Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Keterampilan Pramuka

Makalah Keterampilan Pramuka ini Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah PRAMUKA, yang mana pada makalah ini kami membahas tentang Api Unggun, Teknik Menggambar, Tanda Medan dan Tanda Jejak Bahan Kajian. Semoga makalah tentang Keterampilan Pramuka di bawah ini bermanfaat. 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pramuka merupakan kegiatan non formal yang selalu ada dalam tiap sekolah. Pramuka memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan sekolah. Pramuka mengajarkan ke disiplinan, ke mandirian dan juga berlajar bertanggung jawab tehadap dirinya sendiri, sesama teman, dan juga berinteraksi dengan alam.

Dalam pramuka, siswa di ajarkan banyak hal yang mana itu semua berguna dalam kehidupan kita sehari hari. Tali Temali dalam Kepramukaan adalah hal penting yang sangat berguna kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. Selain itu kita juga di ajarkan cara membuat tandu, cara membuat ikatan, dan juga yang menjadi moment seru dalam kepramukaan adalah moment di mana kita menghidupkan api unggun. Api unggun ini dalam pramuka se akan adalah hal yang wajib ada.

Dalam tradisinya api unggun dimaksudkan sebagai sarana untuk menjaga diri dari binatang buas ketika malam hari, menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, bagian dari upacara keagamaan atau perayaan, atau sebagai perapian untuk memasak makanan.

Api unggun dalam pramuka merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka, khususnya pada malam hari. Kegiatan api unggun dapat mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga dapat dijadikan sebagai alat Pendidikan Kepramukaan. Adapun juga, Nilai-nilai tersebut teraplikasikan dalam kegiatan api unggun, mulai dari persiapan pembuatan api unggun hingga pentas yang ditampilkan setelah upacara api unggun. Selain memiliki nilai-nilai, api unggun juga memiliki macam-macam bentuknya. Setiap peserta pramuka harus paham dan bisa membuat api unggun sesuai bentuk yang di inginkan.

Selain itu ada 2 tanda yang ada di dalam kepramukaan, yaitu Tanda medan dan Tanda jejak. Pengertian tanda medan adalah tanda situasi yang terdapat pada tepi kiri atau tepi kanan dari sebuah peta sedangkan yang di maksud dengan tanda jejak  adalah tanda untuk menunjukkan sesuatu, apakah itu arah, jalan atau bahkan hal-hal lain tentang peristiwa/kejadian.

Dalam kepramukaan juga ada teknik-teknik menggambar, macam-macam peta, misal nya peta pita, pita lapangan dan pita panoraman.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada Makalah Keterampilan Pramuka ini adalah:

  1. Apa maksud dari api unggun?
  2. Sebutkan jenis-jenis tanda medan?
  3. Bagaimana tata cara membuat Teknik Menggambar Peta Pita, Peta Lapangan, Dan Peta Panorama dalam kepramukaan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan penulisan pada Makalah Keterampilan Pramuka ini adalah:

  1. Untuk lebih mengetahui apa sih itu apii unggun
  2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis tanda medan
  3. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat Teknik Menggambar Peta Pita, Peta Lapangan, Dan Peta Panorama di dalam kepramukaan?

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Api Unggun 

Kita tau bahwa api unggun secara fungsional umum dimaksudkan sebagai sarana untuk menjaga diri dari binatang buas, menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, bagian dari upacara keagamaan atau perayaan, atau sebagai perapian untuk memasak makanan. Orang sering berkumpul di sekitar api unggun untuk menyanyi, menari, atau bermain kembang api. Bahan makanan seperti ubi jalar, singkong, atau jagung bisa dimasak dengan cara dibakar dengan api unggun. Ini merupakan moment indah yang di tunggu banyak orang.

Sejak jaman dahulu, api unggun banyak difungsikan sebagai penghangat badan dan pengusir binatang buas. Selain itu, api unggun juga berguna sebagai media pertemuan untuk bermusyawarah dan bergembira. Selain itu juga, Makanan juga bisa ditusuk dengan ranting kayu atau tongkat besi sebelum dipanggang. Alat masak seperti panci dan wajan juga bisa digunakan di atas perapian dengan bantuan penumpu dari batu atau kayu. Tradisi semacam inilah yang kemudian menginspirasi para Pembina Pramuka untuk menjadikan api unggun sebagai salah satu kegiatan perkemahan pramuka.

Diharapkan dengan api unggun ini semua peserta pramuka bisa dekat secara emosional dan kekeluargaan.

B. Api Unggun Pramuka

Api unggun dalam pramuka merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka, khususnya pada malam hari. Kegiatan api unggun dapat mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga dapat dijadikan sebagai alat Pendidikan Kepramukaan dan juga sebagai ajang mempererat rasa kekeluargaan dalam pramuka.

Cara ber api unggun nenek moyang kita itu perlu ditumbuh kembangkan dalam kegiatan Kepramukaan sebagai alat pendidikan. Bahan yang diperlukan dalam api unggun ialah kayu. Api unggun dalam pramuka merupakan salah satu bentuk kegiatan dialam terbuka khususnya pada malam hari. Api unggun sebagai kegiatan di alam terbuka dapat mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik, Sehingga tepat kiranya jika dikatakan bahwa api unggun merupakan suatu alat pendidikan.

Yang perlu di garis bawahi adalah Api unggun bukanlah sebagai alat penyembahan atau untuk disembah. Pandangan itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam dasa dharma pramuka kesatu yakni "Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa". Nilai pada dasa dharma pertama jelas menggambarkan bahwa api unggun bukan sebagai alat untuk disembah oleh peserta pramuka, namun, di dalamnya terdapat berbagai macam nilai-nilai yang ditanamkan. Menilik metode pengajaran pramuka yang salah satu isinya menggambarkan bahwa kegiatan kepramukaan dilakukan di  alam bebas.

Nilai dan pendidikan dalam api unggun

Adapun hal-hal dan juga nilai pendidikan di dalam pembelajaran api unggun, yaitu:

1)    Hal-hal yang perlu diketahui dalam api unggun

  • Tempat api unggun berbentuk lingkarangan besar, api terletak di tengah
  • Biasanya diadakan atraksi-atraksi pendek dan tegas dengan alat seadanya
  • Tidak diperkenankan gaduh mengeluarkan yel-yel, bila mana ada regu yang sedang mempertunjukan atrasi-atraksi.
  • Api unggun bukan tempat tontonan, tetapi semua harus ikut berganti-ganti mengisi acara sehingga semua menjadi kompak

2)    Nilai pendidikan dari api unggun diantaranya :

  • Mempererat persaudaraan
  • Memupuk kerja sama (gotong royong)
  • Menambah rasa keberanian dan kepercayaan diri
  • Membuat suasana gembira dan kebebasan
  • Mengembangkan bakat dan kreatifitas
  • Memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton

Jadi, Tujuan dilaksanakan kegiatan api unggun adalah untuk mendidik dan menumbuhkan keberanian serta kepercayaan diri anggota Pramuka melalui cara berpentas.

C. Fungsi Kegiatan Api Unggun 

Api unggun bukan hanya sekedar membakar kayu saja namun api unggun memiliki fungsi fungsi tertentu. Adapun fungsi dari api unggun dalam pramuka adalah:

  • Mempererat persaudaraan antar peserta, guru, pembina dan semua yang terlibat
  • Menumbuhkan sifat gotong royong dalam mempersiapkan nya
  • Menambah rasa keberanian dan kepercayaan diri karena akan ada acara acara pentas
  • Api unggun wujud kegembiraan dan kebebasan. 
  • Api unggun bisa melatih mengembangkan bakat dan kreatifitas siswa

Nilai-nilai tersebut teraplikasikan dalam kegiatan api unggun, mulai dari persiapan pembuatan api unggun hingga pentas api unggun yang ditampilkan setelah upacara api unggun.

D. Tata Cara Pelaksanaan Api Unggun

Dalam kepramukaan, api unggun di laksanakan tentu tidak asal sembarangan namun api unggun memiliki tata cara tersendiri yang harus dilaksanakan, yaitu :

  1. Tempat diselenggarakan api unggun adalah medan terbuka, berupa lapangan yang cukup luas, tanah kering dengan permukaan rata. Artinya api unggun tidak bisa dilaksanakan dalam ruangan atau dalam perbukitan.
  2. Apabila api unggun dilaksanakan pada lapangan berumput, maka di tempat yang direncanakan tersebut, rumputnya dipindahkan terlebih dahulu, untuk kemudian ditanam kembali setelah api unggun selesai. Ini adalah proses dalam wujud kasih sayang sesama alam.
  3. Tempat api unggun berbentuk lingkaran besar dengan api terletak di tengah.
  4. Setelah kegiatan api unggun selesai, lokasi api unggun harus bersih seperti semula, tidak berbekas dan semua kayu sisa harus bersih
  5. Dalam melaksanakan api unggun tidak diperbolehkan untuk merusak lingkungan
  6. Untuk memeriahkan suasana, dapat ditampilkan atraksi-atraksi pendek dan tegas dengan alat seadanya.
  7. Tidak diperkenankan gaduh mengeluarkan yel-yel, jika ada regu yang sedang pentas.


E. Bentuk-Bentuk Api Unggun dalam pramuka


Gambar bentuk bentuk api unggun

 

Dalam kepramukaan ada bentuk bentuk api unggun yang harus di ketahui yaitu:

a. Api unggun Piramida Segitiga

Cara penyusunan Api unggun Piramida Segitiga adalah sebagai berikut

Kayu disusun segitiga sama sisi, makin ke atas segitiganya semakin kecil, sehingga di tengah tumpukan kayu terdapat rongga. Di dalam rongga tersebut diletakkan bahan yang mudah terbakar, misalnya jerami, sekam yang sudah disiram minyak tanah.

Rongga inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber api yang pertama. Model api unggun ini biasanya dibutuhkan kawat kecil (bendrat) untuk menjaga agar tumpukan kayu tidak roboh.

(cek pada gambar Api unggun Piramida Segitiga)

b. Api unggun Piramida Bujur Sangkar

Pada dasarnya membuat api unggun piramida bujur sangkar caranya sama dengan bentuk piramida segitiga, yang membedakkan terletak pada bentuk bentuk penyusunan nya berupa bujur sangkar. Hal yang perlu diingat bahwa model penyusunan piramida adalah model yang semakin ke atas semakin runcing (mengerucut). Model bujur sangkar dalam penataan kayu umumnya ditidurkan. tidak disusun ke atas. (cek pada gambar Api unggun piramida bujur sangkar)

c. Api unggun Bentuk Pagoda Tegak

Bentuk pagoda tegak memungkinkan percampuran kayu basah dan kayu kering, karena kayu basah dan kering dapat ditata tegak. Biasanya api unggun pagoda tegak di pakai saat kondisi habis hujan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah pembaca membuat gawang terlebih dahulu sebagai tempat penyandar kayu dari bahan yang tidak mudah terbakar. Setelah itu, kayu disandarkan pada gawang, misalnya kayu atau bambu basah. Di dalam rongga antar kayu diletakkan bahan bakar yang mudah terbakar. (cek pada gambar Api unggun Bentuk pagoda tegak)

d. Api unggun Bentuk Pagoda Roboh

Bentuk pagoda roboh adalah bentuk yang paling sederhana yang sering dipratikkan ketika membakar kayu, akan tetapi kita tidak menyadari bahwa bentuk tersebut adalah bentuk pagoda roboh.

Cara membuatnya adalah kayu kering ditetapkan di tanah, ujung-ujungnya bertemu di tengah, sehingga pangkalnya di luar membentuk lingkaran. Supaya ujungnya cepat terbakar, ditempat pertemuan tersebut dapat dibuat lubang dan diberi bahan bakar yang mudah terbakar. (cek gambar Api unggun Bentuk Pagoda Roboh)

d. Api unggun Bentuk Kursi

Api unggun Bentuk Kursi adalah bentuk api unggun yang jarang temui, karena bentuk ini biasanya digunakan apabila angin bertiup kencang dari satu arah. Langkah membuatnya pun tidak terlalu sulit, akan tetapi sedikit memerlukan kesabaran.

Caranya adalah dua kayu basah dipancangkan agak berjauhan dan agak condong ke belakang. Setelah tiang pemancang api unggun sudah dibuat, langkah selanjutnya adalah menyusun kayu-kayu hingga membentuk kursi

F. Tanda Medan dalam pramuka

Tanda medan adalah tanda situasi yang terdapat pada tepi kiri atau tepi kanan dari sebuah peta. Tanda medan ini dapat digunakan dalam pembuatan peta pita, peta perjalanan, peta lokasi ataupun denah, tanda medan juga ada yang dapat digunakan sebagai tanda jejak.

Contoh penggunaan tanda medan :


Jenis-jenis tanda medan dalam pramuka

Contoh Jenis-jenis tanda medan dalam pramuka seperti di bawah ini


G. Tanda Jejak Dalam pramuka

Tanda Jejak digunakan sebagai salah satu materi dalam sebuah permainan besar (wide game). Wide game adalah permainan penjelajahan di alam terbuka dalam bentuk mencari jejak dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi tugas atau kegiatan menyelesaikan soal baik dengan menggunakan  morse, semaphore, sandi, tali temali, PPPK maupun berbagai jenis kegiatan lainnya.

Tanda jejak juga dapat digunakan dalam sebuah kegiatan pengembaraan, penjelajahan, hiking, mendaki gunung, dan berbagai jenis kegiatan di alam bebas lainnya. Tanda jejak  adalah tanda untuk menunjukkan sesuatu, apakah itu arah, jalan atau bahkan hal-hal lain tentang peristiwa/kejadian. Tanda jejak ini selalu bersifat rahasia. 

Untuk membuat tanda jejak, dapat dipakai batu, kayu, ranting, goresan, rumput dan benda-benda lain-lain benda yang dapat dijadikan sebagai tanda.

Sebagai alat pendidikan penguasaan terhadap tanda-tanda jejak dapat digunakan untuk menumbuhkan kreativitas, tanggung jawab terhadap sesama, ketelitian dalam bertindak, kejujuran dalam memberikan informasi, kerja sama regu, kewaspadaan, cinta alam dan dapat memanfaatkan sumberdaya/kekayaan alam dengan penuh tanggung jawab.

Berikut ini contoh-contoh dalam tanda-tanda jejak didalam sebuah Kepramukaan, yaitu:


  • Tanda-tanda Jejak yang Menunjukkan Arah

 
  • Tanda-tanda Jejak yang Menunjukan Situasi/Keadaan tertentu 
 

C. Teknik Menggambar dalam pramuka

1. Peta Lapangan dalam pramuka

Peta lapangan adalah peta yang menggambarkan luas dan bentuk lapangan suatu tempat (arena perkemahan, lokasi, dan sebagainya). Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Peta Lapangan adalah :

  1. Penentuan Skala : Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
  2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan : Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
  3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan : Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
  4. Penggambaran lapangan : Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan contoh gambar peta lapangan berikut : 


 

2. Peta Pita dalam pramuka

Peta pita adalah laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang dibuat pada waktu mulai berangkat hingga ke tempat tujuan. Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :

  • Pensil Teknik 2B
  • Penggaris Panjang
  • Kertas Pita Peta
  • Kompas Bidik
  • Meja Kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Peta Pita.

  1. Penentuan Skala : Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
  2. Pembuatan Keterangan : Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.

Contoh Keterangan Gambar pada peta pita :


 

c. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu : Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.

Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. 

3. Peta Panorama dalam pramuka

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.

Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :

  • Pensil Teknik 2B
  • Penggaris panjang
  • Kertas buffalo
  • Kompas bidik
  • Meja kerja

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :

  1. Arah Pandang atau Sudut Pandang : Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
  2. Penggambaran Batas Daerah : Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
  3. Pembuatan Arsiran : Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan, sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
  4. Pembuatan Arah Utara : Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas
  5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas : Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.

Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh peta panorama berikut ini.


 

 

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Sejak jaman dahulu, api unggun banyak difungsikan sebagai penghangat badan dan pengusir binatang buas. Selain itu, api unggun juga berguna sebagai media pertemuan untuk bermusyawarah dan bergembira.

Dalam dunia pendidan nor formal api unggun ini sangat di pergunakan sekali di dalam kepramukaan karena api unggun selain berfungsi sebagaimana fungsinya juga api unggun dalam pramuka ini merupakan acara puncak yang di tunggu oleh peserta pramuka dengan penuh kegembiraan.

Di dalam kepramukaan juga memiliki 2 tanda-tanda dalam kepramukaan, diantaranya yaitu tanda medan dan juga tanda jejak yang mana di pergunakan didalam kepramukaan untuk mengetahui tanda-tanda petunjuk atau pun arah yang mana dia menggunakan gambar.

Dan juga adapun banyak hal yang kita ketahui, adapun teknik-teknik didalam menggambar peta lapangan, petag pita dan juga peta paronarma. Yang mana nantinya kita lebih dimudahkan didalam menuju tempat yamg hendak kita cari dengan menggunakan 3 peta diatas yang mana ketiga peta itu memiliki manfaat atau kegunaan masing-masing.

B. Saran

Saran kami sebagai penulis, kita sebagai pelajar harus lebih tekun lagi di dalam mempelajari dan juga memahami tentang kepramukaan. Yang mana juga di dalam kepramukaan itu banyak sekali materi-materi yang penting bagi kehidupan kita.

Nah untuk yang sekarang ini, kalian harus lebih semangat lagi untuk mempelajari kepramukaan terutama tentang api unggun, tanda-tanda di alam kepramukaan dan juga teknik-teknik dalam meggambar sebuah peta. Semoga juga dengan adanya penjabaran materi ini, kita semua bisa lebih mengetahui lagi tentang api unggun dan juga yang lainnya, dimana ini sangat berguna untuk menambah wawasan kita.

Makalah Tentang Keterampilan dalam Pramuka ini masih sangat jauh dari kata sempurna maka dari itu penulis menyarankan kepada kita semua untuk bisa mencari literatur yang lebih lengkap lagi guna menambah kazanah dan wawasan kita tentang ilmu dalam ke pramukaan ini.