Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laju Pernapasan dan Denyut Jantung Pada Ikan

Laporan praktikum fisiologi hewan air dengan judul menentukan laju pernafasan dan menentukan laju denyut jantung pada ikan serta melihat morfologi insang dan jantung ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran. Laporan Praktikum Jurusan budidaya perairan tentang Laju Pernafasan dan Denyut Jantung Pada Ikan ini kami buat pada hari selasa jam 13 sampai 16.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan kita sehari hari kita tidak akan bisa di pisahkan dari spesies yang bernama ikan. Ikan merupakan sumber daya hayati yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu ikan perlu dipelajari secara keseluruhan agar kita bisa tepat guna dan sasaran dalam pemanfaatan ikan ini. Sebagaimana makhluk hidup lainnya, ikan juga dilengkapi dengan organ-organ tubuh yang pada dasarnya mempunyai fungsi masing-masing dan ini lah yang harus kita pelajari

Apa organ penting dalam pernafasan ikan? Insang dan jantung merupakan organ yang berperanan penting pada sistem pernafasan ikan. 

Insang berperan sebagai organ tempat terjadinya difusi O2 terlarut dari perairan ke dalam sel darah. Selain itu insang juga terjadi pelepasan CO2 yang dibawa dari jaringan ke perairan lepas. Proses pengambilan oksigen serta pelepasan CO2 ini terjadi ketika ikan sedang bernafas. 

Jantung juga berperanan penting dalam proses pernafasan karena jantung berfungsi untuk memompa darah yang merupakan pembawa (carrier) O2 dari insang ke jaringan tubuh dan mengambil CO2 dari berbagai organ tubuh serta membuangnya lewat insang (Penuntun Fisiologi Hewan Air,2011)

Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seeokr ikan adalah harus adanya suplay oksigen yang cukup didalam jaringan. Oksigen ini diperlukan untuk melepas energi, melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan dipergunakan untuk kegitan tubuh di dalam menjalani kehidupan.

Pengertian pernafasan pada ikan

Pernapasan adalah proses pengiktan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen terlarut, selain dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi kedalam darah atau keluar melalui alat pernapasan. Fujayana (2004).

Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki system respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup.

Jantung pada ikan adalah salah satu bagian dari system peredaran darah pada ikan yang merupakan pusat pemompaan darah. Letak jantung pada ikan berada agak dibagian posterior insang. Jantung dibungkus oleh selaput yang disebut pericardium, setiap ikan ukuran jantungnya bervariasi. 

Penyebab tingginya rendahnya angka mortalitas ini selain karena faktor kematian secra alami juga disebkan oleh faktor-faktor lain. Untuk jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi faktor yang lain dapat berperan sebagai penyumbang terbesar angka mortalitasnya terjadi daripada kematian terjadi secara alami (Pulungan et al., 2005).

1.2. Tujuan dan manfaat Praktikum

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk menentukan laju pernafasan pada ikan, mengamati morfologi insang dan jantung pada ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran, serta menentukan laju denyut jantung pada ikan, baik ikan yang hidup di lingkungan terkontrol maupun yangdiberi bahan pencemar. 

Manfaat dilaksanakan penelitian ini adalah agar mahasiswa mampu menentukan berapa banyak jumlah bukaan mulut, bukaan operculum, laju denyut jantung, serta melihat keadaan insang, warna insang, warna tubuh serta warna jantung pada ikan, baik ikan yang hidup di lingkungan terkontrol maupun yang diberi bahan pencemaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi atau pernafasan adalah proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara organisme dan lingkungannya. Pada sebagian besar ikan,alat pernafasan utamanya adalah insang, tetapi pada beberapa jenis ikan terdapat juga alat pernafasan tambahan yang dapat digunakan untuk mengambil oksigen langsung dari udara (Windarti et al.,2013)

Respirasi pada ikan sangat berbeda dengan mamalia karena perbedaan konsentrasi oksigen di udara dan air. udara mengandung 20% oksigen, sedangkan air mengandung oksigen dengan konsentrasi yang jauh lebih rendah. Pada ikan, proses respirasi melibatkan kinerja operculum dan rongga mulut. Sistem “pompa” dari kinerja rongga mulut dan operculum ini dapat mengatur cepat rambatnya laju air ke rongga insang, sehingga oksigen yang diserap oleh insang bervariasi sesuai dengan keperluan tubuh akan oksigen (Windarti et al.,2017).

Insang merupakan organ tubuh yang cocok untuk melakukan prosesrespirasi, karena mempunyai permukaan yang luas dan dinding yang tipis serta permeable. insang terletak dibagian kepala ikan dan posisinya melebar daridinding dorsal pharink ke arah 4entral. insang dilindungi oleh tutup insang danoperculum (Windartiet al.,2013).

Suksesnya proses respirasi tergantung pada komponen utama, yakni alat pernapasan dapat berupa insang, oksigen dan karbondioksida serta darah khususnya sel darah merah. 

Organ pernafasan harus mempunyai permukaan yang luas dan lembab, mempunyai membran yang tipis dan bersifat permeabel sehingga memungkinkan terjadinya proses difusi/osmosis O2 dan CO2 Dan oksigen dari air dapat diambil oleh sel darah merah yang mengalir di dalam lamella ingsang, sedangkan karbondioksida dapat dikeluarkan/ dibuang kelingkungan (Windarti et al.,2013).

Proses pernapasan pada ikan tidak selalu berjalan dengan sempurna. Hal ini terjadi karena insang sebagai organ utama dalam pernafasan ikan merupakan bagian tubuh yang rentan atau mudah rusak karena adanya berbagai gangguan pada kualitas air dan adanya perubahan kadar O2 di dalam perairan. Salah satu penyebab rendahnya O2 di dalam perairan adalah masuknya bahan pencemar seperti limbah deterjen, pestisida, dan lain - lain (Windarti et al.,2017).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Menentukan laju pernafasan pada ikan, mengamati morfologi insang dan jantung pada ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran, serta menentukan laju denyut jantung pada ikan” yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 19 April 2022 pukul 13.00-16.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum yaitu toples berukuran sama, tangguk, gunting bedah, stopwatch, buku penuntun dan alat tulis. bahan yang digunakan yaitu air untuk tiap toples (air setinggi 15 cm), ikan Lele (Clarias) dan bahan pelarut sebanyak 5 ml dan 10 ml.

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan yaitu “Menentukan laju pernafasan pada ikan, mengamati morfologi insang dan jantung pada ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran, serta menentukan laju denyut jantung pada ikan” artinya pengamatan dilakukan terhadap ikan itu secara langsung. selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum Fisiologi Hewan Air

3.4 Prosedur Praktikum

Tiga toples yang berukuran sama besar di isi masing-masing air sebanyak 5 liter. 

Toples pertama diberi lebel A, toples kedua diberi lebel B dan toples ketiga diberi lebel C. 

 Toples A sebagai kontrol, toples B diberi 5 ml bahan pelarut dan toples C diberi 10 ml bahan pelarut. 

Pada masing-masing toples masukkan 3 ekor ikan. Sesudah ikan dimasukkan, lihat dan catat tingkah laku ikan tersebut.

Data yang dicatat adalah jumlah bukaan mulut, jumlah bukaan operculum, jumlah pergerakan sirip pectoral, warna insang, warna jantung dan keadaan permukaan tubuh pada 5 menit pertama, 10 menit, dan 15 menit. 

Untuk melihat laju pernafasan ikan, tiap lima menit ikan diangkat, kemudian gerakan mulut dan operculum permenit dihitung dengan menggunakan stopwatch. Untuk melihat warna insang dan warna jantung, bedah masing-masing ikan pada toples A, B dan C. 

Warna insang dan Jantung diamati pada 5 menit pertama, kedua dan ketiga.Untuk menentukan laju denyut jantung, bedah ikan dari bagian perut keoperculum. Pada proses pembedahan, harus dijaga agar alat seksio (gunting/scalpel) tidak mengenai jantung ikan. Hitung gerakan jantung tersebut permenit dengan menggunakan stopwatch

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Ikan Lele ( Clarias )

Kingdom : Animalia ,Sub - kingdom : Metazoa, Phylum : Chordata, Sub - phyllum : Vertebrata, Class : Pisces, Sub - Class : Teleostei, Ordo : Ostariophysi, Sub - Ordo : Siluroidae, Famili : Clariidae, Genus : Clarias, Species : Clarias Sp

 


 

4.1.2 Menentukan laju pernafasan pada ikan, mengamati morfologi insang dan jantung pada ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran, serta menentukan laju denyut jantung pada ikan


 

 4.2 Pembahasan 

Dari hasil penelitian dapat dilihat ikan yang diberi bahan pencemar akan mempengaruhi sistem kinerJa pada ikan tersebut, semakin lama ikan berada dalam suatu perairan yang tercemar oleh bahan Pelarut maka gerakan sirip, bukaan mulut, bukaan operculum dan detak jantung akan semakin lambat. hal tersebut karena bahan pelarut mengandung sedikit kandungan di dalam perairan. Insang ikan sebagaiorgan utama respirasi akan mengalami gangguan karena dapat menyebabkan iritasi pada insang, warna insang dan warna jantung ikan yang sudah terkena bahan pencemar akan terlihat memudar/pucat.

Pada waktu 5 menit pertama ikan pada bagian toples A warna insang dan warna jantung masih merah segar, pada toples B dan C warna jantung dan insang nya masih berwarna merah hati. Pada waktu 10 menit toples A warna jantung dan insang berwaran merah hati sedangkan toples B dan C berwarna merah pucat. Dan pada waktu 15 menit Toples A masih berwarna merah segar sedanngkan pada toples B dan C warna insang dan jantung berwarna merah pucat dan pucat.

 

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa perairan yang tercemar akan mengganggu kinerja organ-organ pada ikan yang hidup di perairan tersebut. Semakin lama ikan berada di dalam suatu perairan yang tercemar oleh bahan pelarut maka gerakan sirip, bukaan mulut, bukaan operculum dan detak jantung akan semakin lambat, warna insang dan warna jantung ikan akan memudar/pucat, serta kondisi permukaan tubuh ikan yang hidup di perairan tercemar akan banyak lendir/berlendir.

5.2 Saran

Demi kelancaran penelitian kita harus mempelajari dengan sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Sebaiknya, penelitian ini dilakukan dengan penuh ketelitian sehingga data yang diperoleh tidak terdapat kekeliruan dan datanya akan akurat. data yang keliru dan tidak akurat akan berakibat pada penarikan kesimpulan yang salah dan tidak selaras dengan teori yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Cahaya Indra, "Ikan Sebagai Alat Monitor Pencemaran", Karya Ilmiah, Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Sumatera Utara, 2003.

Sastrawijaya Tresna, Pencemaran Lingkungan, cetakan ke-3, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Sastrohamidjojo, dkk., Kimia Organik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005.

Widiyani Platika, "Dampak dan Penanganan Limbah Deterjen", Karya Ilmiah, Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2010.

Windarti, Niken Ayu, Morina, M.Fauzi, Efawani, Neli Safrina, Isma Mulyani. 2018, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air, Fakultas Perikanan Universitas Riau.(tidak diterbitkan)

 

Lampiran

 Prosedur penelitian Menentukan laju pernafasan pada ikan, mengamati morfologi insang dan jantung pada ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran, serta menentukan laju denyut jantung pada ikan 

Sediakan 3 buah toples besar lalu diberi label A,B dan C isi dengan volume air yang sama lalu masukkan masing -masing toples 3 ekor ikan lele.


 

Pada toples B dan C masukkan bahan pelarut sebanyak 5 ml pada toples B dan 10 ml Pada toples C dan pada toples A tidak diberi Bahan pelarut (kontrol).setelah itu amati jumlah bukaan operculum dan bukaan mulut pada ikan selama 5,10,dan 15 menit

Bedah ikan setelah 5,10 dan 15 menit untuk melihat dneyut jantung ,warna insang, warna jantung kemudian amati permukaan tubuh ikan