Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Skripsi Analisa Spasial Algoritma, Klorofil-a, Biomassa dan Karbon Mangrove

Agar anda paham dan lengkap, Silahkan anda baca Skripsi BAB I tentang Analisa Spasial Algoritma, Klorofil-a, Biomassa dan Karbon Mangrove melalui Data Satelit Sentinel- 2A

judul skripsi tentang manggrove

Agar anda lebih memahami tentang contoh skripsi lengkap Analisa Spasial Algoritma, Klorofil-a, Biomassa dan Karbon Mangrove melalui Data Satelit Sentinel- 2A ini maka kami sarankan anda membaca 

  1. Skripsi lengkap BAB 1
  2. Skripsi lengkap BAB II
  3. Skripsi lengkap BAB III
  4. Skripsi lengkap BAB IV

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Ekosistem Mangrove

Menurut Nyakben (1992) dalam Puryono et al.(2019)hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas dan mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.

Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya  kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya diantara mahluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin atau payau.

Menurut Murdiyanto (2003), untuk mengatasi tingginya salinitas, vegetasi hutan mangrove melakukan berbagai cara. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan sementara garam di dalam jaringan lalu mengeluarkannya melalui kelenjar-kelenjar khusus pada daun. Tumbuhan bakau memiliki berbagai bentuk sistem perakaran yang khas yang merupakan bentuk adaptasi terhadap habitatnya. Antara lain akar tongkat, akar lutut dan akar pernafasan yang dilengkapi dengan peneumatophora berbentuk pasak, berbentuk kerucut dan mengalami penebalan dibagian atas. Adapun fungsi dari sistem perakaran mangrove adalah tidak hanya untuk menunjang berdirinya pohon pada tempat-tempat  yang kurang stabil karena berlumpur dan semi cair, namun juga untuk membantu pohon untuk mendapat oksigen karena tempat tumbuhnya yang cenderung miskin oksigen.

Menurut Forestrianet al (2011) vegetasi mangrove memiliki zonasi sesuai dengan karakter habitatnya. Zonasi mangrove dicirikan dengan adanya suatu jenis spesies mangrove tertentu yang menempati lokasi-lokasi tertentu. Terbentuknya zonasi dan dominasi spesies bergantung pada tingkat genangan dan frekuensi penggenangan gelombang pasang-surut, tingkat salinitas, karakteristik tanah, dan percampuran air tawar dengan air laut.

Vegetasi mangrove yang dominan pada pantai terbuka adalah komunitas pioner seperti Avicennia dan Sonneratia. Kemudian diikuti berturut-turut dari laut ke darat jenis Rhizophora dan Bruguiera.

Untuk Indonesia, hutan mangrove tumbuh dan tersebar di seluruh Nusantara, mulai dari Pulau Sumatera sampai dengan Pulau Irian. luas hutan mangrove diperkirakan sekitar 4,25 juta hektar, Dari seluruh hutan mangrove yang ada di Indonesia tersebut, ditemukan sekitar 202 jenis tumbuhan yang hidup pada hutan  mangrove, yakni meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palm, 19 jenis pemanjat, 44 jenis terna, 44 jenis epifit  (Pramudji, 2001).

2.2    Kondisi Ekosistem Persebaran Mangrove di Pulau Cawan

Data Bakosurtanal menyebutkan bahwa luas hutan mangrove di Kabupaten  Indragiri  Hilir tahun 2009 adalah sebesar 120.895,898 ha, kemudian Bappeda  Provinsi  Riau 2012  adalah  sebesar 117.787,18 ha dan pada tahun 2013 data dari Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hilir luas hutan mangrove tersebut berkurang hingga tersisa 104.023 ha (Syafruddin, 2014). Sedangkan, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Indragiri Hilir (2017) dalam Fadlian et al. (2018) mencatat bahwa potensi bakau di Kabupaten Indragiri Hilir khususnya Pulau Cawan Kecamatan Mandah masih memiliki luasan ±1.000 ha dan 60 % dari luas tersebut masih menyimpan pohon bakau yang berukuran besar dengan rata-rata hingga diameter 40 cm.

Menurut Syafruddin (2014), jenis vegetasi mangrove dominan di  Indragiri Hilir, Riau yang teridentifikasi yakni:

Bakau (Rhizophora Mucronata), Nyirih (Xylocarpus Granatum), Pidada (Sonneratia Alba), Nipah (Nypa Fruticans), Behe (Aigiceras Floridum), Bakautandok (Rhizopora apiculata) dan Putut (Bruguiera gymnoriza). Adapun persentase penutupan vegetasi hutan mangrove yang terdapat pada Kecamatan Madah yakni Bakau15,1002%, Nyirih  5,2817%, Pidada  4,9812%, Nipah 57,4701%, Behe17,1665%, dan Putut 0,0004%.

Sedangkan jenis mangrove yang paling banyak ditemukan di Pulau Cawan, Kecamatan Mandah, Indragiri Hilir adalah Rhizopora apiculata, dimana jenis ini memiliki nilai kerapatan 311,11- 600 ind/ha (Lubis et al., 2018)

Demikian Skripsi BAB II Analisa Spasial Algoritma, Klorofil-a, Biomassa dan Karbon Mangrove, dan untuk BAB yang lain nya silahkan cari di kolom pencarian web pintu dunia ini. Terimakasih atas kunjungan anda.