Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Makalah Pendekatan Sainstifik Pendidikan Kimia tentang Model Pembelajaran Koperatif Tipe Two Stay Two Stray kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah, semoga bermanfaat bagi anda yang sedang mencari artikel tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.



 BAB I 

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang 

Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan peserta didik berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik, dan terampil di bidangnya. 

Dalam usaha pengembangan pendidikan, khususnya meningkatkan hasil belajar di sekolah, terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor instrumental terdiri dari adanya sistem pengajaran, evaluasi, dana dan fasilitas. Faktor lingkungan terdiri dari kondisi sosial anak, lingkungan, dan kebudayaan. Serta faktor dari dalam diri anak itu sendiri seperi intelegensinya, daya kreativitas, sikap serta potensi-potensi lainnya (Mudjiono & Dimyanti, 1994). 

Catharina (2006) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sehubungan dengan hal ini, Surakhmat (1995), mengatakan pola perilaku tersebut terlihat pada perubahan reaksi dan sikap siswa fisik maupun mental. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar(Ismawati, 2011). 

Mentransfer konsep melalui informasi atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keseluruhan, terkadang justru bisa menimbulkan salah konsep. Oleh Karena itulah, diperlukan sebuah metode yang bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam bidang Matematika dan menimbulkan suatu komunikasi matematika. Salah satu upaya untuk membangun komunikasi siswa dalam pembelajaran kimia adalah melalui penerapan model pembelajaran yang tepat. 

Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain dan lebih aktif adalah odel pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut untuk aktif mengkomunikasikan gagasan kepada teman sekelompok maupun kepada guru. 

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe model pembelajarn kooperatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah tipe Two Stay Two Stray. 

1.2 Rumusan Masalah 

  1. Bagaimana definisi model pembelajaran two stay two stray? 
  2. Bagaimana prinsip dari model two stay two stray? 
  3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran two stay two stray? 
  4. Bagaimana hubungan sintak model pembelajaran two stay two stray dengan teori belajar?
  5. Bagaimana keterlaksanaan model pembelajaran two stay two stray disekolah dalam pembelajaran kimia? 
  6. Apa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan model two stay two stray disekolah? 

1.3 Tujuan penulisan

  1. Mengetahui definisi model pembelajaran two stay two stray
  2. Mengetahui prinsip dari model two stay two stray
  3. Mengetahui langkah-langkah model pembelajaran two stay two stray
  4. Mengetahui hubungan sintak model pembelajaran two stay two stray dengan teori belajar
  5. Mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran two stay two stray disekolah dalam pembelajaran kimia 
  6. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan model two stay two stray disekolah 

 

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1 Definisi Model Two Stay Two Stray 

Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan baik. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar mengajar aktif serta memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh. Dalam bukunya, Lie menjabarkan berbagai macam teknik dalam Cooperative Learning, salah satu diantaranya adalah sebagai dua tinggal dua tamu. Teknik belajar mengajar Two Stay Two Stray (TSTS). Teknik ini bisa digunakan oleh semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. 

Dalam proses pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). 

Penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahu 1992. TSTS berasal dari bahasa Inggris yang berarti “dua tinggal dua tamu”. (Isjoni, 2009 : 78). Lie (dalam Yusritawati, 2009:14) menyatakan, “Struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”. 

Pengertian model pembelajaran two stay two stray menurut para ahli yaitu : 

a. Menurut Lie : Lie (2008) bahwa tipe Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Tipe ini bisa digunakan pada semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. 

b. Menurut Komang : Teknik belajar mengajar Two Stay Two Stray adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memberikan siswa untuk saling membagi dan menerima informasi, menerima dan menyikapi pendapat serta dapat berinteraksi dengan siswa lainnya sehingga siswa diharapkan dapat lebih aktif dan dapat berpikir kreatif dalam membagi ataupun menerima informasi. 

c. Menurut isjoni : Teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Dengan begitu hasil pemikiran yang didapatkan lebih baik nantinya, karena hasil pemikiran berasal dari banyak kepala. Teknik ini juga lebih banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa lain maka teknik ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Isjoni, 2014). 

d. Menurut Huda (2015) : bahwa Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Menurut Hanafiah (2010) bahwa model Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. 

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran kelompok yang memberikan peran aktif kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam memperoleh informasi dan memecahkan masalah, dengan cara memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil diskusi dan informasi kepada kelompok lainnya. 

2.2 Prinsip Model Pembelajaran two Stay Two Stray 

Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan untuk bekerja sama dalam tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator (Wena, 2008 : 189) 

Prinsip penggunaan pembelajaran two stay two stray yaitu untuk menumbuhkan serta membangkitkan minat, motivasi siswa dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Disini guru dapat mengajarkan pada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk menuntaskan materi belajarnya (permasalahan). Guru dapat melihat serta mengetahui tingkat interaksi siswa dengan siswa lainnya serta menumbuhkan semangat kerjasama dan paham demokrasi dalam bermusyawarah karena dalam metode ini komponen emosional lebih penting daripada intelektual. 

Dalam model pembelajaran ini siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. 

Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak materi pada siswa. Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. 

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TSTS seperti itu, siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan menyimak secara langsung, dalam artian tidak selalu dengan cara menyimak apa yang guru utarakan yang dapat membuat siswa jenuh. Dengan penerapan model pembelajaran TSTS, siswa juga akan terlibat secara aktif, sehingga akan memunculkan semangat siswa dalam belajar (aktif)

 2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Two stay Two Stray

Beberapa langkah model pembelajaran two stay two stray menurut para ahli adalah: 

a. Menurut Lie :

  • Siswa bekerja kelompok dalam kelompok berempat seperti biasa.
  • Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertemu ke dua kelompok lain.
  • Dua orang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi yang dimiliki kepada tamu.
  • Tamu mohon diri, kembali ke kelompok awal dan melaporkan temuan dari kelompok lain
  • Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja. 

b. Menurut Agus : 

  • Pembelajaran diawali dengan pembagian kelompok. 
  • Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. 
  • Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok lain. 
  • Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut.
  • Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok.
  • Setelah selesai menunaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing
  • Setelah kembali ke kelompok awal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan. 

c. Menurut Huda : 

  • Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen. 
  • Guru memberikan subpokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing. 
  • Siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir. 
  • Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. 
  • Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain. 
  • Tamu mohon berdiri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 
  • Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 
  • Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. 

2.5 Cara penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

A Tujuan Pembelajaran 

Melalui model Two Stay Two Stray dengan menggali informasi dari sumber buku, sumber bacaan atau internet diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta berpikir kritis. Siswa diharapkan dapat menganalisis buffer dan bukan buffer, mengidentifikasi sifat larutan buffer, memahami prinsi kerja larutan buffer dan memberikan contoh penerapan buffer dalam kehidupan sehari-hari. 

B Materi Pembelajaran 

  1. Sifat larutan buffer
  2. Prinsip kerja larutan buffer
  3. Contoh penerapan buffer dalam kehidupan sehari-hari 

C Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran 

Pendekatan : Scientific Learning 

Model Pembelajaran : Two Stay Two Stray 

Metode Pembelajaran : Demonstrasi, Tanya Jawab, Diskusi. 

 

D. Media Pembelajaraan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Media : 

  • Video 
  • Worksheet atau lembar kerja (siswa) 

Alat/Bahan : 

  • Spidol
  • papan tulis 
  • Laptop & infocus 

Sumber Belajar 

  • Buku teks kimia yang relevan
  • Internet 

 

 2.6 Kendala dalam Pelaksanaan Model Two Stay Two Stray di Sekolah 

Adapun kendala yang dihadapi ketika melaksanakan model two stay two stray di sma n 5merangin pada materi larutan penyangga adalah sebagai berikut : 

1. Waktu : Waktu 2 JP atau 90 Menit tidak cukup untuk digunakan dalam pembelajaran model TSTS yang mengakibatkan syntak terakhir yaitu penguatan oleh guru tidak terlaksana 

2. Fasilitas : fasitas yang digunakan hanya lembar diskusi siswa dan buku kimia 

3. Kemampuan Guru : 

Guru kurang mempertimbangkan variasi kemampuan siswa pada saat pembentukan kelompok sehingga ada beberapa kelompok kurang memahami jalannya diskusi yang mengakibatkan waktu diskusi lebih lama daripada yang ditargetkan. 

4. Kemampuan Siswa : 

Siswa tidak familiar dengan model TSTS sehingga pada awal pembelajaran siswa terlihat bingung dan beberapa siswa tidak mampu berdiskusi apalagi melakukan tutor sebaya. Sehingga hal tersebut menyebabkan penyebaran pengetahuan yang tidak seragam antara siswa di dalam diskusi kelompoknya

 

BAB III 

PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 

1. Model pembelajaran two stay two stray adalah pembelajaran kelompok yang memberikan peran aktif kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam memperoleh informasi dan memecahkan masalah, dengan cara memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil diskusi dan informasi kepada kelompok lainnya. 

2. Prinsip penggunaan pembelajaran two stay two stray yaitu untuk menumbuhkan serta membangkitkan minat, motivasi siswa dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Disini guru dapat mengajarkan pada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk menuntaskan materi belajarnya (permasalahan). 

3. Langkah-langkah pembelajaran Two Stay Two Stray antara lain yaitu mengorganisasikan siswa dalam kelompok, memberikan tugas, membimbing setiap kelompok dalam belajar, tahap bertamu ke kelompok lain, berbagi pendapat antar kelompok, kembali ke kelompok asal, pelaporan kelompok, evaluasi dan Re-teach. 

4. Setiap sintak dalam model pembelajaran memiliki keterkaitan dengan teori belajar baik dari langkah apersepsi hingga reteach. 

5. Keterlaksanaan model pembelajaran Two stay Two Stray di SMA N 5 Merangin kurang terlaksana dengan baik yaitu tidak semua sintak dapat terlaksana pada saat proses pembelajaran berlangsung dan ditinjau dari condition of learningnya. 

6. Kendala yang dihadapi dalam keterlaksananya ditinjau dari kondition of learning yaitu waktu, fasilitas, kemampuan guru, dan kemampuan siswa. 

DAFTAR PUSTAKA 

Ardana, I Komang dkk. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha ilmu. 

Catharina. (2006). Psikologi belajar. Semarang: Unnes Press. 

Hanafiah dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama 

Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Meningkatkan kecerdasan antar peserta didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 

Ismawati, N. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural two stay two stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7, 38-41. 

Lie, A. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. 

Modjiono & Dimyanti. (1994). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan. 

Wena, Mede. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer. Malang: Bumi Aksara 

https://www.kajianpustaka. com/2016/03/model-pembelajaran-tipe-two-stay-two-stray.html 

https://www.asik belajar.com/model-pembelajaran-two-stay-two-stray/ 

Terimakasih telah membaca Makalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada mata pelajaran kimia, semoga makalah ini bisa bermanfaat. Jangan lupa kontak admin pada bagian bawah web ini untuk mendapatkan makalah, artikel, jurnal atau skripsi sesuai yang anda inginkan.