Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Praktikum Sistem Ekskresi

Laporan Praktikum Sistem Ekskresi


 

JUDUL : Sistem Ekskresi

HARI : Sabtu

TANGGAL : 29 Desember 2007

TUJUAN : Mahasiswa Dapat Menentukan Volume Air Seni Sendiri dalam 24 Jam

I.PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

Dalam tubuh kita terdapat 3 proses pengeluaran yang kita kenal dengan sekresi, ekresi dan defekasi. Ketiga nya ini terjadi pada tubuh manusia. Lalu apa perbedaan sekresi, ekresi dan defekasi ini? Secara sederhana pengertian Sekresi adalah Proses pengeluaran zat yang mana zat tersebut masih dapat digunakan oleh tubuh, misalnya hormon, atau pengeluaran getah oleh kelenjar ke dalam pencernaan. Sedangkan pengertian ekresi adalah pengeluaran zat-zat sampah sisa metabolisme yang tidak diinginkan lagi oleh tubuh. contoh ekresi adalah urin. Lalu proses pengeluaran dari ekresi itu dinamakan dengan defekasi. Jadi bisa dikatakan bahwa defekasi adalah produk buangan yang dikeluarkan dari sistem pencernaan, misal nya feses. 

Pada praktikum ini kita akan fokus membahas tentang ekskresi pada manusia.

Alat-alat Ekresi

a. Paru-paru

Paru-paru dianggap sebagai organ pernapasan dan juga sebagai alat sekresi, karena bekerja mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air. Di dalam paru-paru terdapat alveolus yang mengandung sel darah merah. Oksigen (O2) diikat oleh darah merah tersebut kemudian ditransfer ke jaringan. Setelah oksigen dilepas, maka sel darah merah tersebut mengikat karbondioksida dengan proses berantai, yang disebut pertukaran klorida.

Karbondioksida kemudian larut menjadi asam karbonat karena prosesnya dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase. Asam karbonat lalu terpisah menjadi ion HCO3- dan ion H + (bersifat racun dan mengubah pH darah). Sedangkan HCO3- meninggalkan sel darah lalu menuju plasma darah. Kedudukan dalam sel darah  diganti oleh ion klorida.

Plasma darah kemudian mengangkut sebagian besar jumlah karbon dioksida dalam bentuk senyawa HCO3-, sebagian diikat oleh sel darah merah, membentuk karbon amino heamoglobin.

Pada tahap berikutnya, karbon dioksida di dalam alveolus paru-paru dilepaskan. Sementara oksigen diikat dan ion klorida keluar dari sel darah merah. Demikian pula air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk uap.

b. Hati

Kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia adalah hati (hevar). Sebagian kelenjar ekskresi, hati menghasilkan empedu. Disamping itu, hati juga berfungsi sebagai:

  1. Penyimpan gula dalam bentuk glikogen
  2. Tempat pembongkaran dan pembentukan protein
  3. Penawar racun
  4. Pembentuk dan pembongkar sel darah merah

Hati mendapatkan darah dari oarta dan vena.

c .Kulit

Kulit juga sangat berperan dalam menjalankan fungsinya. Adapun fungsi kulit adalah:

  1. Untuk melindungi tubuh dari gesekan, kuman, cahaya, panas, dan zat kimia.
  2. Sebagai pengatur suhu badan dan menjaga agar air yang keluar dari dalam tubuh tidak berlebihan.
  3. Sebagai alat ekskresi yang berupa minyak dan air.

d. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang juga dianggap penting bagi proses ekskresi. Letaknya berada di dalam rongga perut dekat tulang pinggang. Jumlahnya sepasang dan bentuknya seperti ercis dengan ukuran 10 cm.

Fungsi ginjal

Ginjal berfungsi sebagai :

  1. Mengeluarkan zat-zat yang membahayakan tubuh
  2. Mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan
  3. Mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler
  4. Memepertahankan keseimbangan asam dan basa.

Peoses ekresi pada ginjal meliputi:

  1. Penyaringan zat-zat sisa makanan atau yang beracun
  2. Penyerapan kembali (reaosorbsi) zat-zat berguna
  3. Pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan.

Urine terbentuk melalui proses penyaringan yang terjadi di badan malpighi. Di dalam badan malpighi,  
kapsul bowman mengelilingi glomerus. Penyaringan dilakukan pada darah dalam glomerulus yang mengandung garam, gula, urea, air dan sebagainya.

Didalam tubulus kontortus proksimal, zat-zat urine primer (filtrat glomerulus) yang berguna diserap kembali. Sehingga dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder). Pada tubulus kontortus distal terjadi penyerapan kembali terhadap Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.Maka urin yang sesungguhya telah terbentuk disalurkan ke pelvis renalis melalui tubulus kolektivus.

Volume urine dikeluarkan bergantung pada:

  1. jumlah air yang kita minum
  2. Hormon antidieuretika (ADH) yaitu hormon yang dihasilkan oleh hifoses posterior.
  3. Banyaknya garam yang dikeluarkan
  4. Stimulus saraf renalis yang menyebabkan penyempitan duktus aferen. (Idel,antoni.2000:200-204)

Sistem urinari terdiri dari:

  1. Ginjal, yang mengeluarkan sekret urin
  2. Ureter, yang mengeluarkan sekret urin dari ginjal ke kandung kencing.
  3. Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung
  4. Uretra,yang mengeluarkan urin dari kandung kencing.

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritoneum.

Fungsi ginjal ialah pengaturan keseimbangan air, pengaturan kosentrasi garam, darah, dan keseimbangan asam-basa darah, dan eksresi bahan buangan dan kelebihan garam. Sekresi urine dan mekanisme fungsi ginjal. Glomerulus adalah saringan. Setiap menit kira-kira semua glomeruli dan sekitar 100 ccm (10 %) dari itu disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glokusa, dan benda halus lainnya, disaring.Protein plasma terlalu besar untuk dapat menembusi pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah.

Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerulus kemudian mengalir melalui tubula renalis dan sel- sel nya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan ditinggalkan yang tidak diperlukan. Enggan mengubah-ubah jumlah yang diserap atau ditinggalkan dalm tubula, maka sel dapat mengatur susunan urin di satu sisi dan susuna darah disisi sebaliknya. Dalam keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali. Air sebagian besar diarbsorbsi kembali. Kebanyakan produk buangan dikeluarkan maka sekresi terdiri atas tiga faktor :

  1. Filtrasi glomerulus
  2. Reabsorbsi tubula
  3. Sekresi tubula

Ciri urine yang normal. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang di masukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein dimakan, sehingga tersedia cukup yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.

Warnanya bening orange pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jonjot lendir tipis nampak terapung didalamnya. Baunya tajam dan Reaksinya sedikit asam terdapat lakmus dengan pH rata-rata 6. Berat jenis berkisar dari 1010-1025.

Komposisi urine normal.Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium khlorida. Pada seorang yang menggunakan diit yang rata-rata berisi 80-100 gr protein dalm 24 jam, jumlah persen air dan padat dalam urine seperi berikut :

Air 96%

Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%). (Pearce,evelin.2550:245-249) Urin. Keseimbangan air kebanyakan dilakukan dengan pengurangan atau peningkatan volume urin dan hal ini dilakukan oleh ginjal.

Pembentukan urin pada vertebrata memiliki 3 tahapan yaitu :

  1. Ultrafiltrasi yaitu proses perpindahan plasma darah (kecuali sel-sel darah dan protein molekul besar) dari glomerolus menuju ke ruang kapsula bawman dengan menembus membran filtrasi.
  2. Reabsorsi tubular yaitu perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju darah dalam kapiler peritubular.
  3. Sekresi tubular yaitu kebalikan dari Reabsorsi tubular, memungkinkan ginjal meningkatkan kosentrasi zat-zat yang dieksresikan, misalnya H+ dan K+ , dan obat-obatan dan berbagai zat organik asing. (Soewolo.1997:127-131)

Sistem kemih terdiri atas sepasang ginjal dan ureter dan satu kandung kemih dan uretra. Sistem ini berperan memelihara homeostatis dengan menghasilkan urin, yang membawa serta berbagai produk sisa metabolik. Urin yang dibuat dalam ginjal melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin untuk sementara di tampung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Ginjal juga mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuatan hormon renin dan eritropoietin. Renin ikut berperan dalam mengatur tekanan darah, dan eritroprotein merangsang produksi dari sel darah merah (junqueira,carlos.1998:370)

II.PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Alat dan Bahan:

A. ALAT

  1. Botol akua isi 1 liter 2 buah
  2. Spidol Permanen
  3. Gelas ukur

B. BAHAN

  • Air seni praktikan
  • Air minum

C. CARA KERJA

  1. Dimasukkan air minum dalam botol aqua
  2. Dihitung jumlah air yang diminum pada siang hari
  3. Dihitung jumlah air yang keluar pada siang hari dalam bentuk urin dan memasukkannya kedalam botol aqua kosong dan setiap kali kencing, beri tanda garis pada botol akua, untuk menandakan volume kencing yang keluar per kali kencing.
  4. Dilakukan juga untuk malam harinya.
  5. Dihitung rata-rata urin yang keluar pada siang dan malam hari.
  6. Membuat botol replikasinya.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

Data Kelompok

Nama Waktu Jumlah air yang masuk (ml) dan Jumlah air yang keluar (ml)

  1. Rita yuliza Siang 1500 dan 680 Malam 300 dan 140
  2. Henny fridawanti Siang 2000 dan 980 Malam 500 dan 170
  3. Nelly Mandasari Siang 1400 dan 600 Malam 250 dan 150
  4. Ade luri Siang 1600 dan 520 Malam 250 dan 160
  5. Andianto Siang 1900 dan 730 Malam 420 dan 230
  6. Hevni Siska Siang 1800 dan 480 Malam 250 dan 110
Rata-rata Air yang keluar pada siang hari : 1014 ml

Rata-rata Air yang keluar pada malam hari : 412 ml

Data Kelas

Kelompok Minum (ml) Keluar (ml)

  1. 1345 dan 547
  2. 2067 dan 883,5
  3. 1950 dan 1231
  4. 1775 dan 905
  5. 1742 dan 996
  6. 2338 dan 921
  7. 1920 dan 820
  8. 1506 dan 848
  9. 2320 dan 1205
  10. 1014 dan 412
 B.PEMBAHASAN

Dari data hasil praktikum diatas dapat katakan bahwa jumlah air kencing yang keluar akan lebih sedikit dari pada jumlah air yang masuk, hal ini dikarenakan terjadi proses absorbsi pada saluran ekskresi, karena air sangat dibutuhkan oleh tubuh. Air yang masuk digunakan sebagai pertahanan osmotik tubuh dan ion-ion terlarutnya dimanfaatkan oleh tubuh, hal inilah yang menyebabkan air yang masuk akan lebih banyak dari pada yang dikeluarkan. 

Hal ini didukung oleh Evelyn (2006) yang menyatakan bahwa urine yang normal. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang di masukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein dimakan, sehingga tersedia cukup yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.

Menurut Antony (2000): Volume urine dikeluarkan bergantung pada:

  • Jumlah air yang kita minum
  • Hormon antidieuretika (ADH) yaitu hormon yang dihasilkan oleh hifoses posterior.
  • Banyaknya garam yang dikeluarkan
  • Stimulus saraf renalis yang menyebabkan penyempitan duktus aferen.

Sistem urinari terdiri dari:

  • Ginjal, yang mengeluarkan sekret urin
  • Ureter, yang mengeluarkan sekret urin dari ginjal ke kandung kencing.
  • Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung
  • Uretra,yang mengeluarkan urin dari kandung kencing.

Proses ekskesi yang sekretya berupa urin dilakukan oleh ginjal. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritoneum.

Fungsi ginjal ialah pengaturan keseimbangan air, pengaturan kosentrasi garam, darah, dan keseimbangan asam-basa darah, dan eksresi bahan buangan dan kelebihan garam. Dari fungsi ginjal yang telah disebutkan diatas yaitu mengeksresikan zat-zat buangan maka dapat dikatakan bahwa sebelum terjadi pembuangan sekret berarti telah terjadi suatu proses penyeleksian zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh. Hal ini dapat juga menjadi salah satu faktor kenapa jumlah air yang masuk lebih banyak dari pada jumlah air yang keluar. Ginjal merupakan organ yang juga dianggap penting bagi proses ekskresi. Letaknya berada didalam rongga perut dekat tulang pinggang. Jumlahnya sepasang dan bentuknya seperti ercis dengan ukuran 10 cm.

Ginjal berfungsi sebagai :

  • Mengeluarkan zat-zat yang membahayakan tubuh
  • Mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan
  • Mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler
  • Memeprtahankan keseimbangan asam dan basa.

Peoses ekresi pada ginjal meliputi:

  • Penyaringan zat-zat sisa makanan atau yang beracun
  • Penyerapan kembali (reaosorbsi) zat-zat berguna
  • Pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan.

Adapun proses panjang yang dilalui oleh air yang diminum sampai keluar berupa urin atau sekresi urin dapat digambarkan secara ringkas sebagai berikut :Glomerulus adalah saringan. Setiap menit kira-kira semua glomeruli da sekitar 100 ccm (10 %) dari itu disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glokusa, dan benda halus lainnya, disaring.Protein plasma terlalu besar untuk dapat menembusi pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah.

Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerulus kemudian mengalir melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan ditinggalkan yang tidak diperlukan. Engan mengubah-ubah jumlah yang diserap atau ditinggalkan dalm tubula, maka sel dapat mengatur susuna urin  di satu sisi dan susuna darah disisi sebaliknya. Dalam keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali. Air sebagian besar diarbsorbsi kembali. Kebanyakan produk buangan dikeluarkan maka sekresi terdiri atas tiga faktor :

  1. Filtrasi glomerulus
  2. Reabsorbsi tubula
  3. Sekresi tubula

Pembentukan urin pada vertebrata memiliki 3 tahapan yaitu :

  1. Ultrafiltrasi yaitu proses perpindahan plasma darah (kecuali sel-sel darah dan protein molekul  besar) dari glomerolus menuju ke ruang kapsula bawman dengan menembus membran filtrasi.
  2. Reabsorsi tubular yaitu perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju darah dalam kapiler peritubular.
  3. Sekresi tubular yaitu kebalikan dari Reabsorsi tubular, memungkinkan ginjal meningkatkan kosentrasi zat-zat yang dieksresikan, misalnya H+ dan K+ , dan obat-obatan dan berbagai zat organik asing. (Soewolo.1997:127-131)

Sistem kemih terdiri atas sepasang ginjal dan ureter dan satu kandung kemih dan uretra. Sistem ini berperan memelihara homeostatis dengan menghasilkan urin, yang membawa serta berbagai produk sisa metabolik. Urin yang dibuat dalam ginjal melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin untuk sementara di tampung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Ginjal juga mengatur keseimbangan  

cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuatan hormon renin dan eritropoietin. Renin ikut berperan dalam mengatur tekanan darah, dan eritroprotein merangsang produksi dari sel darah merah .

Menurut Kartolo (1993) Keseimbangan air kebanyakan dilakukan dengan pengurangan atau peningkatan  volume urin dan hal ini dilakukan oleh ginjal.

Dari literatur diatas dapat dikatakan bahwa jumlah pengeksresian urin juga dipengaruhi oleh:

  • kondisi Suhu udara dalam hal ini adalah panas dan dingin nya suhu
  • Kadar jumlah DH
  • Ada atau tidaknya ADH

Sehingga Hal ini pula lah yang menyebabkan kenapa jumlah air yang keluar pada siang hari berbeda dengan jumlah air  seni yang keluar pada malam hari, walaupun dalam jumlah rataan hampir sama. Dapat dikatakan bahwa hal ini bisa saja dipengaruhi oleh suhu udara pada saat percobaan dilaksanakan


IV.PENUTUP

KESIMPULAN

  1. Jumlah air yang keluar lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah air yang masuk.
  2. Jumlah air yang keluar pada siang hari berbeda dengan jumlah air yang keluar pada malam hari, walaupun dalam jumlah rataan. Dapat dikatakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh suhu udara pada saat percobaan dilaksanakan.
  3. Jumlah pengeksresian urin juga dipengaruhi oleh:
  • Suhu udara (Panas/dingin)
  • Kadar ADH
  • Ada atau tidaknya ADH

DAFTAR PUSTAKA

Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta

Junqueira,carlos.L.Histologi Dasar. ECG:Jakarta

Pearce,evelyn.2005.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Gramedia Press: Jakarta

Soewolo,dkk.1994.Fisiologi Hewan. UT : Jakarta

Wulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung