Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi Teknologi Pengembangan Hasil Perikanan

Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu atas selesai nya Makalah Sosiologi Masyarakat Perikanan ini, semoga Makalah Sosiologi Masyarakat Perikanan yang berjudul Strategi Teknologi Pengembangan Hasil Perikanan ini bisa memberikan manfaat dan tambahan wawasan bagi para pembaca sekalian. 

Strategi Teknologi Pengembangan Hasil Perikanan



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.    Latar Belakang

Dalam kondisi ketersediaan sumber daya bagi pembangunan yang  semakin terbatas, eksplorasi, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki menjadi penting dan merupakan prioritas perhatian bagi setiap negara.

Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut sangat luas, sumber daya kelautan dan perikanan mempunyai potensi besar untuk dijadikan tumpuan (prime mover) pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam (resource based economy).

Sementara itu, kondisi empiris menyatakan bahwa pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ini masih belum optimal dalam peningkatan pendapatan nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat

Bidang kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi penting karena: (a) kapasitas suplai sangat besar. Sementara permintaan terus meningkat; 

(b) pada umumnya ouput dapat diekspor, sedangkan input berasal dari sumber daya lokal; 

(c) dapat membangkitkan industri hulu dan hilir yang besar, sehingga menyerap tenaga kerja cukup banyak; 

(d) umumnya berlangsung di daerah; dan 

(e) industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari bersifat dapat diperbarui (renewable resources), sehingga mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan

 

Mungkin anda tertarik membaca:

Makalah sosiologi masyarakat perikanan

Makalah avertebrata air

Penggunaan alat tangkap bubu lipat



Kekayaan sumber daya laut Indonesia sangat berlimpah, menyusul dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut, potensi perikanan sebesar 6,26 juta ton/tahun dengan keragaman jenis ikan namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2005, total produksi perikanan 4,71 juta ton, dimana 75 % (3,5 juta ton) berasal dari tangkapan laut. 

Apabila dilihat dari tingkat pemanfaatan, terutama untuk ikan-ikan non ekonomis belum optimal. Hal ini disebabkan pemanfaatannya masih terbatas dalam bentuk olahan tradisional dan konsumsi segar. Akibatnya ikan-ikan tidak ditangani dengan baik dikapal, sehingga ikan yang didaratkan bermutu rendah (20–30%), sehingga berdampak pada tingginya tingkat kehilangan (losses) sekitar 30-40%. Lebih jauh lagi, ekspor hasil perikanan Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh ikan dalam bentuk gelondongan dan belum diolah.

 

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan makalah di atas, maka masalah-masalah yang di bahas dapat di rumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana strategi teknologi pengembangan hasil Perikanan.
  2. Apa peran dalam strategi teknologi pengembangan hasil Perikanan.

 

BAB II 

PEMBAHASAN

 

a. Strategi Pengembangan Hasil Perikanan

Teknologi penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan-¬nelayan Kota waringin Barat sudah relatif baik. Namun demikian ada beberapa jenis alat tangkap yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien, tetapi ada juga alat tangkap yang tidak mungkin untuk dikembangkan dan tidak efektif lagi. Biasanya secara alamiah, jenis alat tangkap yang tidak efektif dan efisien akan ditinggalkan dan tidak digunakan oleh nelayan dan alat tangkap yang memiliki tingkat kelayakan usaha yang tinggilah yang akan bertambah banyak.

Strategi pengembangan teknologi penangkapan ikan yang diperlukan adalah meningkatkan ukuran/tonase  unit penangkapan ikan. Rencana pengembangan teknologi penangkapan, baik untuk alat tangkap maupun jenis atau ukuran kapal penangkap ikan tergantung pada Usaha peningkatan kuantitas: mini purse seine (30-40 GT), jaring insang hanyut (5-10 GT),  trammel-net (5-10 GT). 

Penggunaan alat tangkap biasanya disesuaikan dengan tujuan utama dari komoditi atau jenis ikan yang akan ditangkap. Pemakaiannya juga disesuaikan dengan kondisi daerah penangkapan dan musim penangkapan ikan. Jenis jenis alat tangkap ikan yang layak untuk ditingkatkan antara adalah gill net, jaring insang hanyut, mini purse seine, trammel net. 

Peningkatan ukuran/tonase unit penangkapan ikan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi potensi lestari sumberdaya ikan yang terdapat di Perairan Kota waringin Barat dan lebih diutamakan menambah jenis alat tangkap yang ramah lingkungan atau memiliki tingkat selektifitas yang tinggi.

Yang menjadi strategis dalam pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sebagai berikut :

a. Lemahnya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (quality assurance dan food safety) Pihak pembeli dari negara lain menuntut kepada Indonesia (para eksportir) agar produk yang dihasilkan memenuhi ketentuan ketentuan sbb : penerapan HACCP, Bioterrorism Act, sanitasi kekerangan, cemaran logam berat dan histamin pada tuna dan certificate eco labelling selain health certificate. Hal ini disebabkan oleh lemahnya jaminan dan keamanan hasil perikanan (quality
assurance dan food safety) di Indonesia.

b. Tingginya tingkat kehilangan (losses) mencapai sekitar 27,8% Untuk mendapatkan hasil/produk yang bermutu baik, maka sangat diperlukan bahan baku yang bermutu baik pula. Hal ini menjadi tuntutan dan syarat mutlak bagi konsumen. Apabila hal ini tidak dipenuhi, maka yang terjadi adalah banyaknya banyaknya terjadi tingkat kehilangan (losses). Penyebab lain adalah rendahnya pengetahuan nelayan, pengolah, petugas TPI/PPI mengenai cara penanganan dan pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice/GMP).

c. Kurangnya intensitas promosi dan rendahnya partisipasi stakeholders Produk perikanan yang bernilai tambah (value added products) dimasyarakat belum populer, hal ini disebabkan oleh masih kurangnya intensitas promosi serta rendahnya partisipasi stakeholders (khususnya produsen produk perikanan) dalam mengembangkan program promosi.

d. Terbatasnya sarana penanganan ikan Terbatasnya sarana penangan ikan di atas kapal, distribusi dan terbatasnya sarana pabrik es dan air bersih.

e. Kurangnya bahan baku industri Kurangnya bahan baku industri pengolahan ini disebabkan oleh belum adanya kerjasama antara industri penangkapan dan pengolahan sehingga perusahaan penangkapan cenderung mengekspor ikan dalam bentuk ikan utuh (gelondongan).

f. Bahan baku belum standar Sebanyak 85% produksi perikanan tangkap didominasi/dihasilkan oleh nelayan skala kecil dan pada umumnya kurang memenuhi standar bahan baku industri pengolahan.

g. Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya Maraknya bahan kimia berbahaya dalam penanganan dan pengolahan ikan, misalnya formalin, borax, zat pewarna, CO, antiseptik, pestisida, antibiotik (chloramphenol, Nitro Furans, OTC). Hal ini disebabkan oleh substitusi bahan pengganti tersebut kurang tersedia dan peredaran bahan kimia berbahaya bebas, murah dan sangat mudah diperoleh.

h. Jenis ragam produk dan pengembangan produk bernilai tambah belum berkembang (value added products) optimal dan belum populer Meskipun kajian dan hasil penelitian pemanfaatannya sudah banyak tersedia, namun produksi secara masal belum dapat direalisasi. Banyak kendala yang menyebabkannya, salah satu diantaranya adalah ketersediaan sarana prasarana , mahalnya peralatan, kurangnya teknologi serta masalah kontinuitas suplai bahan baku.

i. Rendahnya konsumsi ikan per kapita Rendahnya konsumsi ikan per kapita disebabkan oleh belum meratanya distribusi, suplai tidak kontinyu, masih banyak produk yang berkualitas kurang prima di pasaran, kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat makan ikan, masih adanya budaya dan kondisi sosial masyarakat yang kurang kondusif terhadap peningkatan konsumsi ikan serta belum meratanya program GEMAR IKAN di seluruh daerah.

j. Informasi teknologi terbatas Terbatasnya informasi dan teknologi penanganan dan motivasi serta keinginan untuk meningkatkan pengetahuan/ketrampilan masih rendah.

b. Peran dalam Strategi Pembangunan Hasil Perikanan

Pertama, Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan. Hal ini terutama untuk produk-produk yang tidak memiliki nilai ekonomis, apabila diolah maka berpengaruh kepada meningkatnya nilai ekonomis.

 Kedua, Menumbuhkan inovasi teknologi modern. Karena dalam pengembangan produk terkait erat dengan rekayasa produksi sehingga diperlukan rekayasa peralatan dan sentuhan teknologi modern. 

Ketiga, Meningkatkan apresiasi terhadap produk tradisional. Karena dalam pengembangan produk, tidak hanya produk yang melalui proses teknologi modern saja yang menjadi fokus perhatian, produk tradiosional pun perlu memperoleh apresiasi, sehingga memiliki daya saing dengan produk olahan lainnya. Nilainya dapat ditingkatkan melalui berbagai cara antara lain kebersihannya/higienisnya, pengemasannya, proses pembuatannya, dan sebagainya. 

Keempat, Membentuk SDM berkualitas dan kompeten, karena dalam menciptakan pengembangan produk diperlukan kreativitas seseorang dalam menciptakan produk-produk yang diminati konsumen, sehingga secara tidak langsung dapat menciptakan SDM berkualitas dan kompeten.

 

BAB III 

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan tersebut yaitu :

  1. Strategi pengembangan hasil Perikanan adalah melalui teknologi produk hasil perikanan (pengembangan produk hasil perikanan) agar lebih bisa diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan selera pasar dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, aman, sehat dan melalui produk hasil perikanan.
  2. Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan. Hal ini terutama untuk produk-produk yang tidak memiliki nilai ekonomis, apabila diolah maka berpengaruh kepada meningkatnya nilai ekonomis

 

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Wilayah Pengelolaan Perikanan Laut Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Erwadi, H.W. dan H.W. Syafri. 2003. Strategi Agribisnis Kelautan Perikanan. Alqaprint Jatinangor, Bandung.

Naamin, N. 1987. Perikanan Laut di Indonesia : Prospek dan Problema Pengembangan Sumberdaya Perikanan Laut. Seminar Laut Nasional II, Jakarta.

Monintja, D.R. 1987. Beberapa Teknologi Pilihan untuk Pemanfaatan Hayati Laut di Indonesia. Bulletin Jurusan PSP Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor,

Sjaifudian, H. H, D. Maspiyati. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil, Penerbit Yayasan Akatiga, Bandung.

Porter, M. E. 1995. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing, Penerbit Erlangga Jakarta

 

Terimakasih telah membaca Strategi Teknologi Pengembangan Hasil Perikanan di web pintu dunia ini, semoga bermanfaat dan silahkan share Makalah Sosiologi Masyarakat Perikanan ini jika di rasa bermanfaat.