Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Obat Herbal Kunyit Asam untuk Mengatasi Dismenorea

Makalah tentang Obat Herbal Kunyit Asam untuk Mengatasi Dismenorea ini kami jadikan sebagai judul karena saat ini banyak sekali yang bertanya obat herbal untuk haid yang sakit atau obat herbal mengatasi nyeri saat datang bulan. Semoga makalah tentang obat herbal kunyit asam untuk mengatasi sakit dan nyeri saat datang bulan ini bermanfaat bagi anda.  

 

BAB I 

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang 

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi. Pada masa pubertas, kadar hormon Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) akan meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon tersebut menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus menstruasi (Mansur, 2009). 

Haid adalah proses pelepasan dinding rahim (lapisan dalam endometrium) yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi kehamilan. Haid biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun. Ada sebagian kecil yang mengalami lebih lambat dari itu, 13-15 tahun. Sejak saat itu, perempuan akan terus mengalami haid sepanjang hidupnya, setiap bulan hingga mencapai usia 45- 55 tahun yang biasa disebut menopause. Masa rata-rata perempuan haid antara 3-8 hari dengan siklus rata-rata 28 hari. 

Pada sebagian wanita yang menstruasi mengalami rasa nyeri pada bagian abdomen baik saat menjelang menstruasi maupun saat menstruasi, hal ini dinamakan dismenorea. Gejala dismenorea yaitu seperti nyeri yang menjalar hingga ke bagian punggung dengan durasi nyeri kurang lebih selama 8 sampai 72 jam. 

Menurut International Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial. 

Pada saat haid, sebagian perempuan ada yang mengalami berbagai gangguan haid dari yang ringan, sedang sampai yang cukup berat. Misalnya ada sebagian yang mengalami kram karena kontraksi otot-otot halus pada rahim, sakit kepala, sakit perut, merasa lemas hingga nyeri yang luar biasa (Anurogo & Wulandari, 2011). 

dismenorea adalah Nyeri yang berlebihan pada perut bagian bawah sering terjadi selama menstruasi. Dismenorea merupakan nyeri perut pada bagian bawah yang terjadi pada saat menstruasi yang terkadang meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha. 

Penyebab terjadinya dismenorea adalah adanya jumlah prostaglandin dari F2α yang berlebihan pada darah menstruasi, sehingga merangsang hiperaktivitas uterus dan terjadinya kejang otot uterus. Berdasarkan penyebabnya dismenorea dibedakan menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan sekunder. 

Dismenorea primer biasanya terjadi mulai dari pertama haid/menarche usia 10-15 tahun sampai usia 25 tahun yang disebabkan oleh konraksi uterus, dan tidak terdapat hubungan kelainan ginekologi. Sedangkan dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan yang terdapat dalam uterus dan saluran reproduksi. 

Sebagian besar wanita yang mengalami dismenorea mengatasi dengan mengkonsumsi beberapa obat kimia seperti kiranti, aspirin, asetaminofen, dan diuretik misalnya tiazida, spasmolitik. Akan tetapi obat obatan analgesik seperti aspirin dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi mukosa lambung, dan meningkatkan resiko tukak lambung, dan meningkatkan resiko perdarahan, sedangkan asetaminofen dapat menyebabkan efek samping seperti hipersensitifitas, kerusakan hati, mual, muntah, dan anoreksia. 

Penggunaan tiazida pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung akan meningkatkan resiko kematian mendadak, gangguan metabolik, ketidakseimbangan elektrolit, anoreksia (kehilangan nafsu makan), gangguan lambung-usus, sakit kepala, pusing, hipotensi postural, parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan), penglihatan berwarna kuning, reaksi hipersensitifitas, sakit kuning kolestatik, pankreatitis, dan diskrasia darah. Penggunaan papaverin dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan gastrointestinal, dan hipersensitif hati. 

Dengan adanya efek samping yang sangat berbahaya jika dikonsumsi pada jangka panjang maka disarankan untuk mengkonsumsi obat herbal yang dapat mengatasi nyeri had atau dismenorea yang tidak memiliki efek samping dan lebih aman untuk dikonsumsi. Obat herbal yang dapat dikonsumsi dalam mengatasi nyeri salah satunya adalah kunyit asam. 

1.2 Rumusan Masalah 

  1. Apakah penyakit dismenorea itu? 
  2. Apakah zat metabolit sekunder yang terdapat pada kunyit dan asam? 
  3. Bagaimana mekanisme kunyit asam dalam mengatasi dismenorea? 
  4. Bagaimana pembuatan kunyit asam untuk diproduksi secara interpreneurship? 

 

1.3 Tujuan penulisan

  1. Mengetahui definisi penyakit dismenorea 
  2. Mengetahui kandungan metabolit sekunder pada kunyit dan asam 
  3. Mengetahui mekanisme kunyit asam dalam mengatasi dismenorea 
  4. Mengetahui pembuatan kunyit asam untu diproduksi secara interpreneurship 

 

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1 Dismenorea 

Dismenorea merupakan nyeri perut pada bagian bawah yang terjadi pada saat menstruasi yang terkadang meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha. Penyebab terjadinya dismenorea adalah adanya jumlah prostaglandin dari F2α yang berlebihan pada darah menstruasi, sehingga merangsang hiperaktivitas uterus dan terjadinya kejang otot uterus. Dismenorea dibagi dua yaitu, dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer tidak terdapatnya hubungan dengan kelainan ginekologi, sedangkan dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi (Purwaningsih & Fatmawati, 2010). 

Nyeri menstruasi yang paling sering terjadi adalah nyeri menstruasi primer, dimana nyeri tersebut timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Nyeri menstruasi ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah dan kondisi tubuh yang menurun (Lie, 2004).

Gejala dismenore dapat bervariasi pada setiap wanita. Namun secara umum, tanda dan gejala paling khas dari dismenore, yaitu: 
  • Kram atau nyeri di perut bagian bawah yang bisa menyebar sampai ke punggung bawah, dan paha bagian dalam 
  • Nyeri haid muncul 1–2 hari sebelum menstruasi atau di awal-awal menstruasi 
  • Rasa sakit terasa intens atau konstan Bagi beberapa wanita, mereka juga mengalami beberapa gejala lain yang muncul bersamaan sebelum atau saat siklus menstruasi datang. 

Berikut gejala penyerta lainnya yang sering dikeluhkan wanita ketika menstruasi: 

  • • Perut kembung
  • Diare
  • Mual dan muntah 
  • Sakit kepala 
  • Pusing
  • Lemah, lesu, dan tidak bertenaga 
 
Dismenorea primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Sedangkan penyebab tersering dismenorea sekunder adalah endometriosis, dan infeksi kronik genetalia interna. Dismenorea primer biasanya mulai pada waktu wanita mendapatkan haid pertama dan sering timbul rasa muntah dan diare. Nyeri sering terasa seperti kejang dan kaku serta mendahului haid dan meningkat pada hari pertama dan kedua. Rasa nyeri hilang bila tidak terjadi pelepasan sel telur dan timbul bila terjadi pelepasan sel telur. 
 
Pada dismenorea sekunder, rasa nyeri tetap ada dan hebat walaupun tidak ada pelepasan sel telu, serta didapatkannya kelainan pada pemeriksaan jasmani khususnya periksa pinggang dan rahim indung telur, sehingga kadang memerlukan tindakan operasi untuk menyembuhkannya. 
 
Dismenorea diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan intensitas relative nyeri. Nyeri tersebut berdampak pada kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

 Intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri dismenorea sebagai berikut: 

  • Dismenorea ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan aktivitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.
  • Dismenorea sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan terdapat beberapa keluhan sistemik. 
  • Dismenorea berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterabatasan parah pada aktivitas sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain sebagainya. 

Patofisiologi dismenorea primer yaitu Prostaglandin F2α (PGF2α) adalah perantara yang berperan dalam terjadinya dismenorea primer. Prostaglandin ini merupakan stimulant kontraksi miometrium yang kuat serta efek vasokonstriksi pembuluh darah. Peningkatan PGF2α dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesterone pada fase luteal membuat membran lisosomal menjadi tidak stabil sehingga melepaskan enzim lisosomal yang akan menyebabkan pelepasan enzim phospholipase A2 yang berperan pada konversi fosfolipid menjadi asam arakidonat. Selanjutnya menjadi PGF2α dan prostaglandin E2 (PGE2) melalui siklus endoperoxidase dengan perantara prostaglandin G2 (PGG2) dan prostaglandin H2 (PGH2). Peningkatan kadar prostaglandin ini akan mengakibatkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga akan menyebabkan nyeri pada saat menstruasi atau dismenorea, sedangkan disemenorea sekunder disebabkan karena adanya masalah pagologis di rongga panggul. 

Dismenorea yang sering terjadi adalah dismenorea fungsional (wajar) yang terjadi pada hari pertama atau menjelang hari pertama akibat penekanan pada kanalis servikalis (leher rahim). Biasanya dismenorea akan menghilang atau membaik seiring hari berikutnya menstruasi. Dismenorea yang nonfungsional (abnormal) menyebabkan nyeri hebat yang dirasakan terus menerus, baik sebelum, sepanjang menstruasi, bahkan sesudahnya. Jika hal itu terjadi, maka penyebab paling sering yang dicurigai adalah endometriosis atau kista ovarium. 

Dismenorea dapat ditangani dengan pemberian obat analgetik misalnya aspirin dan asetaminofen, diuretik misalnya tiazida, spasmolitik, dan pengobatan suportif meliputi aktifivas fisik misalnya olahraga. 

Usaha penunjang lainnya adalah dengan tidur yang cukup, diet, dan fisioterapi. Akan tetapi obatobatan analgesik seperti aspirin dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi mukosa lambung, dan meningkatkan resiko tukak lambung, dan meningkatkan resiko perdarahan, sedangkan asetaminofen dapat menyebabkan efek samping seperti hipersensitifitas, kerusakan hati, mual, muntah, dan anoreksia. Penggunaan tiazida pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung akan meningkatkan resiko kematian mendadak, gangguan metabolik, ketidakseimbangan elektrolit, anoreksia (kehilangan nafsu makan), gangguan lambung-usus, sakit kepala, pusing, hipotensi postural, parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan), penglihatan berwarna kuning, reaksi hipersensitifitas, sakit kuning kolestatik, pankreatitis, dan diskrasia darah. Penggunaan papaverin dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan gastrointestinal, dan hipersensitif hati. 

 

2.2 Kunyit 

 Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. 

Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura), Kunyir (Komering). 

Kunyit indonesia mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksi kurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil. 

Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium. 

Kurkumin (bahasa Inggris: diferuloylmethane adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunir, berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. 

Kurkumin memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. 

Kurkumin merupakan senyawa yang berinteraksi dengan asam borat menghasilkan senyawa berwarna merah yang disebut rososiania. Senyawa turunan kurkumin disebut kurkuminoid, yang hanya terdapat dua macam, yaitu desmetoksi kurkumin dan bis-desmetoksikurkumin, sedangkan in vivo, kurkumin akan berubah menjadi senyawa metabolit berupa dihidrokurkumin atau tetrahidrokurkumin sebelum kemudian dikonversi menjadi senyawa konjugasi monoglusuronida.

Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan yang dimilikinya, selain banyak kegunaan medis seperti melindungi saraf, mengurangi risiko radang otak vasospasma dan mengembalikan homeostasis energi pada sistem otak yang terganggu akibat terluka atau trauma, menghambat dan mengurangi penumpukan plak amiloid-beta pada penderita Alzheimer, melindungi hati, antara lain dari hemangioendotelioma, hepatokarsinoma, Hepatitis B, melindungi pankreas dari akibat rasio sitokina yang berlebihan, bahkan setelah transplantasi, serta menurunkan resistansi terhadap insulin dan leptin melindungi sel Leydig dari pengaruh alkohol, menurunkan peradangan pada jaringan adiposa. 

Selain itu kurkumin juga: menghambat indoleamina 2, 3-dioksigenase, sebuah enzim yang berperan dalam degradasi triptofan pada sel dendritik yang distimulasi oleh LPS atau interferon, dan menghambat matangnya sel dendritik. Ekspresi siklo oksigenase-2 yang diinduksi oleh LPS dan produksi prostaglandin E2 akan meningkat, dan mengakibatkan de-ekspresi molekul CD80, CD86 dan MHC I dan menghambat produksi sitokina IL-12 p70 dan TNF-α, menghambat angiogenesis, menghambat lintasan COX dan LO pada metabolisme eikosanoid. 

fungsi Kurkumin sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, seperti kanker payudara, namun menunjukkan sifat toksik terhadap kultur sel punca. 

Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit. Senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak alsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, antipikun, dan antiracun. 

Kunyit (Curcuma domestica) memiliki efek dalam membantu melancarkan darah menstruasi, menghilangkan sumbatan dalam peredaran darah, meluruhkan darah menstruasi, sebagai anti inflamasi, karminativa, kolagoga, anti bakteri dan sebagai astringensia. 

Zat berkhasiat kunyit (Curcuma domestica) yang dapat berperan sebagai anti inflamasi adalah kurkumin (Jurenka, 2009). Kurkumin bekerja dengan menghambat enzim cyclooxigenase-2/COX-2 memproduksi prostaglandin secara berlebih (Anindita, 2010). 

 

2.3 Asam Jawa 

Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang pada kuah pempek. 

Asam juga digunakan untuk campuran jamu tradisional yang dijual oleh penjual jamu keliling, biasanya ibu-ibu yang menggendong bakul dengan botol berisi aneka jamu (jamu gendong). 

Asam jawa dihasilkan oleh pohon dengan nama ilmiah Tamarindus indica, yang termasuk suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw., Sd.), acem (Md.), asang jawa, asang jawi (berbagai bahasa di Sulawesi) dan lain-lain[1]. Juga sampalok, kalamagi (Tagalog), magyee (Burma), ma-kham (Thai), khaam (Laos), khoua me (Kamboja), me, trai me (Vietnam), dan tamarind (Inggris) dan Buah yang telah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa disebut asem kawak. 

Asam Jawa (Tamarindus indica L.) memiliki banyak kandungan, yaitu lemak, protein, serat, asam tatrat, juga metabolit sekunder seperti alkaloid, tannin, saponin, dan flavonoid, selain itu juga mengandung mineral seperti sodium (natrium), potasium (kalium), fosfor, magnesium, kalsium, dan sulfur (Fakhrurrazi et al., 2016). Mun’im et al. (2009) menyebutkan dalam jurnalnya bahwa di dalam ekstrak daun Tamarindus indica L. terdapat kandungan senyawa aktif berupa flavonoid, tannin, dan saponin. 

Kandungan-kandungan dalam daun Tamarindus indica L. tersebut dapat memberikan manfaat terutama bagi kesehatan, salah satunya adalah kandungan metabolit sekundernnya yang berupa 1 2 alkaloid, flavonoid, tannin, dan saponin yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri.

 Tannin memiliki kemampuan sebagai antibakteri, mekanisme kerjanya yaitu dengan cara mengkerutkan dinding sel atau membran sel, sehingga mengakibatkan terganggunya permeabilitas sel bakteri. 

Mekanisme senyawa saponin sebagai antibakteri adalah dengan cara menyebabkan kebocoran protein dan enzim dari dalam sel sehingga dapat mengakibatkan sel bakteri mati, atau dengan kata lain memiliki sifat bakterisidal. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri yaitu dengan menghambat sintesis asam nukleat, menghambat metabolisme energi dan menghambat fungsi membran sel bakteri (Pendit et al., 2016). 

Menurut Charyadie et al. (2014), mekanisme kerja alkaloid sebagai antibakteri adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, hal tersebut mengakibatkan lapisan dinding sel tidak terbentuk dengan utuh dan menyebabkan kematian bagi sel bakteri tersebut. 

Asam jawa (Tamarindus indica) memiliki zat berkhasiat antosianin yang paling bermanfaat sebagai anti inflamasi dan antipiretik dalam menangani nyeri dismenorea. Karena antosianin pada buah asam jawa ini dapat bekerja dengan cara menghambat kerja cyclooxygenase/COX untuk menghambat pelepasan prostaglandin sebagai penyebab dismenorea (Caluwe dkk., 2010). 

Asam jawa (Tamarindus indica) diduga dapat menurunkan kontraksi otot polos dengan memblok kanal kalsium serta menghambat pengeluaran kalsium intrasel dari retikulum sarkoplasma. Mekanisme ini dilakukan oleh flavonoid, tannin, dan magnesium yang terkandung di dalamnya (Blackburn & Jane, 2014). 

Fungsi antioksidan dari antosianin memiliki berbagai macam manfaat dalam mencegah berbagai penyakit degeneratif, seperti pencegahan penyakit kardiovaskuler oleh karena aterosklerosis yaitu dengan cara mengambat dan menurunkan kadar kolestrol dalam darah yang disebabkan oleh oksidasi LDL. anti diabetes; anti hipoglikemik; anti hipertensi; anti kanker; anti inflamasi; pencegah kemerosotan daya ingat dan kepikunan (neuroprotektan); anti mutagenik; anti katarak; anti arthritis; anti infertilitas; anti mikroba; anti aging; pencegah gangguan fungsi hati; serta anti obesitas yang disebabkan oleh adanya proses oksidasi yang terjadi secara terus menerus di dalam tubuh, sehingga menyebabkan kerusakan sel atau pertumbuhan sel yang tidak bisa dikendalikan menjadi lipid peroksida atau malondialdehyde (MDA) yang berujung pada kematian sel di berbagai jaringan tubuh. 

 

2.4 Mekanisme Kunyit Asam dalam Mengatasi Disminorea 

Kunyit asam diolah dengan bahan utama kunyit dan asam. Salah satunya dapat diolah menjadi rebusan kunyit asam. Rebusan kunyit asam ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan biasanya sering digunakan dalam berbagai obat tradisional. 

Rebusan kunyit asam mempunyai aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa fenolik. Juga bermanfaat sebagai analgetika, anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, serta pembersih darah. Begitu juga asam jawa yang mengandung flavonoid berfungsi sebagai obat penghilang rasa nyeri dan peluruh keringat. (Sina, 2012). Rebusan kunyit asam merupakan minuman yang sangat berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit saat haid (nyeri haid) (Winarto, 2004). 

Minuman kunyit asam memiliki khasiat dasar sebagai analgetika dan antiinflamasi. Agen aktif dalam kunyit yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan antipiretika adalah curcumine. Sedangkan sebagai analgetika adalah curcumenol. Buah asam jawa, memiliki agen aktif alami anthocyanin sebagai antiinflamasi dan antipiretika. Selain itu buah asam jawa juga memiliki kandungan tannins, saponins, sesquiterpenes, alkaloid, dan phlobotamins untuk mengurangi aktivitas sistem saraf (Hatcher, et al., 2008) . 

Lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa kandungan curcumine pada kunyit dan anthocyanin pada asam jawa akan menghambat proses inflamasi yang berperan sebagai inhibitor enzim siklooksigenase (COX) (Almada, 2000; Hoppe, 2010; Wieser, et al., 2007). Mekanisme biokimia terpenting yang dihambat oleh curcumine adalah influks ion kalsium ke dalam sel-sel epitel uterus. Jika penghambatan terhadap influks ion ini dilakukan ke dalam sel epitel uterus, maka kontraksi uterus bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga tidak terjadi dismenorhea primer (Thaina, et al., 2009). Hal ini sesuai dengan tinjauan teori yang telah diungkapkan sebelumnya mengenai bahan-bahan aktif yang terdapat dalam kunyit dan asam. Baik kunyit asam sebagai antiinflamasi, analgetika dan antipiretika, maupun sebagai penenang yang bisa menghindarkan stimulasi saraf simpatis dari stres yang sering dialami remaja putri oleh karena aktivitasnya sehari-hari. 

Curcumine pada kunyit merupakan senyawa fenolik (senyawa essensial penangkap radikal bebas) yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan yang dihasilkan cenderung meningkat dengan semakin banyaknya konsentrasi asam jawa yang ditambahkan. Kombinasi rempah rempah dan buah asam dapat meningkatkan resistensi antioksidan β- karoten selama pemanasan. Penambahan asam jawa mampu menjaga kestabilan antioksidan yang terkandung dalam kunyit. Antioksidan dapat menstabilkan hormon di dalam tubuh, sehingga nyeri menstruasi berkurang (Pranata, 2014). 

2.5 Pembuatan Kunyit Asam Untuk Diproduksi Secara Interpreneurship 

Kesehatan dan pengobatan merupakan hal yang paling utama untuk kehidupan manusia. Beberapa faktor menjadikan jamu sebagai alternatif kebutuhan akan kesehatan setiap orang. Selain itu, jamu tidak menimbulkan efek samping yang besar dibandingkan obat obatan kimia. 

Ada dua bentuk jamu yang kita kenal saat ini, yaitu instan dan bubuk. Dari segi ketahanan, jamu instan lebih tahan lama dibandingkan dengan jamu dalam bentuk cair karena memiliki kadar air yang lebih sedikit sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Semakin berkembangnya jaman, jamu kunyit asam ini sangat baik dikonsumsi karena tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi butuh dan diolah menjadi jamu bubuk instan yang tahan lama dan dapat dipasarkan di wilayah yang jauh. 

Cara pembuatan jamu kunyit asam instan yaitu: 

 Alat 

  • Pisau
  • Parutan
  • Ulekan
  • Penyaring
  • Baskom
  • Pengaduk
  • Timbangan
  • Plastik 

Bahan – Bahan 

Beberapa bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat kunyit instan adalah sebagai berikut: 

1. Kunyit 150 gram 

Kunyit yang baik harus memiliki kriteria sebagai berikut : 

  • Tidak busuk dan tidak kisut
  • Segar, belum terlalu lama disimpan
  • Cukup Tua
  • Bersih dari kotoran
  • Kulitnya mengkilap 

2. Asam Jawa 80 gram 

Pilih yang masih berbiji atau yang berwarna cokelat tua. Ini menandakan asam Jawa masih asli. 

3. Gula pasir 80 gram 

4. Tepung sagu 30 gram atau secukupnya

5. Air 100 ml 

 

Prosedur pembuatan Obat Herbal Kunyit Asam untuk Mengatasi Dismenorea

1. Cuci semua bahan hingga bersih pada air mengalir 

2. Parut / blender kunyit yang telah dibersihkan sebelumnya 

3. Sementara kunyit diparut atau diblender, pisahkan asam jawa dari bijinya dan campurkan dengan sedikit air 

4. Rebus kunyit, asam jawa, dan gula sampai merata 

5. Saring jamu hingga terpisah antara cairan dan ampasnya 

6. Panaskan kembali larutan hingga seluruh air menguap 

7. Untuk menjadikan jamu kunyit asam larutan menjadi serbuk, ditambahkan tepung sagu kedalamnya dan diaduk hingga keduanya tercampur sempurna 

8. Setelah menjadi adonan, adonan tersebut dikeringkan didalam oven selama ±12 jam dengan suhu 40

9. Setelah kering, adonan ditumbuk dan disaring agar mendapat serbuk jamu kunyit asam yang halus 

Pemarutan 

Bahan yang digunakan berupa umbi kunyit di kupas hingga bersih, kemudian diparut sampai halus. Pemarutan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. 

Perebusan 

Kunyit dimasukkan ke dalam panci dan ditambahkan air, gula, asam jawa. Larutan ini dipanaskan sambil diaduk hingga benar-benar merata 

Penyaringan 

Larutan yang telah dipanaskan kemudian disaring untuk memisahkan antara ampas kunyit asam dan sari kunyit asam 

Pemanasan Ulang 

Larutan hasil penyaringan tersebut terus dipanaskan sambil diaduk dalam api sedang. Pengadukan dilakukan secara terus menerus untuk mencegah sari kunyit asam dilakukan untuk menghindari penggumpalan atau penghangusan. Proses pemanasan dihentikan jika seluruh air dalam larutan kunyit asam hilang dan hanya menyisakan sarinya hingga terbentuk adonan yang kental 

Penambahan Tepung Sagu 

Larutan ditambahkan tepung sagu bertujuan untuk melapisi jamu kunyit asam agar lebih awet dalam masa penyimpanan. Pelapisan dilakukan secara alami menggunakan tepung sagu. 

Proses Oven 

Larutan kemudian berubah menjadi adonan yang kental. Adonan dioven dengan tujuan untuk mengeringkan adonan agar dapat diubah menjadi serbuk. 

Penumbukan 

Adonan yang telah dioven kemudian ditumbuk untuk menghasilkan serbuk-serbuk jamu. Setelah dihancurkan jamu kemudian diayak hingga diperoleh kunyit instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi. Kunyit instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam kantong plastik ataupun toples. 

Dari cara diatas jamu kunyit asam dapat dikonsumsi dan disimpan jangka panjang dan dapat diperoleh dimana pun oleh siapapun yang ingin mengkonsumsi jamu kunyit asam. 

 

BAB III 

PENUTUP 

3.1 Kesimpulan  

Adapun kesimpulan dari pembahasan mengenai obat herbal kunyit asam dalam mengatasi Disminorea adalah : 

  1. Dismenorea merupakan nyeri perut pada bagian bawah yang terjadi pada saat menstruasi yang terkadang meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha. Penyebab terjadinya dismenorea adalah adanya jumlah prostaglandin dari F2α yang berlebihan pada darah menstruasi, sehingga merangsang hiperaktivitas uterus dan terjadinya kejang otot uterus. 
  2. Kurkumin (bahasa Inggris: diferuloylmethane adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunyit, berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. 
  3. Senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak alsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, antipikun, dan antiracun. 
  4. Kunyit (Curcuma domestica) memiliki efek dalam membantu melancarkan darah menstruasi, menghilangkan sumbatan dalam peredaran darah, meluruhkan darah menstruasi, sebagai anti inflamasi, karminativa, kolagoga, anti bakteri dan sebagai astringensia. 
  5. Asam jawa (Tamarindus indica) memiliki zat berkhasiat antosianin yang paling bermanfaat sebagai anti inflamasi dan antipiretik dalam menangani nyeri dismenorea. Karena antosianin pada buah asam jawa ini dapat bekerja dengan cara menghambat kerja cyclooxygenase/COX untuk menghambat pelepasan prostaglandin sebagai penyebab dismenorea. 
  6. Obat herbal kunyit asam dapat diproduksi dengan cara membuat kunyit asam menjadi serbuk sehungga lebih tahan lama dalam penyimpanan dan lebih praktis. 

 

3.2 Saran 

Makalah Obat Herbal Kunyit Asam untuk Mengatasi nyeri haid ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami menyarankan kepada pembaca semua untuk mencari literatur yang lebih luas lagi sehingga kedepan akan muncul makalah herbal kunyit yang lebih lengkap lagi.

DAFTAR PUSTAKA 

Annugrahhayyu, C.A., Darsini,N., Sa’adi, A., (2018). Minuman Kedelai (Glycine max) dan Kombinasi Asam Jawa (Tamarindus indica) dengan Kunyit (Curcuma domestica) dalam Mengurangi Nyeri Haid. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian: Universitas Airlangga. Vol 5 No 1 

Priska, M., Peni, N., Carvallo, L., (2018). Review: Antosianin Dan Pemanfaatannya. Indonesia E-Journal of Applied Chemistry: Cakra Kimia. Vol 6 No 2 

Safitri,M., Utami, T., Sukmaningtyas.W., (2016) . Pengaruh Minuman Kunyit Asam Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi Diii Kebidana. Kebidanan Bangka Belitung 

Sugiharti, K.S., Sundari, R.S., (2018). Efektivitas Minuman Kunyit Asam Dan Rempah Jahe Asam Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Primer. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan: Stikes Harapan Bangsa Purwokerto. Vol 16 N0 2 

Wulandari, A., Rodiyani., Sari, R.D.P., (2018). Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma longa linn) dalam Mengatasi Dismenorea. Universitas Lampung. Vol 7 No 2 

https://www.tokomesin,com/peluang-usaha-kunyit-asam-dan-analisa-usahanya.html 

 

Terimakasih telah membaca Obat Herbal Kunyit Asam untuk Mengatasi Dismenorea, semoga makalah ini bermanfaat.