Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurnal Manajemen Dakwah Bil Hikmah

Jurnal manajemen dakwah yang berjudul Dakwah Bil Hikmah Sesuai Sunah Nabi dan Al Quran ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas Ujian Akhir Semester. Semoga jurnal tentang dakwah ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Jurnal

Dakwah Bil Hikmah Sesuai Sunah Nabi dan Al Quran

Oleh
Abd Hafiz
 
Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dahwah dan Komunikasi
Universitas Islam Mataram


Abstrak

Islam merupakan salah satu agama dakwah, yaitu agama yang memberikan tugas kepada umatnya untuk selalu menyebarkan dan mensyiarkan Islam ke seluruh umat manusia. Semua umat manusia yang beragama islam, baligh dan berakal sehat wajib mengumandangkan ajakan dakwah ini, tentu dengan porsi yang berbeda beda setiap orang nya. Hal ini berlandaskan dari Sabda Baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang berbunyi:

Dari Abdillah ibn Amr ibn Ash RA, “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat. Berkisahlah tentang Bani Israel dan tidak apa-apa. Barangsiapa berdusta atas namaku, maka bersiaplah mendapatkan kursinya dari api neraka.” (HR Bukhari)

Dalam dakwah dan penyebaran nya, islam memiliki sebuah konsep yang luar biasa indah yaitu Rahmatan Lil Alamin. Artinya sebagai rahmat seluruh alam, maka islam harus bisa darang dengan ke indahan dan penuh dengan kedamaian. Seiring dengan konsep rahmatan lil alamin tersebut maka dakwah bil hikmah adalah solusi terbaik dalam penyebaran islam ini.

Zaman dahulu dan saat ini tentu jauh berbeda, karena latar belakang yang berbeda, karakter berbeda, dan tentunya juga kebudayaan yang berbeda. Maka pola dan usaha penyebaran dakwah pada zaman sekarang ini pun semakin berat dan kompleks. Hal ini juga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa banyak perubahan bagi masyarakat, baik dalam cara berfikir, bersikap, dan bertingkah laku. Oleh karena itu, metode dakwah saat ini harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan sosial serta perkembangan masyarakat agar kegiatan dakwah bisa diterima oleh masyarakat. Salah satu metode yang harus di pakai adalah sebuah Dakwah Bil Hikmah Sesuai Sunnah dan Al Quran.

Dakwah Bil Hikmah Sesuai Sunnah dan Al Quran mempunyai implementasi bahwa berdakwah ini harus tidak keluar dari cara cara yang telah di contoh kan oleh Nabi Muhammad SAW yang mana setiap prilaku dan sikap yang diambil oleh Nabi adalah bersumber dari Al Quran. Dengan penerapan Dakwah Bil Hikmah Sesuai Sunnah dan Al Quran ini diharapkan mampu mencetak karakter para siswa sesuai dengan sunah nabi dan AL quran.

Kata kunci : Dakwah bil Hikmah, Sunah nabiAl Quran

Pendahuluan

Salah satu aktivitas dan kegiatan yang sangat penting dalam islam  adalah Dakwah. Kegiatan dakwah ini sudah di lakukan oleh para nabi Nabi sejak zaman dahulu. Penyebaran dan seruan dakwah telah di mulai dari Nabi Adam,  Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Sholeh, Nabi Ibrohim, terus ke Nabi Nabi di bawah nya sampai pada Nabi Isa AS dan sampai lah pada nabi terakhir yaitu Nabi penutup zaman yaitu baginda nabi agung Muhammad SAW.

Sejarah dunia mencatat bahwa islam mampu menyebar keseluruh penjuru dunia kurang dari setengah abad. Hal ini tentu berkaitan erat dengan aktivitas dakwah ini. Tak bisa dipungkiri bahwa dengan dakwah, islam dapat tersebar dengan cepat dan di terima oleh manusia. 

Dalam penyebaran nya dakwah islam harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan dakwah untuk menyiarkan agama tersebut dapat diterima dan dipeluk oleh umat manusia dengan kemauan mereka sendiri dan dengan kesadaran hatinya, bukan dengan paksaan dan bukan pula dengan ikut-ikutan saja. 

Penyampaian dakwah dengan cara sebaik-baiknya ini dapat kita ambil contoh dalam kehidupan sehari hari. Terkadang Sering kita temui bahwa dalam kehidupan sehari-hari ada sebuah kenyataan bahwa tata cara kita memberikan sesuatu itu terkadang jauh lebih penting dari pada sesuatu yang kita berikan itu sendiri. 

Misalnya secangkir kopi pahit dan sepotong ubi rebus yang disajikan dengan cara yang baik, sopan, sambil tersenyum ramah, dan tanpa sikap yang di buat-buat, akan lebih terasa enak di santap dari pada makanan lezat ala restoren bintang 5, mewah, dan mahal harganya namun disajikan dengan cara yang tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Hal ini menunjukkan bahwa cara dan metode penyampaian itu merupakan hal pokok yang wajib kita pahami sebelum hal hal mengenai isi dari yang akan kita sampaikan tersebut.

Nah mengenai penyampaian ini maka Dakwah Bil Hikmah Sesuai Sunnah dan Al Quran adalah merupakan hal yang harus kita pelajari disini karena hikmah adalah bekal da’i menuju sukses dalam perjuanan dakwah. Dengan hikmah ini mereka termotivasi untuk mengubah diri dan menggunakan apa apa yang disampaikan kepada mereka.

Dakwah bil Hikmah memiliki makna menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan yang bagus dari hati ke hati sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan, maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bil hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasive. Dakwah bil hikmah juga bisa diartikan sebagai dakwah dengan keteladanan sebagaimana yang telah di contohkan oleh Nabi. 

Metode

Metode yang penulis gunakan dalam jurnal ini adalah metode kajian kepustakaan atau library research. Metode kepustakaan, yaitu suatu teknik penelitian untuk memperoleh data dari buku, jurnal, artikel maupun majalah dan internet yang berhubungan dengan hal yang ingin digali. Selain itu penulis juga menggunakan metode observasi. 

Metode observasi adalah sebuah metode Pengamatan dalam pengumpulan data dimana penelitian atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada. Dalam metode observasi ini penulis mengamati pola dakwah yang selama ini ada di lingkungan sekitar.

Pembahasan

 A. Dakwah Bil Hikmah

Dakwah Bil Hikmah Sesuai Sunnah dan Al Quran dapat lebih kita pahami dengan merujuk pemaparan sebagaimana  yang termuat Dalam kitab al-Hikmah fi ad-Dakwah Ilallah Ta'ala oleh Said bin Ali bin Wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian dahwah bil-Hikmah, yaitu:

  1. Adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil
  2. Memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan
  3. Ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama
  4. Obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal
  5. Pengetahuan atau ma'rifat.

Pengertian Bil hikmah Menurut istilah Syar'i juga berarti Valid dan benar dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.

Dakwah bil hikmah ini dilakukan dengan menyampaikan perkataan secara bijaksana di mana perkataan tersebut adalah perkataan yang benar sesuai apa yang ada pada hadis dan AL Quran serta perkataan tersebut memiliki sifat yang menjauhkan dari keraguan. Jadi dakwah bil hikmah ini mengajak seseorang pada kebaikan dengan perkataan baik, penuh nasehat dan kebenaran agar hatinya tergerak sendiri untuk menegakkan syariat Allah SWT, bukan dengan kata kata kasar dan ancaman apalagi adu domba.

B. Dakwah Sesuai Sunah Nabi

Sunah nabi menurut bahasa dimaknai sebagai jalan yang dijalani oleh nabi baik terpuji atau tidak, Sedangkan Menurut Muhadditsin, sunnah nabi diartikan sebagai segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun berupa taqrir, pengajaran, sifat, kelakukan, perjalanan hidup baik sebelum maupun sesudah Nabi SAW. Artinya sunah nabi harus mengacu pada hal hal yang telah dicontohkan oleh nabi.

Untuk memahami ajaran ajaran dakwah yang dijalan kan nabi mari kita belajar bagaimana cara nabi berdakwah pertama kali terhadap para kafir Qurays. Yang mana pada umumnya orang orang kafir Quraisy tidak senang menerima kehadiran agama Islam di tengah-tengah kehidupan mereka bahkan mereka menolak islam ini dengan keras. Mereka berprinsip islam adalah agama yang baru datang, sehingga mereka tidak akan berpindah dari agama agama nenek moyang yang telah ada. Hingga pada akhir nya para tokoh masyarakat mulai menyebarkan isu yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah. 

Larangan keras kaum Quraisy akan dakwah nabi ini karena takut meninggalkan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat, pola hidup bermegah megahan dan mabuk mabukan dan mempertahankan perbudakan. 

Mekkah merupakan sentralnya agama untuk bangsa Arab dan di sana mempunyai peribadatan terhadap Ka‟bah dan penyembahan terhadap para berhala-berhala dan aneka patung-patung yang disucikan seluruh bangsa Arab, hal seperti ini bisa meyebabkan suatu musibah dan kesulitan. 

Maka dalam menghadapi kondisi ini, tindakan yang paling bijaksana yang bisa diambil oleh nabi adalah memulai dakwah dengan sembunyi-sembunyi, agar penduduk Mekah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan oleh nabi selama tiga tahun. 

Kemudian setelah itu turunlah perintah Allah Swt agar tidak lagi berdakwah secara sembungi sembunyi. Perintah itu memerintahkan agar beliau melakukan dakwah secara terbuka dihadapan umum. Langkah awal yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dalam berdakwah secara terbuka adalah mengundang dan meyeru kerabat dekatnya dari Bani Muthalib. 

Sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang telah memeluk agama Islam ialah Abu Bakar As-siddiq, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Usman bin Affan, Umar bin Khattab, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, dan Sa‟ad bin Abi Waqqash.

Dari kisah penyebaran dakwah nabi ini jelas lah bahwa nabi tidak langsung memaksakan islam harus diterima oleh semua orang. Nabi menggunakan metode metode agar supaya islam masuk dengan tenang dan tanpa pemaksaan. Hal ini bermula dari sembunyi sembunyi dulu sampai ada beberapa orang yang mulai tertarik dengan islam itu sendiri. Keteladanan dan kejujuran nabi menjadi tolak ukur orang orang mencintai agama islam.

Metode dakwah nabi yang santun dan lembut dan tidak memaksa juga tertara pada kisah hadis dibawa ini :

 

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata: 

Telah mengabarkan kepada saya Humaid bin 'Abdurrahman bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Ketika kami sedang duduk bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba-tiba datang seorang laki-laki lalu berkata: "Wahai Rasulullah, binasalah aku". Beliau bertanya: "Ada apa denganmu?" Orang itu menjawab: "Aku telah berhubungan dengan isteriku sedangkan aku sedang berpuasa." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Apakah kamu memiliki budak, sehingga kamu harus membebaskannya?" Orang itu menjawab: "Tidak". Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu sanggup bila harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut?" Orang itu menjawab: "Tidak." Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu memiliki makanan untuk diberikan kepada enam puluh orang miskin?" Orang itu menjawab: "Tidak." Sejenak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terdiam. Ketika kami masih dalam keadaan tadi, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diberikan satu keranjang berisi kurma, lalu Beliau bertanya: "Mana orang yang bertanya tadi?" Orang itu menjawab: "Aku." Maka Beliau berkata: "Ambillah kurma ini lalu bershadaqahlah dengannya." Orang itu berkata: "Apakah ada orang yang lebih faqir dariku, wahai Rasulullah. Demi Allah, tidak ada keluarga yang tinggal diantara dua perbatasan, yang dia maksud adalah dua gurun pasir, yang lebih faqir daripada keluargaku." Mendengar itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi tertawa hingga tampak gigi seri Beliau. Kemudian Beliau berkata: "Kalau begitu berilah makan keluargamu dengan kurma ini."

Dari kisah hadis di atas sungguh merupakan suatu dakwah yang indah sekali dan penuh dengan hikmah, dimana nabi tidak memaksakan akan hukum harus seperti ini. Namun ada cara cara tertentu sehingga islam terasa damai dan mudah.

Maka dari itu dalam dakwah hikmah dilarang untuk menyampaikan ajaran-ajaran parsial sebelum yang esensial baik dengan maksud karena keinginan akan hidayah mad’u yang terlalu menggebu apalagi untuk tujuan politik yang kotor

Islam melarang keras konsep dakwah dengan mencaci maki dan saling menjelek kan. Jangan pernah merasa benar di atas kesalahan orang lain. Jangan pula merasa tinggi dengan merendahkan orang lain.

C. Dakwah Sesuai Al Quran

Hadis yang digambarkan ulama hadis adalah sebagai semua hal yang didasarkan pada hidup nabi SAW, baik perkataan, perbuatan, atau persetujuan beliau adalah penjabaran dari firman Alloh yang terkandung dalam al Qur'an. Ini dapat dipahami karena tugas Rasulullah SAW adalah menjelaskan serta mengaplikasikan ajaran-ajaran al Qur'an baik secara teoritis maupun praktis. Sedangkan sunnah sebagai kebiasaan hidup Nabi, juga merupakan cerminan ajaran al Qur'an. Dengan demikian, baik hadits maupun sunnah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan al-Quran. Bagitu juga segala dakwah bil hikmah yang dibawa oleh nabi semua berlandaskan kepada Al quran.

Istilah dakwah bil hikmah yang terdapat dalam Al-Qur’an ini pada prinsipnya merujuk kepada surah an-Nahl ayat 125 yang berbunyi:



 

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa dalam dakwah bil hikmah ini ada 3 yang harus kita pahami yaitu dakwah dengan kebijaksanaan, memberikan pelajaran yang baik, dan dengan bantahan atau lebih tepatnya berdiskusi dengan cara yang baik. Artinya Allah swt menjelaskan kepada Rasul agar dakwah itu dijalankan dengan pengajaran yang baik, lemah lembut, dan menyejukkan, sehingga dapat diterima dengan baik. Tidak patut jika pengajaran atau pengajian selalu menimbulkan rasa gelisah, cemas, kedengkian dan ketakutan dalam jiwa manusia. 

Dakwah bil hikmah sesuai Al Quran juga di ajarkan agar kita menutup aib saudara saudara kita. Jangan pernah dalam berdakwah kita membicarakan keburukan orang lain. Orang yang melakukan perbuatan dosa karena kebodohan atau ketidaktahuannya, tidak boleh dan tidak wajar jika kesalahannya itu dipaparkan secara terbuka di hadapan orang lain sehingga menyakitkan hati. Ini harus benar benar kita jaga dengan baik.

Begitu pula Khutbah atau pengajian atau pembelajaran pembelajaran harus disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut, sangat baik untuk melembutkan hati yang liar dan lebih banyak memberikan ketenteraman daripada khutbah dan pengajian yang isinya ancaman dan kutukan-kutukan yang mengerikan. Namun demikian, menyampaikan peringatan dan ancaman dibolehkan jika kondisinya memungkinkan dan memerlukan tapi dalam tarap wajar dan penuh hikmah

D. Hubungan dakwah bil hikmah dengan pendidikan karakter

Secara sederhana Karakter ialah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Batasan itu menunjukkan bahwa karakter sebagai identitas yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang bersifat menetap 

Ditinjau dari jumlah manusia di muka bumi yang tidak terhitung jumlah nya,  dapat kita temukan jika tidak ada satu pun dari manusia manusia tersebut yang memiliki karakteristik yang sama, bahkan pada individu yang lahir dalam keadaan kembar identik sekalipun.

Manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Manusia juga dikatakan unik, karena merupakan mahkluk yang tersendiri berbeda dengan mahkluk-mahkluk yang lain bahkan, berbeda juga dengan sesama manusia itu sendiri.

Saat ini pendidikan karakter adalah hal yang sangat penting sekali dimana setiap satuan pendidikan saat ini harus mengoptimalkan muatan-muatan karakter yang baik dan positif (baik sifat, sikap, dan perilaku budi luhur, akhlak mulia) yang menjadi pegangan kuat dan modal dasar untuk pengembangan individu dan  juga untuk bangsa nantinya.

Salah satu yang mendorong pendidikan karakter adalah dengan cara dakwah bil hikmah ini. Sebagaimana telah dipaparkan dengan jelas bahwa dakwah bil hikmah itu adalah dakwah dengan kelembutan dan jauh dari kata pemaksaan. Hal ini selaras dengan pendidikan karakter bagi siswa siswa dan para peserta didik. Dakwah bil hikmah lebih menonjolkan keteladanan dan nasehat yang baik, sehingga dengan cara cara ini peserta didik akan termotivasi meniru hal hal yang telah di contohkan tanpa perlu di paksa.

Untuk membuat anak didik disiplin maka guru harus lah disiplin terlebih dahulu, dengan itu maka anak didik akan mencontoh apa yang dilakukan oleh guru. Untuk membuat anak didik bersikap santun dan tidak berkata kasar maka guru pun harus memberikan contoh demikian. Ini lah yang dimaksud dengan metode bil hikmah ini.

Kesimpulan

Dakwah bil hikmah ini di implementasikan dengan menyampaikan perkataan dan nasehat secara arif bijaksana di mana perkataan tersebut adalah perkataan yang benar sesuai apa yang ada pada hadis dan AL Quran serta perkataan tersebut memiliki sifat yang menjauhkan dari keraguan serta kebohongan

Dengan dakwah bil hikmah ini maka kita harus bisa mengajak seseorang pada kebaikan dengan perkataan baik, penuh nasehat dan kebenaran agar hatinya tergerak sendiri untuk menegakkan syariat Allah SWT, bukan dengan kata kata kasar dan ancaman apalagi adu domba. Orang yang kita ajak kita sentuh hatinya agar tergerak ikut dengan apa yang kita harapkan

Dakwah sesuai sunah nabi dan Al Quran artinya mengikuti apa apa yang telah Nabi kita ajarkan. Semua hal yang dilakukan oleh nabi, baik perkataan, perbuatan, contoh contoh, hukum atau apapun adalah bersumber dari Al Quran.

Dengan memahami konsep dakwah bil hikmah ini diharapkan mampu membuat karakter peserta didik menjadi lebih baik lagi sesuai tuntungan agama islam.

Daftar Pustaka

Ahmad Ghulusy, ad-Da’watul Islamiyah, (Kairo: Darul Kijab,1987)

Harun Yahya, Nilai-Nilai Moral Al-Qur’an, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, )

Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997)

Ruben Brent D dan Lea P Stewart. Communication and Human Behavior. (United States America:Allyn and Bacon Press, ). Toto Tasmoro, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987)