Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Etika Dalam Fungsi Bisnis Islam

Makalah Etika Dalam Fungsi Bisnis Islam ini adalah makalah etika bisnis islam yang pada waktu lalu juga sudah kita bahas dengan referensi yang berbeda, bagi anda yang baru membaca web pintu dunia boleh lihat makalah etika bisnis islam yang lain seperti di bawah ini :

Makalah Etika Dalam Fungsi Bisnis Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Pengertian Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan satu orang atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan/laba atau bisnis juga bisa dikatakan menyediakan barang dan jasa untuk kelancaran sistem perekonomian. Mereka harus siap untung dan rugi, bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang, tetapi banyak faktor yang mendukung terlaksananya sebuah bisnis misalnya: reputasi, keahlian, sahabat dan kerabat dapat menjadi modal bisnis.

Mungkin saat ini banyak orang memahami bisnis adalah bisnis, yang tujuan utamanya memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Hukum ekonomi klasik yang mengendalikan modal kecil dan keuntungan yang besar telah membuat para pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan, mulai dari cara memperoleh bahan baku, bahan yang digunakan, tempat produksi, tenaga kerja, pengelolaannya, dan pemasaran dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini tidak mengherankan jika para pelaku bisnis jarang memperhatikan tanggung jawab sosial dan mengabaikan etika bisnis ini. Bahkan banyak pelaku bisnis yang se akan tidak pernah mau tau apa itu etika bisnis itu sendiri. Mereka hanya tau untung utung dan untung tanpa paham apakah bisnis nya ada menyakiti orang lain atau tidak, apakah bisnis nya bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Padahal jelas sekali perbedaan bisnis islami dan bisnis konvensional ini.

Etika bisnis dalam Islam selama ini kajiannya lebih didasarkan pada Al-Quran dan Hadis nabi. Perlu di pahami bahwa Nabi Muhammad dalam tinjauan sejarah dikenal sebagai pelaku bisnis yang sukses, sehingga kajian tentang etika bisnis perlu melihat perilaku bisnis nabi Muhammad semasa hidupnya. Mental pekerja keras nabi Muhammad dibentuk sejak masa kecil.

Mengingat permasalah di atas maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai Implikasi Etika dalam Fungsi-fungsi Bisnis Islam.

B.  Rumusan Masalah 

  1. Bagaimana Bisnis sebagai suatu sistem ?
  2. Bagaima Etika dalam fungsi bisnis ?

C. Rumusan Masalah

  1. Untuk mengetahui Bisnis sebagai suatu sistem.
  2. Untuk mengetahui etika dalam fungsi bisnis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bisnis Sebagai Suatu Sistem Ekonomi

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai “the buying and selling of goods and services”.

Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan. Lingkungan merupakan suatu sistem. Di dalam sistem, terdapat variabel-variabel atau faktor-faktor yang tersedia di lingkungan dan yang terkait dengan bisnis. Dengan kata lain, bisnis pada dasarnya adalah upaya untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh lingkungannya.

Pada dasarnya bisnis dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (profit), mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan social, dan tanggung jawab social.  

2. Bisnis dalam Al – Qur’an

Konsep dasar bisnis islam dalam Al – Qur’an dijelaskan melalui kata tijarah, yang mencakup dua makna, yaitu: pertama, perniagaan secara umum yang mencakup perniagaan antara manusia dengan Allah. Ketika seseorang memilih petunjuk dari Allah, mencintai Allah dan Rasul-nya, berjuang di jalan-nya dengan harta dan jiwa, membaca kitab Allah, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezekinya, maka itu adalah sebaik – baik perniagaan antara manusia dengan Allah.

Adapun makna kata tijarah yang kedua adalah perniagaan yang secara khusus, yang berarti perdagangan ataupun jual beli antarmanusia. Beberapa ayat yang menerapkan tentang bagaimana bertransaksi yang adil di antara manusia terangkum dalam al-Baqarah (2):282; an-Nisa’ (4):29, dan an – Nur (24):37. Pada surat al – Baqarah disebutkan tentang etika dan tata cara jual beli, utang piutang, sewa menyewa, dan transaksi lainnya. Ayat ini pula yang dijadikan pedoman kegiatan akuntansi (kewajiban untuk mencatat transaksi) dan notariat (kewajiban adanya persaksian dalam transaksi) dalam pembahasan tentang ekonomi dan bisnis Islam. 

3.    Ayat – ayat yang berkaitan dengan bisnis (Tijarah) secara umum

Tijarah dalam artian suatu perniagaan yang umum, terdapat beberapa ayat Al – Qur’an, yaitu:

a.    Surah al –Baqarah (2): 16: yang artinya :

Mereka itulah orang yang membeli kesesatuan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapatkan petunjuk.”

b. Surah al –Jumu’ah (62):11: yang artinya :

Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “apa yang disisi Allah lebih baik dari pada permainan dan perniagaan “, dan Allah sebaik-baik pembagi rezeki.

4. Ayat – ayat yang berkaitan dengan bisnis (Tijarah) secara khusus 

 Adapun kata tijarah yang berarti perniagaan atau perdagangan antara manusia yang lazimnya dipraktikkan pada saat ini, seperti yang disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al – Qur’an, antara lain:

a. An – Nisa’ (4): 29; yang artinya :

Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.

b. An – Nur (24): 37; yang artinya :

Laki – laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.

5. Tujuan bisnis dalam Al –Qur’an

Bisnis di dalam Al –Qur’an selalu bertujuan untuk dua keuntungan, yaitu keuntungan duniawi dan ukhrawi. 

6. Bisnis sebagai suatu sistem

Sebagai  suatu sistem, bisnis memiliki beberapa karakteristik sistem, yaitu:

a) Sasaran (objektives)

Sasaran memiliki tujuan untuk memotivasi dan mengarahkan sistem. Sasaran yang ingin dicapai oleh  perusahan bisnis seperti  memaksimumkan penjualan dan laba ataupun memiliki pangsa pasar lebih besar.

b) Lingkungan (environment).

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekeliling perusahaan yang menyusun lingkungannya. Antara sistem dengan lingkungan dipisahkan oleh batas sistem (bondery). Lingkungan mencangkup pelanggan, pemasok, pesaing, lembaga pemerintahan, dan pasar untuk komputer.

c)  Kendala (constraints).

Keterbatasan dapat berupa keterbatasan internal atau eksternal yang menggambarkan konfigurasi dan kemampuan suatu sistem, dapat berupa keterbatasan pangsa pasar maupun keterbatasan sumber daya yang dimiliki.

d)  Input–Proses–Output.

Input dalam perusahaan bisnis dapat berupa sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan operasi dan menghasilkan output. Proses terdiri dari semua prosedur yang diperlukan untuk mengubah input menjadi output. Sedangkan output termasuk hasil berwujud dan informasi.

e) Umpan balik (feedback)

Seringkali informasi yang dihasilkan output digunakan kembali sebagai input, sehingga perusahaan dapat menggunakan sebagai umpan balik untuk meningkatkan derajat pengendaliannya.

f)  Pengendalian (controls).

Pengendalian berarti peraturan yang memungkinkan sebuah sistem untuk memonitor proses operasi sehingga dapat mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan dari perencanaan awal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

g) Subsistem

Subsistem merupakan bagian penyusun suatu sistem yang berdiri sendiri namun saling berhubungan dan memiliki semua karakteristik sistem. Subsistem memiliki jaringan dari sistem-sistem yang berhubungan satu sama lain melalui penghubung (coupling) atau batas bersama (shared bounderies) yang dinamakan intefaces. 

B. Etika Dalam Fungsi Bisnis

a.Definisi Etika 

Asal usul etika tak terlepas dari kata ethos dalam bahasa yunani yang berarti kebiasaan (custom) atau karakter (character). Dalam kata lain seperti dalam pemaknaan dan kamus Webster berarti “the distinguishing character, sentiment, moral nature, orguiding beliefs of a person, group, or institution” (karakter istimewa, sentimen, tabiat moral, atau keyakinan yang membimbing seseorang, kelompok atau institusi). 

Salah satu kajian penting dalam Islam adalah persoalan etika bisnis. Istilah etika secara umum merujuk pada baik buruknya perilaku manusia. Etika merupakan dasar baik dan buruk yang menjadi referensi pengambilan keputusan individu sebelum melakukan serangkaian kegiatan. 

b. Definisi etika bisnis

Etika bisnis adalah sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip – prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai ‘daratan’ atau tujuan – tujuan bisnisnya dengan selamat. 

C. Definisi etika bisnis Islam

Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas disini, sebagaimana disinggung di atas berarti: aspek baik/buruk, terpuji/tercela, benar/salah, wajar/tidak wajar, pantas/tidak pantas, dari perilaku manusia. Kemudian dalam kajian etika bisnis islam susunan adjective di atas ditambah dengan halal haram (degrees of lawful and lawful), sebagaimana yang disinyalir oleh husein sahatah, di mana beliau memaparkan sejumlah perilaku etis bisnis (akhlaq al islamiyah) yang dibungkus dengan dhawabith syariyah (batasan syariah). 

Etika bisnis Islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran, sebab sudah diyakini segala sesuatu yang baik dan benar. Nilai etik, moral, susila atau akhlak adalah nilai-nilai yang mendorong manusia menjadi pribadi yang utuh. Seperti kejujuran, kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kebahagiaan dan cinta kasih. Apabila nilai etik ini dilaksanakan akan menyempurnakan hakikat manusia seutuhnya. Setiap orang boleh punya pengetahuan tentang nilai, tetpi pengetahuan yang mengarahkan dan mengendalikan prilaku orang Islam hanya ada dua yaitu Al-Qur’an dan hadis sebagai sumber segala nilai dan pedoman setiap sendi kehidupan, termasuk dalam bisnis.

d. Pandangan Agama tentang Etika Bisnis

Menurut sumber – sumber literatur mengatakan bahwa, etika bisnis disadari oleh ajaran – ajaran agama. Dasar literatur dan kode hukum tersebut adalah taurat yang dikembangkan dalam mishnah dan Talmud. Begitu juga dengan ajaran Kristen.

Adapun ajaran Islam banyak sumber literature yang tersedia dan  kode hukum yang mengatur masalahharta dan kekayaan yang merujuk pada kitab suci Al – Qur’an dan diterjemah dalam bentuk hadis – hadis Rasulullah SAW. 

Inisiatif yang dilakukan oleh tiga agama samawi (Islam, Krinten, dan Yahudi) yang diprakarsai HRH. Tahun 1984 sepakat meletakkan prinsip – prinsip etika bisnis. Ada 3 isu etika dalam bisnis yang diklasifikasi waktu itu, yaitu: moralitas dalam sistem ekonomi, moralitas dalam kebijakan oerganisasi yang terlibat dalam bisnis, serta moralitas perilaku individual para karyawan saat bekerja.

e. Tujuan Umum Studi Etika Bisnis

  • Menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis
  • Memperkenalkan argumentasi – argumentasi moral di bidang ekonomi dan bisnis serta cara penyusunannya.
  • Membantu untuk menentukan sikap moral yang tetap dalam menjalankan profesi. 

f. Dasar-dasar Etika Ekonomi Islam

Diantara nilai etika ekonomi islam yang terangkum dalam ajaran filsafat ekonomi islam terdapat dua prinsip pokok, yaitu sebagai berikut :

1.    Tauhid 

Prinsip ini mengajarkan manusia bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga terdapat suatu kosekuensi bahwa keyakinan terhadap segala sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah Swt. keyakinan yang demikian dapat dalam QS Al-An'am ayat 162… menyatakan bahwa “ Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah semata-mata demi Alllah, Tuhan seru sekalian alam”. 

Prinsip ini kemudian menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait dalam kerangka tauhid. Tauhid diumpamakan seperti beredarnya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari. Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimplikasi kepada kesatuan manusia dengan Tuhan dan kesatuan manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam sekitarnya.

Prinsip tauhid mengantarkan manusia dalam kegiatan ekonomi untuk meyakinkan bahwa harta benda yang berada dalam genggamannya adalah milik Allah Swt. keberhasilan bukan hanya disebabkan oleh usahanya sendiri, tetapi terdapat partisipasi orang lain. Tauhid yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi kesatuan dunia dan akhirat. Tauhid dapat pula mengantarkan seseorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi semata, tetapi juga mendapatkan keberkahan dan keuntungan yang lebih kekal.

Oleh karena itu, seorang pengusaha dipandu untuk mengindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia. Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala praktek riba, pencurian, penipuan serta kegiatan bisnis hingga pada menawarkan barang disaat konsumen menerima tawaran yang sama dari orang lain.

2.    Prinsip keseimbangan 

Mengajarkan manusia tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan Allah dalam keadaan seimbang dan serasi. Hal ini dapat dipahami dari QS Al-Mulk ayat 3 yang menjelaskan bahwa “ Engkau tidak menemukan sedikitpun ketidak seimbangan dalam ciptaan yang maha pengasih. Ulang-ulanglah mengamati apakah engkau melihat sedikit ketimpangan. Prinsip ini menuntut manusia bukan saja hidup seimbang, serasi dan selaras dengan dirinya sendiri, tetapi juga menuntun manusia untuk mengimplemensikan ketiga aspek dalam kehidupan.

g. Fungsi etika bisnis Islam

  1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan berbagai kepentingan diberbagai dunia bisnis.
  2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis islam. Dan cara biasanya dengan memberikan pemahaman serta cara pandang baru tentang bisnis dengan menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan spiritualitas yang kemudian terangkum dalam dalam suatu bentuk berma etika bisnis
  3. Etika bisnis berperan memberikan suatu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahwa bisnis yang beretika harus benar-benar merujuk pada sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadis.

BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Sebagai  suatu sistem, bisnis memiliki beberapa karakteristik sistem, yaitu:

Sasaran (objektives)

Sasaran memiliki tujuan untuk memotivasi dan mengarahkan sistem. Sasaran yang ingin dicapai oleh  perusahan bisnis seperti  memaksimumkan penjualan dan laba ataupun memiliki pangsa pasar lebih besar.

Lingkungan (environment).

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekeliling perusahaan yang menyusun lingkungannya. Antara sistem dengan lingkungan dipisahkan oleh batas sistem (bondery). Lingkungan mencangkup pelanggan, pemasok, pesaing, lembaga pemerintahan, dan pasar untuk komputer.

Kendala (constraints).

Keterbatasan dapat berupa keterbatasan internal atau eksternal yang menggambarkan konfigurasi dan kemampuan suatu sistem, dapat berupa keterbatasan pangsa pasar maupun keterbatasan sumber daya yang dimiliki.

Input– Proses– Output.

Input dalam perusahaan bisnis dapat berupa sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan operasi dan menghasilkan output. Proses terdiri dari semua prosedur yang diperlukan untuk mengubah input menjadi output. Sedangkan output termasuk hasil berwujud dan informasi.

Umpan balik (feedback)

Seringkali informasi yang dihasilkan output digunakan kembali sebagai input, sehingga perusahaan dapat menggunakan sebagai umpan balik untuk meningkatkan derajat pengendaliannya.

Pengendalian (controls).

Pengendalian berarti peraturan yang memungkinkan sebuah sistem untuk memonitor proses operasi sehingga dapat mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan dari perencanaan awal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Sub sistem

Subsistem merupakan bagian penyusun suatu sistem yang berdiri sendiri namun saling berhubungan dan memiliki semua karakteristik sistem. Subsistem memiliki jaringan dari sistem-sistem yang berhubungan satu sama lain melalui penghubung (coupling) atau batas bersama (shared bounderies) yang dinamakan intefaces.

Fungsi etika bisnis Islam

Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan berbagai kepentingan diberbagai dunia bisnis.
Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis islam. Dan cara biasanya dengan memberikan pemahaman serta cara pandang baru tentang bisnis dengan menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan spiritualitas yang kemudian terangkum dalam dalam suatu bentuk berma etika bisnis

B.    Saran

Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca, dan dapat dimengerti dan dipahami bagi pembaca mengenai Implikasi Etika dalam fungsi-fungsi bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, Badroen faisal, M. Mufraeni arief, Suhendra, Bashori Ahmad. 2013. Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta : UIN Jakarta press.

Terimakasih telah membaca Makalah Etika Dalam Fungsi Bisnis Islam semoga manfaat dan temukan aneka makalah dan artikel lain nya pada kolom pencarian web pintu dunia ini. salam hormat