Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Pengertian Ayat dan Mengapa Ayat Harus Di Urutkan

Makalah Pengertian Ayat dan Mengapa Ayat Harus Di Urutkan

apa tujuan ayat di urutkan

 

Oleh : Nizam Al Ghifari

 

Kata Pengantar

 

Segala puji hanya milik Allah dan hanya kepada Nya kita kembali dan hanya atas izin Nya lah makalah yag berjudul pengertian ayat dan mengapa ayat harus diurutkan ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada baginda Nabi agung Muhammad SAW, manusia luar biasa yang selalu kita nanti nantikan syafaat nya kelak di hari akhir.

Makalah ini masih jauh dari sempurna maka dari itu saran dan kritik dari semua pembaca akan sangat kami harapkan

Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan bagi kita semua.


                                                                                                     

 BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Al-Qur`an sebagai pedoman hidup yang pertama bagi ummat Islam yang bagi kaum Muslimin adalah kalamu-Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad melalui perantaraan Jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Kitab suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang berada di luar kemampuan apapun. Dimana Ayat-ayatnya telah berintraksi dengan budaya dan perkembangan masyarakat yang dijumpainya. Kendati demikian, nilai-nilai yang diamanahkannya dapat diterapkan pada setiap situasi dan kondisi. 

Dan kandungan pesan Ilahi yang disampaikan Nabi pada permulaan abad ke-7 itu, telah meletakkan baik untuk kehidupan individual dan sosial kaum mulimin dalam segala aspeknya. Bahkan, masyarakat muslim mangawali eksistensinya dan memperoleh kekuatan hidup dengan merespon dakwah Al-Qur`an, itulah sebabnya, Al-Qur`an berada tepat di jantung kepercayaan muslim. Lanjut dari pada itu setidaknya 

Al-Qur`an dapat difungsikan oleh Manusia di bumi ini, sebagai sumber ajaran dan bukti kebenaran kerasulan Muhammad saw. dimana Al-Qur`an memberikan berbagai norma keagamaan sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang merupakan akhir dari perjalanan hidup meraka. Sebagai kitab suci al-Qur`an, sejak pewahyuannya hingga kini, telah mengarungi sejarah panjang selama empat belas abad lebih.


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari permasalahan di atas adalah:

  1. Apa itu pengertian ayat?
  2. Bagaimana cara mengetahui ayat?
  3. Mengapa ayat harus diurutkan?

 

1.3 Tujuan penulisan

Setelah mempelajari materi yang ada dalam makalah ini, secara khusus pembaca diharapkan dapat mengetahui tentang :

1.    Apa pengertian ayat
2.    Bagaimana cara mengetahui ayat
3.    Mengapa ayat diurutkan


BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Ayat

Ayat dapat diartikan dalam banyak makna, Diantaranya adalah mukjizat, tanda atau alamat pelajaran atau peringatan suatu hal yang mentakjubkan kelompok atau kumpulan dan bukti, secara istilah ayat diartikan sebagai sejumlah kalam allah yang terdapat dalam suatu surat Al-Qur’an.

Pengertian ayat berdasarkan Al Quran 

Adapun ayat Al quran yang menjelaskan mengenai pengertian ayat adalah sebagai berikut :

a.    Mukjizat, sebagaimana firman Allah SWT :
tanyakanlah kepada Bani Israil: berapa banyaknya mukjizat yang nyata. (QS. Al-Baqarah: 211)

b.    Tanda, sebagaimana firman Allah SWT:
Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya tabut kepadamu, didalamnya terdapat keterangan dari tuhanmu. (QS. Al-Baqarah: 248)

c.    Pelajaran atau ibrah, sebagaimana firman Allah SWT:
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 67)

d.    Hal yang mengagumkan, sebagaimana firman Allah SWT:
Dan kami telah menjadikan isa putra maryam beserta ibunya suatu hal yang mengagumkan. (QS. Al-Mukminun:50)

e.    Golongan, sebagaimana perkataan mereka:
    Suatu kaum keluar bersama kelompok mereka. Maksudnya, tak satu pun mereka tinggal.

f.    Bukti dan dalil, sebagaimana firman Allah SWT:
Dan di antara bukti dan dalil (kekuasaan-nya) ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. (QS. Ar-Rum)

Maksudnya, bahwa di antara bukti wujud dan kekuasaan Allah SWT. Serta bersifatan-nya dengan kesempurnaan adalah menciptakan langit dan bumi, keragamaan warna kulit.


B. Cara Mengetahui dan menghitung Ayat

Cara mengetahui ayat hanyalah dengan “taufiq” dari syar’i’, karena qiyas dan ra’yu tidak memiliki di dalamnya. Ia semata – mata merupakan pengajaran dan bimbingan. para ulama menghitung المص satu ayat, tetapi mereka tidak menghitung المر satu ayat. mereka juga menghitung يس satu ayat,tetapi mereka tidak menghitung طس dua ayat. Demikian pula mereka menghitung عسق حم tetapi mereka tidak menghitung كهيعسق dua ayat,padahal serupa. Hal ini pun disepakati oleh beberapa ulama.


 Pendapat jumhur ulama (mayoritas) ini ada dua aliran yakni:


a.    Aliran Kufah (kota di Iraq)

Adalah aliran yang menghitung  fawatihus suwar (huruf-huruf Hijaiyah yang terdapat pada permulaan surat) satu ayat,kecuali حم عسق dihitung dua ayat.sedang fawatihus suwar yang ada    yakni : المر dan الر serta yang terdiri dari satu huruf,seperti Ù‚,ص,Ù† tidak dihitung satu ayat.


b.    Aliran non kufah 

Adalah aliran  yang tidak menghitung semua fatihus suwar sebagai satu ayat.

Di antara hadis-hadis nabi yang menunjukkan,bahwa mengetahui (menentukan) ayat-ayat al-Quran adalah berdasarkan tauqifi, yaitu hadis nabi yang menyebutkan:

“Bahwasanya surat al-fatihah  itu tujuh ayatnya,sedang surat al-Mulk 30 ayatnya.”
Hadis ini dikemukakan oleh Ibnul Arabi.

Pendapat lainnya juga menyatakan bahwa, Diantara dalil yang menunjukkan bahwa hal itu tauqifi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad didalam kitab Musnad-nya melalui jalan periwayatan ‘Ashim bin Abi an-Najd, dari Zir, dari Ibn Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW. Telah membacakan surat kepadaku dari ats-Tsalaatsii, dari ahli aali (Haa miim). Ibnu Mas’ud  berkata, ‘Yaitu surat al-Ahqaf’. Dan dahulu jika ada surat yang ayatnya lebih dari tiga puluh dinamakan ats-Tsalaatsiin ” (al-Hadits). 

Menurut salah satu pendapat Imam Shuyuthi Dan ulama lainnya juga berpendapat, bahwa mengetahui (menentukan) ayat al-Quran itu sebagian berdasarkan tauqifi dan sebagian berdasarkan qiyasi (ijtihad). Sebab ketentuan suatu ayat itu terletak pada fashilahnya. Selain itu adapun lafal-lafal yang kadang-kadang Nabi membacanya secara waqf dan ada kalanya nabi membacanya secara washal, maka dalam hal ini beberapa kemungkinan,yaitu:
Pertama: 

Kalau nabi membaca lafal secara waqaf , maka hal itu dimungkinkan untuk
1.  menunjukkan bahwa lafal itu menjadi fashilah (akhir dari suatu ayat)
2.  sekedar untuk berisrtirahat sejenak

Kedua: Kalau nabi membacanya secara washal maka itu dimaksudkan untuk :
1. menunjukkan bahwa lafal itu bukan fasshilah.
2. Nabi membacanya secara washal karena nabu sudah mengetaui bahwa umat islam (sahabat(telah tau lafal itu menjadi fashilah

C.   Jumlah Ayat Al – Qur’an 

Abu Abdillah al-Muslihi dalam syarah qasidahnya, Dzatur Rasyd fil ‘Adad, mengatakan, “Ulama Madinah, Makkah, Syam, Basrah, dan Kuffah telah berbeda pendapat tentang jumlah ayat-ayat al-Quran ini.”

Sebab timbulnya selisih bilangan ayat-ayat al-Quran di kalangan ulama adalah karena persoalan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwasannya Nabi yang semula membaca waqaf pada akhir dari tiap-tiap ayat untuk menunjukkan kepada para sahabat, bahwa lafal yang dibaca waqaf adalah fashilah. 

Sehingga apabila mereka telah tahu kebenarannya fashilah tersebut, kemudian Nabi membacanya washl dengan ayat sesudahnya, dengan maksud menyempurnakan maknanya, maka timbullah dugaan yang belum tahu maksud Nabi tersebut, bahwasannya lafal yang dibaca waqaf oleh Nabi itu bukan fashilah, lalu orang itu membacanya washal dengan ayat sesudahnya dan menganggap seluruhnya satu ayat, begitupun sebaliknya.

Sehingga para ulama yang telah menghitung jumlah ayat-ayat al-Quran setelah sepakat menetapkan 6.200 lebih ayatnya. Artinya lebihnya inilah yang masih berbeda di kalangan ulama.

Menurut perhitungan ulama Madinah lebihnya 17 ayat, sehingga menjadi 6.217 ayat. Nafi’ juga sependapat dengan ini. Tetapi menurut perhitungan ulama Madinah lebihnya 14 ayat menurut Syaibah atau lebih 10 ayat menurut Abu Ja’far

Sedangkan meurut ulama Makkah lebihnya 20 ayat, berdasarkan pada riwayat Ibnu Katsir, dan menurut perhitungan ulama Basrah 5 ayat menurut ‘Ashim, sedang menurut perhitungan ulama Kuffah tambahnnya 36 ayat menurut riwayat Hamzah, dan menurut perhitungan ulama Syiria lebihnya 26 ayat berdasarkan riwayat Yahya bin al-Harits 

 

D. Faedah Mengetahui Ayat 

 Manfaat atau fungsi mengetahui ayat al quran ada banyak sekali, di antaranya adalah:

a.  Mengetahui bahwa tiga ayat pendek merupakan mukjizat bagi Nabi SAW.yang sepadan adalah satu ayat panjang yang sebanding dengan tiga ayat pendek tersebut. 

Alasannya adalah bahwa Allah SWT. Menyatakan tantangan dengan satu surat.

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al – Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami. (Muhammad). Buat satu surat (saja) yang semisal Al – Qur’an itu.

b. Kebaikan waqaf pada setiap ujung ayat bagi orang yang berpendapat bahwa waqaf pada fashilah – fashilah hukumnya sunnah.

c. Sahnya sejumlah ayat di dalam shalat dan khutbah.

E. Urutan Ayat Al – Qur’an

Ijmak ulama mengatakan bahwa urutan ayat-ayat Al-Quran di dalam surah-surahnya bersifat tauqifi dengan perintah Rasulullah saw.. Hal ini tidak bisa lagi diperdebatkan.

Ada banyak teks yang menjelaskan akan hal itu, diantaranya hadis riwayat Imam Ahmad dengan sanad hasan, dari Utsman bin Ibnu Abu al-Ash, ia berkata: Aku pernah duduk di hadapan Rasulullah saw., lantas tiba-tiba datang seorang lelaki dengan ontanya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Jibril mendatangiku dan memerintahkan untuk meletakkan ayat ini di tempat ini dalam surah ini (…sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan ihsan…). Diantaranya juga riwayat yang menjelaskan tentang bacaan Rasulullah saw. terhadap beberapa surah, seperti surah al-Baqarah, Ali ‘Imran, an-Nisa dan lainnya di dalam shalat. Dan para sahabat tidak pernah menyelisihi urutan surah dalam Al-Quran sebagaimana yang pernah mereka dengar dari Rasulullah saw.. Dan fakta ini sudah sampai deraja mutawatir 

Pengertian surat ditinjau dari sisi etimologi adalah manzilah atau kedudukan. Dan surat secara terminologi berarti sejumlah ayat Al-Qur’an yang mempunyai permulaan dan kesudahan.

Adapun pembagian surat yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an dibagi menjadi 114 bab yang disebut "surah". "Surah" itu diatur berdasar panjangnya, dari yang terpanjang sampai yang terpendek, kecuali yang pertama (Surah Al-Fatihah), yang disebut "Pembukaan".

 

BAB III

PENUTUP


1. Kesimpulan 

a. Tertib atau urutan ayat-ayat dalam Al-Qur’an adalah tauqifi dari nabi, antara lain Terdapat sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan beberapa ayat dari surah-surah.

b. Tertib atau urutan surah-surah dalam al-qur’an terdapat 3 kelompok pendapat ulama yaitu : Tauqifi  dan ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana diberitahukan oleh Malaikat Jibril kepadanya atas perintah Allah. Ijtihad para sahabat,. Dan Sebagian surat tertibnya bersifat tauqifi dan sebagian lainnya berdasarkan ijtihad para sahabat.

c. As-Suyuthi mengatakan tertib susunan surah Al-Qur’an itu tauqifi kecuali surah Al-Anfal dan At-Taubah. 

 

2.  Saran

 Demikian makalah ini dibuat, apabila dalam makalah ini ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaafkan. Karena penulis hanyalah manusia yang penuh salah dan lupa. Penulis mengharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

 

Terimakasih telah membaca Makalah Pengertian Ayat dan Mengapa Ayat Harus Di Urutkan semoga dalam kehidupan kita selalu di berkahi dengan Al Quran. amin

 

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Syeikh. Adzim, Abdul. Zargani – Al.manahil-al-‘urfan-fi’ulumal-qur’an :Jakarta /gaya media pratama

Demikian Makalah Pengertian Ayat dan Mengapa Ayat Harus Di Urutkan semoga makalah singkat ini bisa bermanfaat bagi anda, terimakasih telah berkunjung ke pintu dunia, silahkan cari di kolom pencarian web ini untuk mencari makalah yang lain nya.