Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Eksternalitas dan Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas

 Makalah Eksternalitas dan Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Kesejahteraan

gambar

BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan antara aktifitas satu dengan aktivitas lainnya. Keterkaitan ini akan membuat kegiatan – kegiatan perekonomian berjalan dengan lancar apabila kegiatan tersebut dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar disebut eksternalitas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas merupakan efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi yaitu berupa dampak positif (positive external effects, external economic) maupun dampak negatif (negative external effects, external diseconomic).  Dampak yang positif misalnya seseorang yang membangun sesuatu pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi tersebut.  Sedangkan dampak negatif misalnya polusi udara, air dan suara.  Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externalities) yang muncul ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh meningkatnya harga.  Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut akan melonjak tinggi.  Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak eksternal yang negatif terhadap konsumen lain yang ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut.

Dalam contoh di atas dampak tersebut dalam perubahan harga tanah, dimana kesejahteraan masyarakat berubah tetapi perubahan itu akan kembali ke keadaan keseimbangan karena setiap barang akan menyamakan rasio harga-harga barang dengan marginal rate of substitution (MRS).  Jadi, suatu fakta bahwa tindakan seseorang dapat mempengaruhi orang lain tidaklah berarti adanya kegagalan pasar selama pengaruh tersebut tercermin dalam harga-harga sehingga tidak terjadi ketidakefisienan dalam perekonomian. 

 

1.2. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan eksternalitas ?
  2. Bagaimana dampak dari eksternalitas ?
  3. Apa saja faktor-faktor penyebab eksternalitas ?
  4. Bagaimana cara memperbaiki alokasi sumber-sumber ekonomi ?

1.3. Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengetahui pengertian dari eksternalitas.
  2. Untuk mengetahui dampak dari eksternalitas.
  3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab eksternalitas.
  4. Untuk mengetahui cara memperbaiki alokasi sumber-sumber ekonomi.

 

BAB II

PEMBAHASAN


A. Pengertian Eksternalitas

Pendapat dari N.Gregory Mankiw, Dalam buku nya yang berjudul prinsiple economics edisi 3 disebutkan bahwa pengertian eksternalitas yaitu dampak-dampak tidak terkompensasi dari tindakan seseorang terhadap kesejahteraan orang lain yang terlibat. 

Eksternalitas (externality) muncul ketika seseorang terlibat dalam kegiatan mempengaruhi kesejahteraan orang lain yang tidak membayar atau menerima kompensasi atas dampak tersebut. Jika dampaknya bagi orang baik disebut Eksternalitas positif, jika dampaknya buruk maka dinamakan Eksternalitas negatif. 

Ditengah keberdaan eksternalitas kepentingan dalam suatu hasil pasar akan melampui kesejahteraan pembeli dan penjual yang berpartisipasi dalam pasar dan kepentingan masyarakat juga akan meliputi kesejahteraan orang-orang lain yang terkena dampak nya secara tidak langsung. 

Eksternalitas hadir dalam beragam bentuk sebagaimana juga kebijakan yang dibuat untuk mengatasi kegagalan pasarnya, contohnya adalah emisi gas buang dari kendaraan bermotor adalah eksternalitas negatif karena menciptakan asap yang mau tak mau terhirup orang lain, bangunan-bangunan bersejarah yang direnovasi dan dipelihara merupakan suatu eksternalitas positif karena orang-orang yang mengunjungi atau melewatinya dapat menikmati keindahan bangunan-bangunan tersebut.

Secara sederhana pengertian Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar. sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien

Definisi Eksternalitas yang lain nya adalah biaya yang harus ditanggung atau manfaat tidak langsung yang diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas ekonomi. Eksternalitas sering disinggung ketika muncul dampak negatif dari suatu aktivitas ekonomi. 

Contoh eksternalitas yaitu pencemaran udara yang mengganggu kesehatan dan lingkungan dan semua itu harus ditanggung oleh masyarakat sendiri. 

Contoh eksternalitas yang positif yaitu individu yang alergi terhadap imunisasi diuntungkan oleh masyarakat yang telah diimunisasi karena penyebaran penyakit tidak sampai ke individu tersebut. 

Kredit karbon adalah salah satu mekanisme pembayaran atau mengambil keuntungan dari faktor eksternalitas. Jika eksternalitas telah jelas terlihat, maka pelaku aktivitas ekonomi dapat diberikan pilihan atau diwajibkan untuk membayar dampak tersebut atau mengklaim keuntungan yang telah diberikannya melalui undang-undang yang berlaku. Atau pelaku aktivitas ekonomi dapat mengubah produk atau metode produksinya untuk meminimalisir dampak negatif eksternal.

Eksternalitas merupakan suatu dampak yang harus diterima oleh suatu pelaku ekonomi karena kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi lainya dengan tanpa adanya kompensasi. Sehingga saat produsen melakukan kegiatan ekonomi dan menimbulkan dampak terhadap pihak lain dengan tidak memberikan kompensasi apapun, maka telah terjadi eksternalitas produsen.

B. Dampak Eksternalitas

Dilihat dari dampaknya eksternalisasi dapat di bagi menjadi 2 yaitu;

a). Eksternalitas positif

Eksternalitas positif yaitu dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya konvensasi dari pihak yang di untungkan.

b). Eksternalitas negatif

Eksternalitas negatif yaitu dampak yang merugikan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya konvensasi dari pihak yang dirugikan.

Eksternalitas itu juga dapat terjadi dari empat interaksi ekonomi sebagai berikut:

1. Dampak suatu produsen terhadap produsen lain (effects of producer on other produceres).

Suatu kegiatan produksi di katakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika kegiatan nya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi produksi dari produksi lain. Contoh: perusahaan yang menghasilkan limbah kealiran sungai dan semacamnya, sehingga ikan terganggu dan merugikan produsen lain yakni para nelayan.

2. Dampak produsen terhadap konsumen(effects of producer on consumeres).

Suatu produsen di katakan mempunyai eksternal terhadap konsumen, jika aktivitas nya merubah atau menggeser fungsi rumah tangga. Contoh : polusi udara suatu perusahaan yang mengakibatkan kepuasan konsumen terhadap pemanfatan daerah-daerah rekreasi berkurang.

3. Dampak konsumen terhadap konsumen lain ( effects of  consumeres on consumeres).

Suatu dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok tertentu mempengaruhi atau mengganggu konsumen lain. Contoh : asap rokok seseorang terhadap orang yang ada disekitarnya yang tidak merokok.

4. Dampak konsumen terhadap produsen ( effects of consumeres on producer)

Suatu dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen. Contoh: limbah rumah tangga yang mencemari aliran sungai sehingga merugikan para nelayan.

Dalam buku teori mikro ekonomi edisi ke lima karangan walter nicholson, eksternalisasi di bagi menjadi berbagai jenis yaitu:

Jenis jenis eksternalitas

a).  Eksternalitas antar perusahaan

Untuk mengilustrasikan masalah eksternalitas dalam bentuk yang paling sederhana,pertimbangkan dua perusahaan satu memproduksi barang  X  dan lainnya memproduksi barang  Y  dimana perusahaan hanya menggunakan satu masukan yaitu tenaga kerja .produksi barang Y dikatakan memiliki pengaruh eksternal terhadap produksi  X  jika keluaran  X  tidak hanya bergantung pada jumlah tenaga kerja yang dipilih oleh perusahaan  X  tetapi juga oleh tingkat dimana produksi  Y  dilakukan secara notasi fungsi produksi untuk barang  X.             

b). Eksternalitas yang menguntungkan

Hubungan diantara kedua perusahaan dapat menguntungkan sebagian contoh tentang eksternalitas positif seperti itu berhubungan dengan pertanian kemungkinan contoh yang paling terkenal yng diajukan oleh J.Meade melibatkan dua perusahaan satu memproduksi madu dan yang lain memproduksi apel.dalam kasus persaingan sempurna yang biasa,kegiatan produksi dari satu perusahaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap produksi perusahaan-perusahaan lain.

c). Ekternalitas dalam utilitas

Eksternalitas dapat juga terjadi jika kegiatan-kegiatan dari seorang pelaku ekonomi secara langsung mempengaruhi utilitas seorang individu.satu jenis dari eksternalitas utilitas yang relavan dengan analisis pilihan sosial timbul ketika utilitas seorang  individu bergantung secara langsung pada utilitas orang lainnya.

d). Eksternalitas barang publik

Barang-barang yang bersifat “publik” atau “kolektif” memberikan ilustrasi spesifik  tentang jenis eleksternalitas yang akan menjadi analisis kita dalam paruh kedua bab ini.karakteristik yang khas dari barang-barang ini adalah barang ini tidak bersifat eksklusif yaitu setelah barang tersebut diproduksi (baik oleh pemerintah oleh badan swasta tertentu)dan barang-barang tersebut memberikan manfaat pada keseluruhan kelompok.

 

C. Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas

1) Keberadaan Barang Publik Karena sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi umum. Keadaan seperti akhirnya cendrung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan barang publik yang efisien, karena masyarakat cendrung  memberikan nilai yang lebih rendah dari yang seharusnya (undervalued).

2) Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses terbuka terhadap sumber daya tertentu  ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik di atas. Sumber-sumber daya milik  bersama, sama halnya dengan barang-barang publik, tidak ekskludabel. 

Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya, dan cuma-cuma.  Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik  bersama memiliki sifat bersaingan.  Pemanfaatannya oleh  seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.  Jadi, keberadaan sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak pemanfaatannya yang efisien.  Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus sumberdaya bersama ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang terkenal dengan  istilah tragedi barang umum (the tragedy of the commons).

3) Ketidak Sempurnaan Pasar

Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu tukar manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome).  Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempurna  (imperfect market) seperti pada kasus monopoli ( Penjual Tunggal).

4) Kegagalan Pemerintah

Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure). Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau kelompok  tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi.  Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan sebagainya.

 

D. Cara Memperbaiki Alokasi Sumber-Sumber Ekonomi

Bagaimana cara Memperbaiki Alokasi Sumber-Sumber Ekonomi? Apa saja cara Memperbaiki Alokasi Sumber-Sumber Ekonomi menurut berbagai teori?

Cara Memperbaiki Alokasi Sumber-Sumber Ekonomi adalah sebagai berikut:


1). Teorima Coase

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa adanya eksternalitas menimbulkan alokasi sumber-sumber ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan-petimbangan individu pihak yang melakukan suatu aktivitas menjadi tidak efisien. Hal ini disebabkan karena perhitungan untung-rugi oleh individu dilakukan tanpa menghiraukan dampak dari tindakannya terhadap orang lain atau masyarakat secara keseluruhan.

Coase mengemukakan bahwa masalah eksternalitas timbul karena tidak jelasnya hak pemilikan suatu barang. Misalnya ada pabrik semen yang membuang limbahnya kedalam sebuah sungai sedangkan di sebelah hilir sungai ada pabrik es yang menggunakan air sungai untuk membuat es. Tindakan pabrik semen tersebut menyebabkan pabrik es harus mengeluarkan biaya tambahan yang besarnya tergantung tingkat pencemaran air yang sungai yang disebabkan oleh tindakan pabrik semen tersebut. 

Mengapa pabrik semen membuang limbahnya kesungai? 

Ini disebabkan karena tidak adanya kejelasan mengenai siapa yang berhak atas aliran sungai, sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai merupakan barang umum yang dapat dilakukan apapun terhadapnya.

Menurut Coase, apabila pabrik es diberi hak milik atas aliran sungai tersebut maka pemilik pabrik es dapat menuntut pabrik semen untuk membayar atas tindakannya yang menyebabkan polusi air sungai. Pembayaran tersebut akan masuk ke dalam kalkulasi harga semen sehingga pabrik semen mempunyai insentif untuk tidak menimbulkan polusi terlalu banyak.

Apabila hak milik sungai diberikan pada pihak penderita polusi (pabrik es) maka pabrik semen akan membayar hak untuk membang limbah ke sungai. Pihak pabrik es bersedia memberikan hak tersebut apabila jumlah yang dibayar oleh pabrik semen lebih besar daripada MD (harga > MD). Pabrik semen bersedia membayar apabila jumlah yang dibayar lebih kecil daripada MB-PMC (harga < MB-PMC). 

Jadi dapat disimpulkan bahwa cara mengatasi masalah eksternalitas yang penting adalah ketegasan mengenai hak pemilikan, sebab dengan diketahuinya hak pemilikan secara tegas maka  mekanisme pasar akan dapat membuat alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien siapapun yang mempunyai hak milik, pihak penyebab polusi atau pihak penderita.

Teori coase mengenai eksternalitas diatas dapat dilaksanakan hanya untuk masalah-masalah dimana pihak-pihak yang terlibat jumlahnya sedikit sehingga dapat dilakukan negosiasi antara kedua belah pihak. Pada umumnya pihak yang tersangkut dalam eksternalitas jumlahnya besar. 

Misalnya pada masalah pencemaran air sungai, kenyataannya yang mencemarkan air sungai jumlahnya banyak sekali selain pabrik-pabrik juga rumah-rumah penduduk yang membuang sampah ke dalam  sungai. Untuk melaksanakan negosiasi, pemilik sungai harus mampu menghitung jumlah polusi yang dilakukan dan mengenakan denda polusi kepada setiap orang / pabrik. Selain itu pihak yang terkena akibat polusi juga banyak sekali baik pabrik maupun orang, sehingga biaya untuk mengadakan negosiasi menjadi sangat mahal. Teori coase yang sangat baik ini pada kenyataannya tidak dapat dilaksanakan dalam kenyataan sehari-hari, sehingga untuk mengatasi masalah polusi diperlukan campur tangan pemerintah.

 

2) Pajak Pigovian

Pemerintah dapat memecahkan alokasi sumber yang lebih efisien dengan mengenakan pajak kepada pihak penyebab polusi dimana pajak tersebut merupakan pajak perunit. Pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dan suatu eksternalitas negatif lazim disebut sebagai Pajak Pigovian (Pigowan tax), mengambil  nama  ekonom  pertama  yang  merumuskan  dan menganjurkannya, yakni Arthur Pigou (1877-1959).

Penerapan pajak ini diberlakukan untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh pabrik. Misalnya antara pabrik kertas dengan pabrik baja, pemerintah menerapkan pajak untuk setiap ton limbah yang mereka buang. Besar kemungkinan salah satu pabrik (misalkan pabrik kertas), lebih mampu (biayanya lebih murah) untuk menurunkan polusi dibanding pabrik lain (pabrik baja). Jika keduanya dipaksa menurunkan polusi sama rata, maka operasi pabrik baja akan terganggu. Namun melalui penerapan pajak, maka pabrik kertas akan segera mengurangi polusinya, karena hal itu lebih murah dan lebih mudah dilakukan dari pada membayar pajak, sedangkan pabrik baja, yang biaya penurunan polusinya lebih mahal, akan memilih membayar pajak saja sehingga tidak akan menimbulkan inefisiensi bagi pabrik baja. Pada dasarnya, pajak Pigovian secara langsung menetapkan harga atas hak berpolusi.

Pajak Pigovian tidaklah sama dengan pajak-pajak lain, dimana kita mengetahui bahwa pajak pada umumnya akan mendistorsikan insentif dan mendorong alokasi sumber daya menjauhi  titik  optimum  sosialnya.

Pajak  umumnya  juga menimbulkan beban baku berupa penurunan kesejahteraan ekonomis (turunnya surplus produsen dan surplus konsumen), yang nilainya lebih besar dari pada pendapatan yang diperoleh pemerintah dan pajak tersebut.

Pajak Pigovian tidak seperti  itu karena pajak ini memang khusus diterapkan untuk mengatasi masalah ekstemalitas. Akibat adanya eksternalitas, masyarakat harus memperhitungkan kesejahteraan pihak lain. Pajak Pigovian diterapkan   untuk   mengoreksi   insentif  ditengah   adanya eksternalitas, sehingga tidak seperti pajak-pajak lainnya, pajak Pigovian itu justru mendorong alokasi sumber daya mendekati titik optimum sosial. Jadi, selain memberi pendapatan tambahan pada pemerintah, pajak Pigovian ini juga meningkatkan efisiensi ekonomi.

 

3) Pemberian Subsidi

Cara lain untuk meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi karena adanya eksternalitas adalah dengan pemberian subsidi kepada pabrik. Pada parik yang menimbulkan eksternalitas negatif subsidi diberikan atas setiap unit barang produksi yang dikurangi produksinya. Apabila pabrik tidak mau mengurangi produksi, maka untuk setiap unit barang produksi berati pabrik akan kehilangan subsidi dari pemerintah, sehinggan biaya oportunitas perusahaan adalah biaya marginal ditambah subsidi yang hilang. Biaya oportunitas tersebut lebih besar dari penerimaannya, sehingga perusahaan akan mengurangi produksinya.

Pada pabrik yang menimbulkan eksternalitas positif, pemerintah dapat memberikan subsidi agar pengusaha terdorong untuk untuk memproduksi barangnya lebih banyak. Pada tingkat produksi yang lebih kecil (OQ1) dari tingkat produksi optimum (OQ0), MC (marginal cost) > PMC+subsidi sehingga pabrik tidak bersedia mengurangi produksinya tetapi akan menambah produksi. Sedangkan pada tingkat produksi optimum (OQ0) keuntungan marginal sama dengan biaya marginal ditambah subsidi, atau MB=PMC+subsidi, sehingga akan timbul keseimbangan dimana sumber-sumber ekonomi dialokasikan secara efisien.

 

4) Pemberian Hak Polusi Melalui Lelang

Inefisiensi yang timbul karena adanya eksternalitas dapat diatasi dengan cara lain yaitu dengan pemberian hak untuk menimbulkan polusi dengan lelang. Perusahaan atau pabrik yang bersedia membayar paling banyak yang diberi hak polusi pada tingkat polusi yang optimum. Keuntungan dari cara ini adalah mudah dilaksanakan dalam praktik sehari-hari. Selain itu, akan tercapai distribusi dari hak polusi yang optimal diantara para pengusaha, dalam arti pabrik yang mendapat keuntungan terbesar dalam berproduksi dan menimbulkan polusi adalah pabrik yang memperoleh hak untuk melakukan polusi.

 

5) Peraturan Untuk Mengatasi Eksternalitas

Dalam hal eksternalitas Pemerintah juga dapat mengeluarkan peraturan bagi pabrik untuk mengurangi polusi dalam jumlah tertentu, atau akan dihukum  apabila melakukan pelanggaran. Kelemahan cara ini untuk meningkatkan efisiensi pengguna sumber-sumber ekonomi adalah justru timbulnya inefisiensi apabila terdapat dua pabrik yang menimbulkan polusi. Misalnya antara pabrik baja dan kertas, jika pemerintah mewajibkan masing-masing pabrik untuk mengurangi polusi pada tingkat tertentu. Jika setiap pabrik diwajibkan untuk mengurangi polusinya dalam jumlah yang sama, padahal penurunan sama rata, bukan merupakan  cara  termurah menurunkan polusi. Ini dikarenakan kapasitas dan keperluan setiap pabrik untuk berpolusi berbeda-beda.

Mungkin pabrik kertas mampu untuk menurunkan polusi karena biaya penurunan polusinya lebih murah. Namun bagi pabrik baja penurunan polusi membutuhkan biaya yang lebih mahal sehingga akan mengganggu jalannya proses produksi. Yang berarti justru malah akan timbul adanya inefisiensi produksi.

Jadi peraturan pemerintah yang menetapkan jumlah polusi yang diperkenankan dalam jumlah yang sama untuk semua pabrik akan menyebabkan ada pabrik yang tidak optimal. Karena adanya perbedaan struktur dan biaya, tingkat polusi yang ditimbulkan dan juga struktur keuntungan antara pabrik yang satu dengan pabrik lainnya, maka jumlah polusi yang diperkenankan juga harus berbeda-beda antara pabrik-pabrik tersebut.

 

BAB III

PENUTUP

 

A. Simpulan 

Berdasarkan uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Dalam suatu kegiatan ekonomi pastinya terdapat beberapa aktivitas ekonomi yang kemungkinan dapat menimbulkan yang namanya eksternalitas. Eksternalitas itu sendiri  merupakan suatu dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh suatu pelaku ekonomi terhadap pelaku ekonomi lain. Eksternalitas sering disinggung ketika muncul dampak negatif dari suatu aktivitas ekonomi karena pada dasarnya dengan adanya eksternalitas pelaku ekonomi mendapatkan kerugian yang harus ditanggung, hal ini bisa terjadi Karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar sehingga menyebabkan eksternalitas dalam dunia perekonomian.

 

B. Saran

Sebagai penulis Makalah Eksternalitas dan Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas ini kami menyadari masih banyak kekurangan nya, maka dari itu mohon kepada pembaca semua untuk mencari lebih banyak literatur tentang cara mengatasi eksternalitas ini sehingga ke depan makalah ini bisa anda sempurnakan kembali.


Terimakasih telah membaca Makalah Eksternalitas dan Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas, semoga makalah ini bermanfaat.