Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurnal Analisis Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Metode Location Quotient

Analisis Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dengan Metode Location Quotient

Analysis of the Business Sector of Tanjung Jabung Timur Regency, Jambi Province using the Location Quotient Method

Oleh

 Irma Nur Hidayah

NIM 501180134

 

Abstract :

Gross Regional Domestic Product (GRDP) is one of the economic data that can be used for the economic development of a region in a certain period, either at current prices or at constant prices. PDRB in fact is the amount of added value produced by a business unit in a certain area, or is the sum of the value of goods and services produced by all economic units in an area. The value of GRDP represents the economic growth of a region. Therefore, Location Quotient analysis is needed to determine the extent of interest in the economic sector in a region in utilizing the base sector or its superior sector. The base sector can be determined using the Location Quotient (LQ) method. The variable used to calculate the base economy is the local GDP of an activity that is focused on activities within the local economic structure. Gross Domestic Product (GDP) is an important indicator to understand economic conditions, especially in Tanjung Jabung Timur Regency in a certain period, either based on current prices or constant prices. The data collection process was carried out using secondary data surveys based on documents from the Central Statistics Agency of Tanjung Jabung Timur Regency and the Jambi Province Central Statistics Agency.

Keywords : Gross Regional Domestic Product (GRDP), Location Quotient (LQ), economic sector, Tanjung Jabung Timur


Abstrak :

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu data perekonomian yang dapat digunakan untuk perkembangan perekonomian suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik dengan harga berlaku maupun harga konstan. PDRB sebenarnya adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan suatu unit usaha di suatu daerah, atau merupakan penjumlahan dari nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu daerah. 

Nilai PDRB mewakili pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Oleh karena itu, diperlukan analisis Location Quotient untuk mengetahui sejauh mana minat sektor ekonomi di suatu daerah dalam memanfaatkan sektor basis atau sektor unggulannya. Sektor dasar dapat ditentukan dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ). 

Mungkin anda tertarik membaca contoh skripsi volatilitas harga saham

Variabel yang digunakan untuk menghitung ekonomi dasar adalah PDRB dari suatu kegiatan yang difokuskan pada kegiatan-kegiatan dalam struktur ekonomi daerah. Produk Domestik Bruto (PDRB) merupakan indikator penting untuk memahami kondisi perekonomian khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada suatu periode tertentu, baik berdasarkan harga saat ini maupun harga konstan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan survei data sekunder berdasarkan dokumen dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.

Kata Kunci : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Location Quotient (LQ), Sektor Ekonomi, Tanjung Jabung Timur.

 

Pendahuluan

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang dituntut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui pilar-pilar yang dianggap mampu menopang dan memajukan  kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata  (Ali, 2018). 

Pertumbuhan ekonomi merupakan  perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat (Apriana, 2016). 

Potensi sektoral ekonomi daerah adalah suatu kondisi tertentu dimana perekonomian daerah dipetakan berdasarkan sektor usaha dalam PDRB dengan keunggulan-keuggulan tertentu pada setiap  sektor usaha. 

Menurut (Ali & Bakar, 2018) permasalahan pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi sumber daya manusia. Di sisi lain, juga diperlukan faktor-faktor yang sangat penting yaitu teknologi dan sumber daya manusia (Pesurnay & Parera, 2018). 

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Adalah jumlah seluruh nilai tambah yang diciptakan oleh berbagai sektor/ lapangan usaha yang melakukan kegiaatan usaha di suatu wilayah/ region(dalam hal ini Kabupaten /Kota), tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Dengan demikian PDRB secara aggregatif meneunjukkan kemampuan suatu daerah dalam mengghasilkan pendapatan/balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut berpartisifasi dalam proser produksi didaerah tersebut.

Penelitian ini menggunakan Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi suatu komoditas unggulan dan metode Analisis komoditas yang ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam suatu basis atau non basis.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan melihat data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstant menurut sektor pertanian periode 2017 – 2020 dan Produk Domestik Regional Bruto atas tahun dasar 2010 periode 2017 – 2020.

Penelitian ini menggunakan peneilitian deskriptif kuantitatif dengan menganalisis sektor basis non basis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Secara garis besar, langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis data sekunder yaitu data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanjung Jabung Timur periode tahun 2017 – 2020 dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas tahun dasar 2010 periode tahun 2017 – 2020 untuk mengetahui peranan sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional dan untuk mengetahui laju pertumbuhan di berbagai sektor/industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Metode analisis ini menggunakan analisis pendekatan basis ekonomi yaitu pendekatan analisis Location Quotient.

Hasil ini selanjutnya untuk menentukan potensi potensi unggulan daerah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Adapun variabel penelitian menggunakan ketetapan PDRB atas tahun dasar 2010 yaitu sebagai berikut :

No Sektor Eonomi

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2 Pertambangan dan Penggalian

3 Industri Pengolahan

4 Pengadaan Listrik dan Gas

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

6 Konstruksi

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8 Transportasi dan Pergudangan

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

10 Informasi dan Komunikasi

11 Jasa Keuangan dan Asuransi

12 Real Estate

13 Jasa Perusahaan

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

15 Jasa Pendidikan

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

17 Jasa Lainnya

 

Pembahasan

 

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanjung Jabung Timur atas tahun dasar 2010 periode tahun 2017 – 2020 dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi periode tahun 2017 – 2020. Adapun data PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur  periode tahun 2017 – 2020 dapat dilihat pada tabel berikut : 

 

Sumber : BPS PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur

 

Analisis Location Quotient 

Loqation Quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basissebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan. Metode LQ adalah metode yang membandingkan porsi lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor tertentu di suatu wilayah dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional. 

Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi suatu komoditas unggulan dan metode Analisis komoditas yang ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam suatu basis atau non basis. Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan keterbatasan, begitu juga dengan metode LQ (Ron Hood, 1998). Setiap pendekatan memiliki kelebihan dm kelemahan, sehingga dalam memilih metode analisis untuk menentukan komoditas unggulan ini perludilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Salah satu pendekatan yang dapatdigunakan untuk menganalisis komoditas unggulan adalah metode Location Quotient (LQ) (Umar, 2000).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu daerah atau sektor-sektor apa saja yang merupakan sektor basis atau leading sektor. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang menjadi acuan. Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien LQ tersebut nantinya dapat berupa jumlah tenaga kerja per-sektor ekonomi, jumlah produksi atau satuan lain yang dapat digunakan sebagai kriteria. Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi suatu komoditas unggulan. 

Metode analisis komoditas yang ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam suatu basis atau non basis. Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan keterbatasan, begitu juga dengan metode LQ. Teknik analisis Location Quotient(LQ) merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Cara ini tidak ataubelum memberi kesimpulan akhir. Kesimpulan yang diperoleh baru merupakan kesimpulan sementara yang masih harus dikaji dan ditilik kembali melalui teknik analisis lain yang dapat menjawab apakah kesimpulan sementara di atasterbukti kebenarannya (Miller, 1991). 

Walaupun teknik ini tidak memberikan kesimpulan akhir, namun dalam tahap pertama sudah cukup memberi gambaran akan kemampuan daerah yang bersangkutan dalam sektor yang diamati. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Satuanyang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien dapat menggunakan satuan jumlah buruh atau hasil produksi atau satuan lainnya yang dapat digunakan sebagai kriteria (Isserman, 1997).

Berdasarkan hasil perhitungan indeks location quoutient selama periode tahun 2017 – 2020 pada tabel 4 diatas terdapat 11 (Sebelas) sektor basis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu Pertambangan dan Penggalian, Pengadaan Listrik & Gas, Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Informasi dan Komukasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estat, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Jasa Lainnya. Hal ini menunjukan bahwa LQ > 1 sub sektor tesebut merupakan subsektor unggulan dan sangat prospek jika dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

Berdasarkan hasil perhitungan ideks location quotient selama periode 2017 – 2020 pada tabel 5 diatas terdapat 6 (Enam) sektor non basis yaitu sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Industri Pengolahan, pengadaan air dan pengelolahan sampah limbah, Konstruksi, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makanan minuman. Hal ini menunjukkan bahwa LQ < 1 dimana subsektor tersebut bukan subsektor andalan.

 

Simpulan

Berdasarkan indikator pendapatan (PDRB) selama empat tahun (2017-2020)  ada sebelas sector basis atau sector unggulan yang nilai LQ nya besar dari satu (LQ >1) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu sektor  Pertambangan dan Penggalian, Pengadaan Listrik & Gas, Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Informasi dan Komukasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estat, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Jasa Lainnya. sedangkan sektor lain mempunyai nilai LQ kecil dari satu (LQ<1) ada enam sector non basis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu sektor  Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Industri Pengolahan, pengadaan air dan pengelolahan sampah limbah, Konstruksi, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makanan minuman.

 

Saran

Berdasarkan pemahaman sektor basis non basis dikabupaten Tanjung Jabung Timur maka pemerintah harus lebih memperhatikan sektor-sektor non-basis untuk terus dikembangkan sehingga bisa menjadi sektor unggulan dan agar dapat menjadi tambahan lapangan pekerjaan bagi masyarakat daerah setempat.

 

Daftar Pustaka

Ali, A. U., & Bakar, A. (2018). ANALISIS DAYA SAING SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN MIMIKA. JURNAL KRITIS(Kebijakan, Riset dan Inovasi), 2(1).

Apriana, D., & Suryanto, R. (2016). Analisis Hubungan Antara Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, Kemandirian Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Jurnal Akuntansi dan Investasi, 11(1), 68-79. 

Isserman, Andrew.M. 1977. The Location Quotient Approach for Estimating Regional Economic Impacts: AIP Journal.

Miller. M.1991. Location Quotient Basic Tool for  Economic Development Analysis. Economic Development Review,

Pesurnay, R. T., & Parera, J. M. (2018). ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN DAN PENENTU SEKTOR UNGGULAN DI KOTA AMBON-PROVINSI MALUKU. Peluang, 12(1). 

Ron Hood. 1998. Economic Analysis: A Location Quotient. Primer. Principal Sun Region  Associates, Inc.

Sudrajat, Edy. 2017. Skripsi. Analisis Location Quotient (Lq) Tentang Potensi pengembangan Sapi Rakyat Di Kabupaten Gowa

Umar, H. 2000. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Bisnis. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

 

Silahkan share contoh jurnal Jurnal Analisis Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Metode Location Quotient jika di rasa bermanfaat.