Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Skripsi Analisis Potensi Syariah Tourism

Skripsi dengan judul Analisis Potensi Syariah Tourism Dengan Mengoptimalkan Potensi Trans Garden Merangin ini kami susun semoga bisa bermanfaat bagi anda yang sedang mencari contoh skripsi jurusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Analisis Potensi Syariah Tourism dalam Meningkatkan Pertumbuhan  Ekonomi di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin (Study Kasus Trans Garden Merangin)

Oleh :Lara Jingga Meilani

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pariwisata secara ekonomi banyak mendapatkan perhatian karena berkontribusi yang besar dalam perekonomian Negara maupun wilayah.  Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah. Usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang berhubungan dengan pariwisata. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman suku, ras, budaya, dan etnis serta kekayaan alam dan budaya menjadi ciri khas di Indonesia untuk menarik wisatawan yang berkunjung. Selain itu, didukung dengan daerah tropis , 17508 pulau 6000 diantaranya tidak ditempati.

Pariwisata dalam bahasa Arab disebut rihlah. Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta yang terdiri dari suku kata “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, berkeliling, atau bersama dan “wisata” artinya bepergian atau perjalanan. Jadi, pariwisata berarti suatu kegiatan perjalanan atau bepergian yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dengan tujuan bermacam-macam, seperti rekreasi atau untuk melihat-lihat, mencari dan menyaksikan (sesuatu) atau semisal itu, bukan untuk mengais (rezki), bekerja dan menetap. 

Menurut Sukirno pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama dalam kegiatan sosial dan ekonomi, dalam menghadapi tantangan dan peluang telah dilakukan perubahan peran pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan dapat berkembang dengan pesat. Permasalahan yang cukup kompleks membutuhkan perhatian dari pemerintah mengenai sektor pariwisata adalah memberikan fasilitas dan perbaikan infrastruktur di daerah kawasan wisata agar pengunjung semakin bertambah dan memiliki daya tarik pengunjung.  

Dengan demikian menurut definisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,bersifat sementara,dilakukan perorangan maupun kelompok,sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social,budaya,alam,dan ilmu.
Pertumbuhan ekonomi secara paling sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregat dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan pendapatan . Indonesia saat ini diketahui sebagai Negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk Muslim sebesar 207.176.162  maka sudah sepatutnya sektor pariwisata melihat hal ini sebagai sebuah ceruk pasar baru yang cukup potensial, dengan menggabungkan konsep wisata dan nilai-nilai ke Islaman maka sudah pariwisata Syariah dapat menjadi jawaban atas kondisi tersebut. 

Dalam meningkatkan perkembangan pariwisata yang ada di sebuah daerah, tidak hanya fokus pada pengembangan fasilitas, dan infrastruktur pariwisatanya saja, melainkan juga ada inovasi pada system pengelolaanya untuk jangka panjang yang disesuaikan dengan keadaan sekitar lokasi pariwisata yang mayoritas beragama muslim.

Konsep syariah Tourism dapat diartikan sebagai proses penggabungan nilai-nilai keislaman ke dalam seluruh aspek kegiatan wisata . Definisi syariah Tourism merupakan kegiatan yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah yang memenuhi syariat Islam.Di dalam Al-Qur’an ada ayat yang membahas tentang perjalanan salah satunya terdapat pada surah Al-Mulk ayat 115.

 

Menurut Penelitian Aan Jaelani, dengan judul Halal Tourism Industry in Indonesia: Potential and Prospect dengan hasil penelitian bahwa Indonesia dengan mayoritas Muslim dengan mudah mengembangkan wisata halal dan dapat menjadi kiblat dunia dalam wisata halal 

Ada juga penelitian dari Intan Komalasari yang berjudul Upaya Indonesia Meningkatkan Daya Saing Muslim Friendly Tourism (MFT) Diantara Negara-Negara OKI dengan hasil penelitian bahwa Indonesia menujukkan komitmen dalam pembangunan wisata yang ramah terhadap wisatawan Muslim dengan mengalokasikan anggaran secara khusus untuk pembangunan wisata halal, melakukan beberapa standarisasi sesuai berdasar pada kesepakatan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam, serta membuat konferensi untuk memperkenalkan konsep wisata halal.  

Adapun syariah tourism ini sudah berhasil diterapkan oleh beberapa daerah di Indonesia, contohnya Nanggroe Aceh Darusslam, Sumatera Barat, Lombok dan Banyuwangi jawa Timur. Salah satu pariwisata yang untuk pertama kali bertransformasi wisata halal yang dikembangkan di Pulau santen adalah pengembangan destinasi wisata yang ditandai dengan jaminan fasilitas halal. Seperti makanan halal,tidak menjajalkan alkohol, pemberitahuan jelang waktu ibadah atau adzan, tempat bersuci lengkap dengan fasilitas tempat ibadah, serta fasilitas berkonsep pemisah laki-laki dan perempuan.

Kabupaten Merangin merupakan salah satu kabuaten di Pprovinsi Jambi, Indonesia. Luas wilayahnya 7.668.61 km2. Dengan populasi 335.000 jiwa. Kabupaten Merangin adalah salah kabupaten yang cukup dikenal karena keindahan pesona alam pariwisatanya. Ibukotanya ialah Bangko. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari kabupaten Sarolangun-Bangko dan terbagi menjadi 24 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 10 kelurahan dan 205 desa.

Salah satu desa dari 205 desa yang ada di Kabupaten Merangin ialah Desa Sungai Kapas. Desa Sungai Kapas merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Luas wilayah Desa Sungai Kapas, Kecamatan Bangko dari hasil kegiatan Pemetaan Partisipatif Desa Sungai Kapas tahun 2018 kerjasama dengan PT. Kresna Duta Agroindo (PT. KDA) sebesar ± 3.127,90 Ha (31,28 km2). Desa Sungai Kapas terdiri dari 6 (enam) Dusun dengan 10 RW (Rukun Warga) dan 42 RT (Rukun Tetangga). 

Desa Sungai Kapas terletak di Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara Desa Sungai Kapas ke Kantor Kecamatan sekitar ± 18 km dengan jarak tempuh sekitar ± 30 menit. Akses transportasi menuju Desa Sungai Kapas dari pusat Kabupaten Merangin dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat dengan jarak tempuh ± 13 km dan jarak tempuh ± 15 menit. Untuk mencapai Ibukota Provinsi Jambi di Telanaipura, jarak tempuh sepanjang ± 225 km dengan waktu tempuh sekitar ± 6 jam menggunakan kendaraan roda dua ataupun kendaraan roda empat. 

Di desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko terdapat sebuah tempat pariwisata yang sudah cukup lama didirikan. Adapun pariwisata tersebut disebut dengan sebutan Trans Garden Merangin. Perkembangan objek wisata ini cukup pesat dengan mengalami beberapa kali pergantian nama dan jenis objek wisata. Dari mulai budidaya perkebunan buah melon yang hanya bertahan 1,5 tahun, lalu berubah menjadi objek wisata kolam pemancingan yang hanya bertahan selama 3 tahun, dan kembali berubah menjadi objek wisata resto Garden yang bertahan selama 4 tahun. Dan akhirnya pada tahun 2014, munculah ide untuk membuat sebuah taman dengan menggabungkan ketiga konsep terdahulu dengan nama Trans Garden Merangin

Dengan begitu penulis berasumsi dengan adanya pariwisata akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Desa sungai kapas. Selain itu penulis juga berasumsi bahwa ada potensi untuk menerapkan syariah Tourism pada pariwisata Trans Garden Merangin yang ada di Desa Sungai Kapas kecamatan Bangko Kabupaten Merangin.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa terdapat potensi yang cukup besar dan menjanjikan bagi kemajuan Desa Sungai Kapas apabila industri wisata syariah di Desa ini dijalankan secara maksimal. Sehingga diperlukan upaya dalam strategi pengembangan melalui pihak yang saling terkait seperti lembaga struktur Desa, masyarakat sekitar dan pengembangan industri pariwisata syariah. Dalam penelitian ini mengambil studi kasus objek wisata Trans Garden  yang terletak di Desa sungai kapas kecamatan Bangko Kabupaten Merangin, karena objek wisata tersebut mempunyai peluang untuk di kembangkan sebagai salah satu objek wisata syariah dengan dukungan berbagai fasilitas dan layanan yang sediakan.

Trans Garden Merangin memiliki pengunjung yang cukup loyal meskipun dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif . hal tersebut bisa di lihat dari data jumlah pengunjung sejak  tahun 2014 hingga tahun 2018 sebagai berikut:


 Berdasarkan data di atas terlihat jelas bahwa pengunjung Trans Garden Merangin mengalami fluktuasi

Sempat terjadi penurunan pengunjung pada tahun 2016 silam. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2016 Trans Garden Merangin sedang di renovasi total, yang memakan kurun waktu renovasi selama 8 bulan.oleh karena itu pihak pengelola memutuskan untuk menutup tempat pariwisata ini demi keamanan dan kenyamanan para pengunjung. Dan apabila kita lihat diagram data pengunjung di atas pada tahun 2017 jumlah data pengunjung kembali naik, artinya Trans Garden Merangin telah memiliki pengunjung setia. Padahal di kabupaten Merangin sendiri begitu banyak tempat pariwisata lainnya, oleh karena itu, pihak pariwisata untuk terus berinovasi terkait perkembangan Trans Garden Merangin. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang:“Analisis Potensi Syariah Tourism dalam Meningkatkan Pertumbuhan  Ekonomi di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin (Study Kasus Trans Garden Merangin).

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diutarakan di atas maka dapat dikemukakan pertanyaan peneliti sebagai rumusan masalah yaitu:

  1. Bagaimana potensi pariwisata Trans Garden merangin dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Desa sungai Kapas kecamatan Bangko Kabupaten Merangin?
  2. Apakah ada Potensi Syariah Tourism untuk diterapkan pada Trans Garden Merangin di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin?

C. Tujuan penelitian

Sebagaimana rumusan permasalahan, untuk sebuah penelitian yang baik maka perlu ditentukan tujuan pembahasan dari sebuah penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 

  1. Untuk mengetahui potensi pariwisata Trans Garden merangin dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Desa sungai Kapas kecamatan Bangko Kabupaten Merangin.
  2. Ingin mengetahui ada tidaknya potensi Syariah Tourism untuk diterapkan pada Trans Garden Merangin di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, penulis berharap bahwa hasil penelitian dapat berguna dan juga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik dari segi aspek ilmu maupun praktis.

1. Bagi penulis

Menambah wawasan serta memahami tentang Syariah Tourism yang selama ini penulis peroleh dari artikel-artikel dan membandingkan dengan kenyataan yang ada di aspek pariwisata khususnya di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin, serta untuk mengetahui bisakah Syariah Tourism diterapkan di pariwisata Trans Garden Merangin yang ada di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin.

2. Bagi Kampus

Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam khususnya jurusan Ekonomi syariah, dan perbankan syariah dan dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam Lainnya. Serta sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bagi Khalayak Umum

Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akdemisi dan praktis masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lainnya. Selain daripada itu, tulisan ini juga ditujukan untuk menambah pengetahuan masyarakat umum mengenai Syariah Tourism. 

E.  Kerangka Teori

1.  Potensi Syariah Tourism terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tujuan ekonomi Syariah tidak terlepas dari tuntutan utama kehidupan manusia, yakni menggapai kebahagiaan, manusia akan memperoleh kebahagiaan ketika seluruh kebutuhan dan keinginannya terpenuhi. Pariwisata sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara-negara terutama negara yang terdiri dari pulau-pulau. Negara kepulauan memiliki lebih banyak obyek wisata sehingga pendapatan dari pajak dan retribusi yang diperoleh melalui obyek wisata tersebut mampu mendongkrak  pertumbuhan ekonomi daerah.

Hasil penelitian dilakukan oleh Handayani di Jawa Tengah menemukan bahwa jumlah obyek wisata berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Tengah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya retribusi obyek pajak berdasarkan peningkatan jumlah obyek wisata yang terdapat di Jawa Tengah. Salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah yang berpotensi tinggi adalah pajak hotel. Semakin besar pendapatan dari pajak hotel maka akan semakin besar pendapatan asli daerah  yang diterima. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Made Sedana Yasadkk , Ismet Sulila serta Nugraha dan ArvianTriantoro menemukan bahwa jumlah hotel Berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah dan menunjang pertumbuhan ekonomi.

2.  Pengertian Syariah Tourism.

Pariwisata syariah merupakan suatu permintaan wisata yang di dasarkan pada gaya hidup wisatawan muslim selama liburan, selain itu, pariwisata syariah merupakan wisata yang fleksibel, rasional, sederhana dan seimbang. Pariwisata ini bertujuan agar wisatawan termotiwasi untuk mendapatkan kebahagiaan danberkat dari allah. Negara-negara muslim cenderung menafsirkan pariwisata berdasarkan apa yang alquran.

Syariah Tourism telah diperkenalkan sejak tahun 2000 dari pembahasan pertemuan organsisai konferensi islam (OKI). Syariah Tourism merupakan salah satu bentuk wisata berbasis budaya yang mengedepankan nilai-nilai dan norma Syariat Islam sebagai landasan dasarnya. Sebagai konsep baru didalam industri pariwisata tentunya wisata syariah memerlukan pengembangan lebih lanjut serta pemahaman yang lebih komprehensif terkait kolaborasi nilai-nilai ke Islaman yang disematkan didalam kegiatan pariwisata. Wisatawan Muslim merupakan jumlah wisatawan terbesar di Indonesia yang notabene merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, konsep syariah Tourism merupakan jawaban akan besarnya untapped market yang belum tersentuh dengan maksimal.

Prinsip pembangunan berkelanjutan dalam praktiknya diimplementasikan dalam penggunaan teknologi yang ramah lingkungan atau dikenal dengan teknologi serba guna yang sebanyak mungkin dalam aktifitas pembangunan. Konsep wisata Syariah merupakan aktualisasi dari konsep ke Islaman dimana nilai halal dan haram menjadi tolak ukur utama, hal ini berarti seluruh aspek kegiatan wisata tidak terlepas dari sertifikasi halal yang harus manjadi acuan bagi setiap pelaku pariwisata. Konsep Syariah Tourism dapat juga diartikan sebagai kegiatan wisata yang berlandaskan ibadah dan dakwah disaat wisatawan Muslim dapat berwisata serta mengagungi hasil penciptaan Allah SWT (tafakur alam) dengan tetap menjalankan kewajiban sholat wajib sebanyak lima kali dalam satu hari dan semua ini terfasilitasi dengan baik serta menjauhi segala yang dilarang olehNya.

Fundamental dari wisata Syariah tentunya adalah pemahaman makna halal disegala aspek kegiatan wisata mulai dari hotel, sarana transportasi, sarana makanan dan minuman sistem keuangan, hingga fasilitas dan penyedia jasa wisata itu sendiri. Sebagai contoh hotel Syariah tidak akan menerima pasangan tamu yang akan menginap jika tamu tersebut merupakan pasangan yang bukan muhrimnya (tidak dapat menunjukkan surat nikah) selain itu hotel yang mengusung konsep Syariah tentunya tidak akan menjual minuman beralkohol serta makanan yang mengandung daging babi yang diharamkan didalam Islam. 

Selain itu pemilihan destinasi wisata yang sesuai dengan nilai-nilai Syariah Islam juga menjadi pertimbangan utama didalam mengaplikasikan konsep wisata Syariah, setiap destinasi wisata yang akan dituju haruslah sesuai dengan nilai-nilai keisalaman seperti memiliki fasilitas ibadah masjid maupun mushola yang memadai, tidak adanya tempat kegiatan hiburan malam serta prostitusi, dan juga masyarakatnya mendukung implementasi nilai-nilai Syariah Islam seperti tidak adanya perjudian, sabung ayam maupun ritual-ritual yang bertentangan dengan ajaran Islam. Satu hal yang harus dipahami bahwasannya Syariah Tourism ini tidak harus merupakan wisata religi yang umum berlaku saat ini.

3. Karakteristik Syariah Tourism.

Syariah Tourism  muncul dari kebutuhan wisatawan muslim sesuai ajaran Islam yakni sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Sehingga, Konsep wisata halal merupakan aktualisasi dari konsep ke-Islaman yakni nilai halal dan haram menjadi tolak ukur utamanya. Hal ini berarti seluruh aspek kegiatan wisata tidak terlepas dari sertifikasi halal yang harus menjadi acuan bagi setiap pelaku pariwisata.

Menurut Chookaew, terdapat delapan indikator standar pengukuran pariwisata syariah dari segi administrasi dan pengelolaanya yaitu sebagai berikut : 

  1. Pelayanan kepada wisatawan yang cocok dengan prinsip muslim secara keseluruhan
  2. Pemandu dan staf harus memiliki disiplin dan menghormati prinsip-prinsip Islam
  3. Mengatur semua kegiatan agar tidak bertentangan dengan prinsip Islam
  4. Bangunan harus sesuai dengan prinsip Islam
  5. Restoran harus mengikuti standar internasional layanan halal
  6. Layanan transportasi harus memiliki keamanan sistem proteksi
  7. Ada tempat-tempat yang disediakan untuk semua wisatawan muslim melakukan kegiatan keagamaan 
  8. Bepergian ketempat-tempat yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam.

Dari karakteristik pariwisata Syariah yang dijabarkan, terdapat 4 aspek penting yang harus diperhatikan untuk menunjang suatu pariwsata Syariah. yaitu:

  1. Lokasi, penerapan sistem Islami diarea pariwsata. Lokasi pariwisata yang dipilih merupakan yang diperbolehkan dalam kaidah Islam dan dapat meningkatkan nilai-nilai spiritual wisatawan
  2. Transportasi, Penerapana sistem, seperti pemisahan tempat duduk antara laki-laki dan wanita yang bukan muhrim sehingga tetap berjalanya Syariat Islam dan terjaganya kenyamanan wisatawan.
  3. Konsumsi; Islam sangat memperhatikan segi kehahalan konsumsi, hal tersebut tertuang dalam Surat Al-Maidah, segi kehahalanya disini baik dari sifatnya, memperolehhan, maupun pengolahanya, selain itu minat wisatawan dalam memperoleh makanan memainkan para sentra dalam memilih tujuan wisata.
  4. Hotel, seluruh proses kerja dan fasilitas yang disediakan berjalan sesuai dengan prinsip Syariah. layanan disini tidak sebatas dalam lingkup makanan maupun minuman, tetapi juga dalam fasilitas yag diberikan sepert SPA, GYM, Kolam Renang, Ruang Tamu, dan fungsional untuk laki-laki dan perempuan sebaiknya terpisah

Berdasarkan indikator Syariah Tourism diatas, beberapa prinsip dapat berseberangan dengan kepentingan lainnya khususnya pada negara-negara non-Islam yang mengembangkan syariah Tourism. Sehingga diperlukan diskusi dan kajian mengenai hal tersebut, oleh para peneliti, praktisi, termasuk ulama yang paham akan hal ini . Namun, dari prinsip-prinsip atau syarat utama wisata halal diatas, makanan halal, produk yang tidak mengandung babi, tidak ada minuman keras, ketersediaan fasilitas ruang ibadah, tersedianya Al-Qur’an dan peralatan ibadah (shalat) dikamar, petunjuk kiblat, dan pakaian staf yang sopan merupakan hal yang penting bagi wisatawan muslim.

4. Jenis-Jenis Pariwisata

Dalam arti luas bisnis yaitu semua aktfitas manusia berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa serta melibatkan faktor produksi dan ketergantungan antar manusia dalam segala aspek kehidupan. Menurut Spillane, dalam baskoro, pariwisata dikelompokkan berdasarkan tujuan dan motif seseorang atau kelompok yang melakukan perjalanan wisata, diantaranya

a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure Tourism), jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi kehendak ingin tahunya.

b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism), pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari libur untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahanya dapat dilakukan pada tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, tempat-tempat peristrahatan.

c. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism), jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda beda, mengunjungi monumen sejarah peninggalan masalalu dan keagamaan, festival, musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.

d. Pariwisata untuk usaha dagang (Business Tourism), menurut para ahli teori perjalanan pariwisata ini adalah bentuk profesional travel atau perjalan karena ada kaitanya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan.

e. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism), merupakan pariwisata yang dilakukan dalam rangka untuk melatih ketangkasan jasmani dan menyegarkan rohani.

f. Pariwisata untuk berkonvensi (convention tourism) merupakan pariwisata dalam rangka mengikuti suatu acara atau kegiatan seperti seminar,pameran, dan konferensi dan lain sebagainya yang diselingi dengan kegiatan wisata di waktu senggangnya.

5. Potensi Wisata Syariah (Syariah Tourism)

Potensi wisata  menurut Mariotti dan Yoeti  adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut . 

Menurut Suwantoro, ada beberapa faktor pendorong pengembangan potensi objek wisata adalah kondisi fisik, aksesibilitas, pemilikan, dan penggunaan lahan, hambatan dan dukungan serta faktor-faktor pendukung lain. 

Menurut Suwantoro, ada beberapa faktor pendorong pengembangan potensi objek wisata adalah atraksi, amenitas, aksesibiltas, dan layanan. 

1. Atraksi, merupakan kompenen sangat penting, karena atraksi merupakan faktor utama seorang wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. 

2. Amenitas, fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, transportasi, rekreasi dan lain-lain Sedangkan menurut Pitana & Diarta , menjelaskan fasilitas destinasi/amenitas merupakan elemen dalam destinasi atau berhubungan dengan destinasi yang memungkinkan wisatawan tinggal di destinasi tersebut untuk menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang ditawarkan. 

3. Aksesibilitas, Menurut Spillane mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan wisata tertentu, dengan lebih mudah atau lebih sulit untuk menjangkaunya. 

4. Layanan, Menurut Parasuraman, Zeithaml, & Berry kualitas pelayanan dapat dilihat dari lima dimensi antara lain bukti langsung (tangible), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), empati.

Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah objek wisata. 

Dalam penelitian ini potensi wisata syariah dibagi menjadi tiga macam yaitu : potensi alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia.

a. Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah,bentang alam suatu daerah,misalnya pantai,hutan,dan lain – lain. Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memeperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke objek tersebut.

b. Potensi kebudayaan adalah semua hasil cipta,rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat,kerajinan tangan,kesenian,peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan monument dan lain- lain.

c.  Potensi manusia juga memilikin potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik sebuah pariwisata, lewat pementasan tarian,pertunjukkan dan pementasan seni budaya suatu daerah.

6.  Pengaruh Syariah Tourism terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya, pada akhirnya akan tercapai tingkat keadaan tidak berkembang keadaan tersebut akan terjadi pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi produksi itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. 

Tujuan perhitungan kemiskinan dan jumlah keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan adalah untuk untuk merencanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan dan program-program perbakan distribusi pendapatan. Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin  banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan, dan ideologis yang diperlukannya. Menurut Solow-Swan, Pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.

Pertumbuhan ekonomi secara paling sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregat dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan “output perkapita“. Dalam pengertian ini ada dua sisi yang perlu diperhatikan yaitu output total dan jumlah penduduk, sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi perspektif waktu jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang jelas untuk menaik. 

Kemerosotan ekonomi suatu masyarakat baik berupa tingkat inflansi  yang tinggi, rusaknya sektor produksi akibat bencanaataupun sebab lainya biasanya paling dahulu dirasakan akibatnya oleh masyarakat miskin dan lemah. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses dimana meningkatnya pendapatan tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk umumnya sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. 

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi diharapkan akan mewujudkan beberapa hal yaitu taraf hidup masyarakat meningkat sehingga terwujud kemakmuran, serta terciptanya kesempatan kerja meski jumlah penduduk selalu bertambah. Hal tersebut dapat dicapai tidak dalam waktu yang singkat. Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi termasuk dalam masalah perekonomian jangka panjang.  

Potensi-potensi ekonomi mikro dan makro belum seluruhnya dikelola secara optimal, karena faktor sumber daya manusia dan kurangnya modal. Pengelolaan potensi-potensi ekonomi diserahkan kepada pemerintah setempat dan bukan kepada investor sehingga tidak berkembang. persoalan sumber dan pemberdayaan ekonomi menengah kebawah yakni kurangnya sumber daya manusia dan modal, dianalisis para ahli merupakan persoalan umum yang terjadi pada negera berkembang seperti Indonesia.

Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. 

Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain:

a.  Sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang mempengaruhi cepat lambatnya proses pembangunan. Jika kompetensi sumber daya manusia baik, maka proses pembangunan akan semakin cepat terlaksana.

b.  Sumber daya alam. Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yaitu tanah yang subur, kekayaan tambang, hasil laut, tumbuh-tumbuhan, dan masih banyak lagi. Sumber daya alam tersebut harus diolah oleh sumber daya manusia yang berkompeten sehingga dapat dimanfaatkan secara bijak untuk kepentingan proses pembangunan.

c. Ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk meningkatkan produksi barang dan jasa, dibutuhkan teknologi yang canggih agar kegiatan produksi semakin efektif.

d.  Sumber daya modal. Untuk meningkatkan kompetensi dari sumber daya manusia, dan menambah ilmu pengetahuan serta teknologi, maka dibutuhkan sumber daya modal yang akan memperlancar proses pembangunan.

e. Manajemen. Manajemen yang baik dapat mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi karena semua sumber daya diolah dengan baik.

f. Kewirausahaan. Wirausahawan berperan untuk membuka kesempatan kerja, meningkatkan output, dan menambah pemasukan negara dari pajak.

Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu pembangunan seringkali digunakan untuk mengukur kualitas hidup manusia, sehingga semakin tinggi nilai pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula taraf hidup manusia.   

7. Hubungan Pendapatan Sektor Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pariwisata dan Pertumbuhan ekonomi yang dihubungkan oleh berbagai cara dimana parawisata dapat memberikan kontribusi bagi pengembang ekonomi daerah tujuan wisata. Hubungan parawisata dan pertumbuhan ekonomi merupakan dasar untuk ketergantungan dari berbagai turis berbasis ekonomi mengenai dampak wisata untuk pembangunan ekonomi mereka,misalnya parawisata menyediakan lebih banyak lapangan kerja bagi warga lokal membantu warga setempat memulai bisnis yang melayani wisatawanmengarah kegenarasi pendapatan dari pengeluaran wisatawan dan kebijakan fiskal dan membantu dalam pembangunan infrastuktur. 

Salah satu manfaat sektor parawisata dan pembangunan ekonomi adalah kenyataan bahwa kawasan wisata bersemangat menyediakan lapangan kerja bagi warga daerah itu. Pariwisata membutuhkan banyak jasa dalam rangka untuk mempertahankan industri.misalnya, industri perhotelan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang dibisnis seperti hotel dan restoran. Pekerjaan adalah faktor makro ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan pekerja dengan pendapatan disposable dan akibatnya menyebabkan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Daerah.

Menurut United Nations World Tourism Organization (UNWTO), alasan sektor pariwisata berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain :

a.  Pariwisata merupakan kesempatan terutama bagi daerah marjinal dengan beberap ekspor pilihannya. Wisatawan yang tertarik dengan nilai-nilai budaya dan asset yang ada di negara tersebut, misalnya budaya di negara-negara berkembang menggalakkan pariwisata melalui pelestarian nilai-nilai warisan. Sehingga, memungkinkan masyarakat miskin untuk meningkatkan pendapatannya melalui budaya dan asset yang dimiliki. 

b. Pariwisata salah satu sektor ekspor yang mana masyarakat miskin di suatu negara dapat menjadi eksportir melalui penjualan barang kepada wisatawan asing.

Dari jurnal The Contribution of Tourism to Economic Growth and Food Security manfaat ekonomi dari pariwisata tidak hanya pada pertumbuhan ekonomi secara langsung namun pada proses yang mana pariwisata mampu memperluas lapangan kerja bagi masyarakat miskin di daerah tersebut, peningkatan akses layanan dan infrastuktur penunjang dan mitigasi dampak lingkungan dan sumber daya alam.  

Keterkaitan antara pariwisata dan pertumbuhan ekonomi dengan fokus pada dampak ekonomi makro dari pariwisata, yaitu :

1. Pariwisata memiliki dampak langsung terhadap perekonomian, antara lain terhadap penciptaan lapangan kerja, redistribusi pendapatan, dan penguatan neraca pembayaran. Belanja turis, sebagai bentuk alternatif dari ekspor memberikan kontribusi berupa penerimaan devisa (neraca pembayaran) dan pendapatan yang diperoleh dari ekspansi pariwisata. Penerimaan devisa dari pariwisata juga bisa digunakan untuk mengimpor barang-barang modal untuk menghasilkan barang-barang dan jasa, yang pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan ekonomi.

2. Efek stimulasi (induced affects) terhadap pasar produk tertentu, sector pemerintah, pajak dan juga efek imitasi (imitation effect) terhadap komunitas. Salah satu manfaat utama bagi komunitas lokal yang diharapkan dari pariwisata adalah kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian daerah, terutama peningkatan pendapatan dan pekerjaan baru di daerah 

F.   Kerangka Berfikir

 Selain istilah wisata syariah ,dikenal juga istilah halal torism atau wisata halal. Adapun konsep syariah yang tidak melanggar nilai-nilai dan etika syariah berhubungan dengan konsep halal dan haram di dalam islam. Menurut sofyan, dalam kemenpar definisi Syariah Tourism atau wisata syariah lebih luas dari wisata religiyaitu wisata yang didasarkan pada nilai-nilai syariah islam. Seperti yang di anjurkan oleh world tourism organization (WTO), mengenai komsumen wisata syariah nukan hanya umat muslim tetapii juga non muslimyang ingin menikmati kearifan lokal.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi secara paling sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregat dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan “output perkapita”

Dalam pengertian ini ada dua sisi yang perlu diperhatikan yaitu output total dan jumlah penduduk, sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi perspektif waktu jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang jelas untuk menaik. 

G.  Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Berdasarkan uraian sebelumnya,maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis penguji (statistical hypothesis). Hipotesis ini juga dikenal dengan hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nihil (H0).

Adapun dalam penelitian ini,yang digunakan adalah hipotesis Alternative yang dirumuskan dalam bentuk adanya Relasi antara X (Potensi Syariah Tourism) dan Y (Pertumbuhan Ekonomi), hubungan umum antara Variabel-variabel yang diteliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Ha : diduga ada pengaruh yang signifikan antara Pariwisata  terhadap pertumbuhan Ekonomi di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin.

Ho : diduga tidak ada pengaruh yang signifikan antara pariwisata terhadap pertumbuhan Ekonomi di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bngko Kabupaten Merangin.

Selanjutnya, untuk diujikan secara statistic, maka peneliti memberikan dugaan sementara bahwasannya ada pengaruh yang signifikan antara potensi syariah Tourism terhadap pertumbuhan Ekonomi di Desa Sungai Kapas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin, yang dalam hal ini diwakili oleh Hipotesis Alternatif (Ha).

Terimakasih telah membaca Skripsi Analisis Potensi Syariah Tourism semoga dapat menjadi referensi bagi anda