Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Tentang Reproduksi Pada Tawon

 


Makalah Tentang Reproduksi Pada Tawon ini kami buat secara sederhana yang mana merupakan hasil dari laporan praktikum Tentang Reproduksi Pada Tawon Dolichopespula maculata

PENDAHULUAN

I.I Landasan Teori

Tawon termasuk kedalam ordo Himenoptera. Ordo ini termasuk ordo yang paling berguna dari seluruh kelas serangga. Ordo ini mengandung banyak sekali jenis yang berharga sebagai parasit-parasit atau pemangsa-pemangsa dari hama-hama serangga, dan ordo itu mengandung penyerbuk-penyerbuk yang paling penting dari tumbuh-tumbuhan.

Anggota-anggota yang bersayap dari ordo ini memiliki empat sayap yang tipis. Sayap-sayap belakang lebih kecil dari pada sayap-sayap depan dan mempunyai satu deret kait-kait kecil (Hamuli) pada tepi anterior mereka dengan alat itu sayap belakang menempel ke satu lipatan pada tepi posterior sayap depan.

Sayap-sayap secara relatif mengandung beberapa rangka sayap dan pada beberapa bentuk yang kecil tidak terdapat rangka-rangka sayap sama sekali. Bagian-bagian mulut bulat, tetapi kebanyakan, terutama lebah-lebah, labium dan maksillae membentuk satu struktur seperti lidah melalui alat itu makanan yang berupa cairan diambil.

Sungut-sungut biasanya mengandung biasanya mengandung sepuluh atau lebih ruas-ruas dan biasanya cukup panjang. Tarsi biasanya beruas lima. Alat perteluran biasanya bagus berkembang. Dalam beberapa hal dimodifikasi menjadi satu sangat, yang berfungsi sebagai satu organ penyerangan dan pertahanan. Karena organ penyengat berkembang secara evolusioner dari organ penyaluran, hanya betina dapat menyengat. Metamorfosis sempurna ,dan pada kebanyakan orda, larva seperti lundi atau belatung.

Kepala

Jika kepala dilihat dari muka, berbentuk segi tiga. Pada kanan kiri kepala terdapat mata majemuk. Dibagian atas kepala ada tiga buah mata biasa yang tersusun terdiri dari tiga. Mata majemuk labah jantan paling besar, yang terkecil adalah mata majemuk tawon betina. Mata ini digunakan untuk melihat jarak jauh. Mata biasa digunakan untuk melihat jarak dekat.

Ditengah kepala sebelah muka terdapat antena. Pada tawon pekerja dan tawon betina, antenanya mempunyai 11 buah cincin.

Dada

Dada tawon keras membulat, terdiri dari empat bagian. Di sebelah dalam berisi urat daging yang bekerja sama dengan urat saraf, untuk menggerakkan sayap, kaki, kepala, dan perut.

Bagian pertama adalah dada depan, terdapat kaki pertama. Dada tengah adalah bagian terbesar dari bagian dada yang membawa sepasang sayap muka dan sepasang kaki tengah. Bagian ketiga adalah dada belakang yang membawa sepasang sayap belakang dan sepasang kaki belakang. Bagian keempat ialah propodeum, ialah bagian belakang yang tidak mempunyai perpanjangan apa.

Perut

Perut tawon mempunyai 10 bagian. Tetapi dalam pertumbuhanya, satu bagian berubah menjadi dada yang dinamakan propodeum. Pada tawon betina dan tawon pekerja terlihat 6 bagian. Pada tawon jantan 7 bagian. Tiap bagian perut terduri dari 2 bagian. Bagian atas dinamakan punggung, dan bagian bawah lebih kecil dari pada bagian atas dinamakan tulang dada. Tiap bagian pinggirnya saling menutupi satu sama lain, sehingga perut dapat dikembang kempiskan ke arah memanjang dan vertikal. Hal ini dapat dilihat jelas pada waktu tawon sedang bernapas dalam-dalam.

Tawon pekerja yang masih muda, sampai umur 3 Minggu, di dalam kepalanya berkembang kelenjar makanan. Jenis makanan tempayak calon tawon pekerja berupa; tepung sari, sari madi dan madu pekerja yang berasal dari perut madu yang warnanya berubah- ubah menurut umur. Sari madu ada tiga macam, sari madu untuk tempayak muda, sari madu untuk tempayak muda dan calon tawon betina. Kalau sari madu yang kedua ini diberikan kepada tempayak yang lebih tua, tetapi waktu ia kecil ia belum menerima sari madu yang pertama, maka tempayak itu akan mati muda. Sari madu yang ketiga adalah untuk tempayak yang lebih tua. Tempayak yang memperoleh sari madu yang ketiga ini, yang telah menerima sari madi macam kedua akn menjadi calon tawon betina.

Makanan tawon berupa nektar, madu, tepung sari, dan air. Nektar setelah menjadi madu sebagai sumber karbohidrat, sedikit protein, protein dan mineral. Energi dari makanan dipergunakan selama beristirahat dan bekerja. Untuk menghasilkan sari madu diperlukan protein sangat banyak yang dapat dipenuhi dari tepung sari. Makanan tawon betina dan tempayak sangat tergantung dari hasil sari madu

Air diperlukan tiap hari. Pada musim nektar sedang ramai, hanya sedikit dibutuhkan air. Sebaliknya dibutuhkan lebih banyak air, jika musim nektar telah menipis. Sebagian kebutuhan air berasal dari nektar. Haru yang panas dibutuhkan banyak air. Tawon lebih suka mengambil air dari pasir basah pada waktu udara hangat dan cerah. Air diserahkan kepada tawon rumah tangga. Apabila keluarga koloni sangat air kedatangan tawon pencari air disambut dengan gembira, dengan muka berseri- seri dan gesit, sambutan mana memberi kesan kepa tawon pencari air untuk segera kembali mengambil tambahan air.
Di daerah tropis, di mana musim kemarau panjang, sumber nektar dan air sangat kurang, koloni akan pindah ke tempat lain yang lebih subur. Sama halnya dengan cukup persediaan makanan, tetapi tidak ada air, koloni juga tidak suka tinggal di tempat itu.tiap koloni memerlukan air sebanyak setengah liter sahari.

Tawon betina

Kalau kita perhatikan suatu kerajaan tawon, maka kita akan mengetahui, bahwa dalam kerajaan tersebut terdapat ciri-ciri yang khusus . Penghuninya selalu terdiri dari tiga macam tawon; yaitu tawon betina, tawon pekerja dan tawon jantan. Mereka dapat dibedakan satu sama lain dari bentuk, rupa, warna, dan tingkah laku.

Tawon betina berbudi halus, sabar, dan mencintai rakyatnya. Ia tidak mau menyengat meskipun diganggu, kecuali ada tawon betina lain yang berada di kerajaanya. Dengan adanya tawon betina lain, menimbulkan kemarahanya. Ia mengusir sainganya, kalau perlu ia mengorbankan jiwanya untuk mempertahankan kedudukannya. Tawon betina dapat menyengat berkali-kali tanpa rusak badan atau binasanya.

Tawon jantan

Tawon jantan badannya lebih besar, bulat, gagah, dan padat, kepalanya gagah dan cakap. Ia tidak mempunyai sengat. Sal calon tawon jantan kebih besar, tutupnya menonjol, ada titik hitam di atasnya. Ia gemar makan, tetapi tidk mau makan sendiri. Ia menunggu di suspi oleh tawon rumah tangga. Kebun yang penuh bunga tidak menarik baginya, sebab probocisnya tidak cock untuk mengumpulkan madu, dan ia tidak punya keranjang pengangkut tepung sari. Jika ia dibiarkan sendiri, ia akan mati kelaparan pada tempat penuh dengan makanan. Umurnya dapat mencapai satu bulan.
(Sumopsastowo,R.M.agus suprapto. Beternak tawon moderen.1980.13-24)
Pembiakan

Beberapa anggota spesies dari lepidoptera dan coleaptera dapat melahirkan tempayak.kebanyakan serangga meletakkan telurnya di tempat-tempat yang cocok dengan perkembangan telur. Tempat itu dapat berupa tubuh insek lain, jaringan tanaman, tanah atau air.

Serangga yang meletakan telurnya pada serangga laon misalnya hymenoptera.serangga homoptera meletakan telurnya pada jaringan tanaman.gryllidae meletak an telurnya dalam tanah.

Pada tawon sudah mempunyai alat kelamin terpisah, alat reproduksi jantan terdiri sepasang buah testis yang terletak di dalam sisi perut dan dihubungkan dengan saluran yang dilengkapi dengan dua kelenjar yang berisi lendir. Kelenjar tersebut bermuara di saluran panjang dinamakan saluran ejakulasi. dari sini terus menuju ke bawah bagian yang kompleks dinamakan penis.

I.2 Tujuan :

  • Mengamati pola hidup tawon
  • Mengamati pembuatan sarang pada tawon
  • Mengamati perkembang biakan pada tawon
  • Mengamati sistem reproduksi pada tawon

BAB II

Pelaksanaan Praktikum

II.1 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:

  • Sarang tawon,lengkap dengan tawon dan telurnya
  • Pisau
  • Alat tulis
  • Minyak tanah
  • Korek api
  • Kamera foto


II.2 Prosedur kerja

  • Dicari beberapa sarang tawon
  • Diamati pola koloni dan organisasi tawon tersebut
  • Dibakar dengan api bawahnya dan diambil sarang tawon tersebut untuk melihat telur dan tempayaknya
  • Difoto telur dan tempayak tersebut dengan menggunakan kamera hp
  • Diamati perkembangan selanjutnnya dengan mengunakan sarang tawon lainnya
  • Difoto juga tawon yang sedang kawin
  • Diamati proses perkawinan tawon
  • Dibuat hasil penelitianya


3.2 PEMBAHASAN

Dalam penelitian Tawon ini kami menggunakan tawon spesies Dolichopespula maculata (L).

Dolichopespula maculata (L).

Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Rhopalosomotidae
Genus : Dolichopespula
Spesies : Dolichopespula maculata(L)

Ada pun tempat penelitian Dolichopespula maculata(L) adalah di pohon beringin samping kolam unja, dikarenakan disanalah saya menemukan sarang tawon jenis Dolichopespula maculata(L) ini. Letak sarang tawon Dolichopespula maculata(L) pada pohon beringin kolam unja dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Sarang Tawon di Pohon Beringin Unja

Sarang Dolichopespula maculata(L) terdiri dari ruangan horizontal dari rongga kertas, tunggal dan agak membulat, yang tergantung dari satu tumpuan oleh sebuah tangkai yang ramping. Ruangan-ruangan itu terbuka dari bagian bawah ketika lavae sedang tumbuh dan ditutup bila larvae pupasi. Dolichopespula maculata(L) termasuk kedalam ordo Himenoptera.

Anggota-anggota yang bersayap dari ordo ini memiliki empat sayap yang tipis. Sayap-sayap belakang lebih kecil dari pada sayap-sayap depan dan mempunyai satu deret kait-kait kecil (Hamuli) pada tepi anterior mereka dengan alat itu sayap belakang menempel ke satu lipatan pada tepi posterior sayap depan. Sayap-sayap secara relatif mengandung beberapa rangka sayap dan pada beberapa bentuk yang kecil tidak terdapat rangka-rangka sayap sama sekali. Bagian-bagian mulut mandibulat, tetapi kebanyakan, terutama lebah-lebah, labium dan maksillae membentuk satu struktur seperti lidah melalui alat itu makanan yang berupa cairan diambil.

Penelitian pada Dolichopespula maculata(L) ini kami lakukan lebih kurang selama 27 hari, dengan data pengamatan sebagai berikut :

Pertumbuhan

Pembuatan sarang Pada hari kamis, 4 desember 2008,sarang dibuat secara bersama- sama oleh tawon jantan dan tawon betina

Peletakan telur Pada selasa, 9 Desember 2008, telur pertama diletakkan tepat di tengah- tengah sarang, telur- telur berikutnya diletakkan di lobang- lobang sarang bagian pinggir secara continue.

Catatan: pengamatan difokuskan pada telur yang pertama kali diletakkan, telur yang berada di tengah- tengah sarang

Telur menetas Pada hari jumat, 12 Desember 2008, tepatnya pada hari ketiga setelah peletakkan pertama

Telur sudah berkembang menjadi tempayak Hari kamis, 18 Desember 2008, atau hari ke-9 setelah peletakkan telur pertama

Tawon muda muncul Pada hari sabtu, 31 Desember 2008, tepatnya pada hari ke-22 setelah peletakkan telur pertama

Catatan: tawon muda telah belajar keluar sarang dan terbang

Dari data diatas dapat kami simpulkan bahwa Dolichopespula maculata(L) mulai bertelur dan menetas sampai menjadi individu baru yang sempurna dan bisa terbang memerlukan waktu kira-kira 20-25 hari.

Untuk gambar tawon yang sedang kawin, saya tidak menemukan hasilnya dikarenakan kesulitan keamanan karena tawon jenis Dolichopespula maculata(L) sangat berbahaya serta insting pengamanannya sangat teliti jadi kami tidak berani melakukan pemfotoan Dolichopespula maculata(L) yang sedang kawin. 

Tetapi dari beberapa buku yang ada menyatakan bahwa perkawinan tawon terjadi di udara, terbang. Setelah kawin tawon jantan dan tawon betina jatuh ketanah secara bersama-sama.

Terdapat beberapa pasang tawon dalam satu sarang dimana sarang dibuat secara bersama- sama. Dari pasangan- pasangan tersebut dapat dibedakan antara tawon jantan dan tawon betina dengan melihat anatominya.

Reproduksi pada tawon

Pada tawon jantan, alat reproduksi terdiri dari sepasang buah pelir atau testes, yang terletak di dalam sisi perut dan dihubungkan dengan saluran yang dilengkapi dengan dua kelenjar yang berisi lendir. kelenjar tersebut bermuara di saluran yang panjang yamng menurut Campbell dalam bukunya biologi edisi ke-3,disebut saluran ejakulasi. Sperma dihasilkan di dalam testes. Sperma keluar melalui vas deferen terus kesaluran lebar, dinamakan kandung mani. Ditempat ini sperma tersimpan untuk sementara. Pada waktu musim perkawinan, sperma menuju saluran ejakulasi, setelah menerima cairan dari kelenjar, kemudian masuk ke pangkal penis.

Pada tawon betina, dua buah indung telur yang besar penuh dengan bakal telur. Dari masing-masing indung telur menuju ke lateral oviduct yang pendek, terus menuju keliang senggama. Di sebelah atas liang senggama terdapat bagian yang seperti kantong, dinamakan kantong sperma. Pada kantong sperma terdapat saluran pendek menuju liang senggama. Bakal telur tumbuh dan berkembang pada ujung indung telur pada ovariolus. Telur yang dewasa dibungkus dengan lapisan yang tipis, dimana terdapat lubang amat halus untuk masuknya sperma.

Dari pengamatan yang saya lakukan, waktu peletakan telur tawon pada sarang tidak sama, dimana tawon betina akan meletakan telur pertamanya tepat di tengah- tengah sarang, dan telur- telur berikutnya diletakan di lobang- lobang sarang bagian pinggir- pinggirnya secara continue. Hal ini bisa dilihat dari besar kecilnya tempayak dan waktu pertumbuhan dari telur hingga menjadi tawon dewasa. Dimana pada sarang bagian tengah sudah berbentuk tempayak bahkan ada yang sudah menjadi tawon muda sedangkan pada bagian pinggir- pinggir sarang masih berupa telur yang belum menetas.

Dalam pengamatan Dolichopespula maculata(L) saya tidak menemukan hasil mekanisme reproduksi tawon secara lengkap, hal ini dikarenakan keamanan fisik dari sengatan tawon. Tetapi berdasar studi literatur yang menjelaskan tawon kawin hanya dalam satu musim sekali dalam hidupnya dengan beberapa tawon jantan pilihanya. Perkawinan terjadi di udara dengan terbang.

Kawin terjadi selama 2-10 hari. Selesai kawin tawon jantan dan tawon betina jatuh bersama- sama di tanah, tawon jantan segera mati, tawon betina kembali ke sarang, begitu berulang kali hingga tawon betina merasa cukup memperoleh spermatozoa dalam kantong spermanya. Pada waktu tawon jantan mengawini tawon betina, kantong spermanya sendiri lepas ikut tertinggal dalam kantong sperma tawon betina, ini lah yang menyebabkan sehingga tawon jantan segera mati.

Saluran pencernaan tawon

Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai ke dubur. Di belakang mulut terdapat ruangan sebagai pompa penghisap. Pompa ini mengecil merupakan kerongkongan yang memanjang melewati leher, dada ke perut. Sesampainya di bagian perut sebelah muka, kerongkongan ini membesar merupakan perut madu. Di dalam perut madu ini; madu, air, dan nektar di bawa dan disimpan. Di belakang perut madu; terdapat leher yang sempit. Leher yang sempit ini dinamakan perut kecil depan, berfungsi sebagai klep untuk mengatur makanan yang lewat di situ. Di belakangnya terdapat perut sejati. Ke arah belakang perut ini menyempit dinamakan saluran usus belakang yang bermuara di lubang dubur atau anus. Pada pertemuan antara perut sejati dan saluran anus terdapat pipa malpighi. Getah pencernaan dan enzim di keluarkan di dalam perut sejati. Sari makanan di isap ke dalam peredaran darah melewati membran dan dinding perut. Saluran usus menerima saluran pencernaan, menghisap airnya, meneruskan ke saluran usus belakang untuk di simpan sampai pada waktunya kotoran dikeluarkan. Pipa malpighi mengeluarkan sisa pertukaran zat dari darah ke saluran usus.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan pengamatan pada Dolichopespula maculata(L) kami dapat :

  1. Mengetahui bagian-bagian Dolichopespula maculata(L)
  2. Mengetahui tahapan reproduksi Dolichopespula maculata(L)
  3. Mengetahui alat reproduksi jantan yang terdiri dari sepasang buah pelir atau testes, yang terletak didalam sisi perut dan dihubungkan dengan saluran yang dilengkapi dengan dua kelenjar yang berisi lendir dan pada tawon betina, terdiri dua buah indung telur yang besar penuh dengan bakal telur.
  4. Tawon kawin hanya dalam satu musim sekali dalam hidupnya dengan beberapa tawon jantan pilihanya. Perkawinan terjadi di udara selama 2-10 hari.
  5. Sistem pencernaan pada tawon ini dimulai dari mulut sampai ke dubur

4.2 SARAN

Dalam pengamatan terhadap Dolichopespula maculata(L) kami merasa jauh dari sempurna, dikarenakan susahnya melakukan pengamatan langsung karena jenis ini sangat sakit bila menyengat maka dari itu kepada para pembaca diharapkan agar melakukan pembelajaran ulang agar lebih mengenal spesies Dolichopespula maculata(L)

DAFTAR PUSTAKA

Borror,Donal J, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson.1992. Serangga edisi ke-6. yogyakarta : Gajahmada Universiti Press

Sastowo Sumo,R.M.agus suprapto. Beternak tawon moderen.1980. Erlangga :Jakarta