar kisaran tersebut. Dahuri (2003) menyatakan bahwa kecepatan arus perairan berpengaruh terhadap produktivitas padang lamun. Arus dengan kecepatan 0,5 m/s mampu mendukung pertumbuhan lamun dengan baik. Arus juga sangat penting bagi padang lamun yang berfungsi untuk membersihkan endapan atau partikel-partikel pasir berlumpur yang menempel. Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal. 

Menurut Putri (2004), jenis lamun akan ditemukan berbeda berdasarkan kedalaman perairan. Selain itu kedalaman mempunyai hubungan yang erat dengan stratifikasi suhu, penetrasi cahaya, serta zat-zat hara. Hal ini sependapat dengan pernyataan Hutabarat dan Evans (1985), kedalaman suatu perairan sangat erat hubungannya dengan penetrasi cahaya matahari ke dalam kolom air yang digunakan oleh tumbuhan berklorofil untuk fotosintesis. Tumbuhan – tumbuhan tersebut tidak dapat hidup terus menerus tanpa adanya cahaya matahari yang cukup.

Kesimpulan Ekosistem Padang Lamun

1. Rata-rata penutupan padang lamun di Pulau Karimun Jawa adalah 37,1 % tergolong jarang dan termasuk dalam kondisi yang kurang sehat.

2. Dominansi jenis lamun pada stasiun 8 di Pulau Karimun Jawa adalah jenis T. hemprichii dengan persentase penutupan per jenis masing-masing 35,1 % . Jenis lain yang juga ditemukan namun dalam jumlah sedikit adalah Cymodocea serrulata dan Enhalus acoroides dengan persentase penutupan 1,3 % dan 0,5 %.

3. Nilai rata-rata kerapatan lamun pada stasiun 8 di Pulau Karimun Jawa adalah 10,4 %. Sedangkan nilai rata-rata kerapatan lamun perjanis yang diperoleh pada jenis T. Hemprichii,  Cymodocea serrulata dan Enhalus acoroides adalah 9,7 %, 0,3 % dan 0,2 %.

4. Ekosistem padang lamun dibatasi oleh beberapa faktor lingkungan yaitu suhu, cahaya, salinitas, kedalaman, substrat dasar, nutrien dan pergerakan air laut (ombak, arus, pasang surut).


Sumber referensi

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kiswara, W. 2004. Kondisi Padang Lamun (seagrass) di Teluk Banten 1998 – 2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia, Jakarta.

Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. UI-Press, Jakarta