Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Etika Umum, Kontemporer dan Etika Islam

Makalah Sistem Etika Umum Dan etika Islam ini kami susun Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam. Makalah ini kami beri judul Makalah Etika Umum, Kontemporer dan Etika Islam, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi anda yang sedang belajar mata kuliah etika bisnis islam dan semoga anda bisa menyempurnakan lagi akan segala kekurangan dari makalah ini.


 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam mengarungi kehidupan ini manusia selalu dihadapkan akan persoalan hidup dan segala masalah. Yang mana dengan masalah itu manusia akan di tempa menjadi lebih berpengalaman dan menjadi lebih baik lagi. Masalah juga menyebabkan kita bertindak dan berperilaku agar sesuai dengan kaidah kebaikan. Dalam islam manusia dihadapkan pada persoalan bagaimana menyikapi diri dan orang lain agar terhindar dari prilaku negatif sehingga tidak merugikan diri dan orang lain dalam beraktivitas.

Agar terhindar dari perilaku negatif tersebut maka manusia dibekali dengan akal dan norma serta aturan, dan nilai yang berasal dari Tuhan maupun hasil pemikira manusia yang dapat dijadikan sebagai karangka acuan (term of reference) untuk bertindak dan memilih perilaku yang baik atau yang buruk, benar atau salah, diperbolehkan atau dilarang dan sebagainya.

Norma dan nilai yang berkaitan dan perilaku baik dan buruk serta benar dan salah merupakan salah satu penerapan etika dan aturan yang terkait dengan perbuatan yang diperbolehkan dan dilarang dapat ditemukan dalam bidang hukum. 

Etika mengkaji tentang apa yang baik dan buruk atau juga tentang hak dan kewajiban. Sedangka moral merupakan ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan (akhlak, kewajiban, dan sebagiannya). 

Etika sebagai ilmu pengetahuan merupakan cabang filsafat tentang tingkah laku manusia dengan fokus utama penentuan baik dan buruk. Sebagai ilmu tentang pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau kumpulan asas atau nilai tindakan moral, sehingga dapat di aplikasikan pula pada sistem yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari hari.

Setiap hari, hampir setiap individu berhadapan dengan berbagai permasalahan etika dalam bisnis, dan jarang yang tahu bagaimana harus berhadapan dengan masalah tersebut. Sejumlah survei yang dilakukan di amerika maupun di banyak Negara lain mengungkapkan merajalelanya perilaku tidak etis dalam dunia bisnis ini. Sehingga dari masalah etika tersebut kami putuskan membuat makalah dengan judul Etika Umum, Kontemporer dan Etika dalam bisnis Islam

B.    Rumusan Masalah 

  1. Apa Pengertian Sistem Etika Umum dan Etika dalam Islam?
  2. Bagaimana Sistem Etika Kontemporer Dan Etika Islam?
  3. Apa Perbedaan Sistem Etika Islam Dengan Konvensional?

C. Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengetahui Sistem Etika Umum dan Etika dalam Islam
  2. Untuk mengetahui Sistem Etika Kontemporer Dan Etika Islam
  3. Untuk mengetahui Perbedaan Sistem Etika Islam Dengan Konvensional

D. Manfaat penulisan

  1. Mengetahui bagaimana sistem etika umum dan Etika dalam Islam
  2. Mengetahui sistem etika kontemporer dan etika islam
  3. Mengetahui perbedaan sistem etika islam dan konvensional

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Etika Umum dan Islam

1. Etika Umum 

Secara umum Etika dapat kita bagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia beribadah secara luas, bagaimana manusia mengambil keputusan, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak secara tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. 

Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. Mitos Bisnis Amoral

Dalam kehidupan sehari hari, terutama dalam kalangan pengusaha dan pebisnis mungkin anda sering mendengar ungkapan "Bisnis adalah bisnis, jangan dicampur adukkan dengan etika"

Ungkapan di atas sering terdengar yang menggambarkan hubungan antara bisnis dan etika. Inilah ungkapan-ungkapan yang disebut mitos bisnis amoral. Ungkapan atau mitos ini menggambarkan dengan jelas paham atau kepercayaan orang bisnis sejauh mereka menerima mitos seperti itu tentang dirinya, kegiatannya, dan orang lain yang menjalin hubungan bisnis dengan mereka. Kegiatan mereka adalah melakukan bisnis, maka yang menjadi perhatian mereka hanyalah memproduksi, mengedarkan, menjual serta membeli barang dan jasa dengan memperoleh keuntungan. Singkatnya, yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Bekerja, bekerja dan bekerja.

Dalam kerangka bisnis amoral, bisnis di ibaratkan sebagai permainan judi, yang dapat menghalalkan segala cara untuk menang dan untuk memperoleh keuntungan. Dasar pemikirannya adalah sebagai berikut: 

Pertama, bisnis adalah sebuah bentuk persaingan. Dan sebagai suatu bentuk persaingan, semua orang yang terlibat di dalamnya selalu berusaha dengan segala cara dan upaya untuk menang. 

Kedua, dalam persaingan aturan yang digunakan berbeda dari aturan yang ada dalam kehidupan sosial pada umumnya. Maka aturan bisnis berbeda dari aturan sosial moral umumnya. 

Ketiga, orang yang mematuhi aturan moral akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di tengah persaingan ketat yang menghalalkan segala cara. Dengan kata lain, di tengah persaingan bisnis yang ketat orang masih mau memperhatikan norma-norma moral akan merugi dan tersingkir dengan sendirinya.

Jadi bisa dikatakan dari mitos bisnis amoral adalah bisnis dan etika merupakan dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Bisnis tidak bisa dinilai berdasarkan tolok ukur etika moralitas, karena pertimbangan-pertimbangan moral dan etika tidak tepat untuk bisnis. Konsekuensinya sudah sewajarnya bisnis tidak mempedulikan pertimbangan dan prinsip-prinsip etika. Singkatnya, berdasarkan uraian di atas bisnis tidak mengenal etika. Ini adalah pandangan bisnis konvensional dan liberal pada umumnya.

3. Sistem Etika Islam

Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melanjutkan tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standart untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral. 

Artinya etika bisnis dalam Islam merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan yang mana berlandaskan pada konsep ke islaman.

Karakteristik standart etika bisnis Islam yaitu : 

  • Harus memperhatikan tingkah laku dari konsekuensi serius untuk kesejahteraan manusia
  • Memperhatikan validitas yang cukup tinggi dari bantuan atau keadilan
  • Etika untuk berbisnis secara baik dan fair dengan menegakkan hukum dan keadilan secara konsisten dan konsekuen setia pada prinsip-prinsip kebenaran, keadaban dan bermartabat.
  • Bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit saja, namun perlu mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi, apabila tidak akan mengorbankan hidup banyak orang, sehingga masyarakat pun berkepentingan agar bisnis dilaksanakan secara etis.
  • Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi bagi pengambilan keputusan, kegiatan dan tindak tunduk manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan yang lainnya.
  • Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, maka dalam persaingan bisnis tersebut orang yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang semakin profesional justru akan menang.

4. Aktivitas Dan Etika Bisnis Islam

Konsep dasar bisnis islam sudah jelas dan selalu mengutamakan kebajikan yang mana Al quran adalah sumber dari segala hukum yang ada. Sehingga dalam melakukan segala aktivitas terutama dalam bentuk kegiatan usaha ada etika yang mengatur dan ada hal hal yang harus kita jaga sesuai dengan etika bisnis islam. Sehingga dalam kegiatan tersebut dapat menimbulkan keharmonisan dan keselarasan antar sesama. Begitu juga dalam dunia bisnis tidak lepas dari etika bisnis. Etika bisnis merupakan aturan yang sangat mengatur tentang aktifitas bisnis.

Adapun aktifitas dan etika bisnis Islam adalah sebagai berikut 

a. Shiddiq

Shiddiq adalah berkata benar. Jujur terhadap diri sendri, makhluk lain dan sang pencipta. Tanpa kejujuran semua hubungan termasuk hubungan bisnis tidak akan berjalan lama.

b. Amanah 

Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyai sikap amanah terhadap dirinya sendiri dan orang lain apalagi tidak boleh meremehkan hak orang yang memberikan amanah. Karena amanah merupakan tanggung jawab yang besar yang lebih berat dari seluruh yang ada di dunia ini.

c. Adil

Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis dan melarang berbuat curang. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut karena kunci keberhasilan bisnis adalah keadilan. Adil harus kita terapkan dalam segala lini bisnis ini. Adil terhadap pelanggan, adil terhadap kwalitas, adil terhadap timbangan dan lain sebagai nya.

5. Prinsip Prinsip Etika Bisnis Islami

Etika bisnis secara umum menurut Suarny Amran, harus berdasarkan prinsip prinsip berikut :

  1. Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
  2. Prinsip kejujuran, Kejujuran merrupakan kunci keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan control terhadap konsumen, dalam hubungan kerja dan sebagainya.
  3. Prinsip Keadilan, setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sesuai dengan haknya masing masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.
  4. Prinsip Saling Menguntungkan, juga dalam bisnis yang kompetitif
  5. Prinsip Integritas Moral, ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

Demikian pula dalam Islam, etika bisnis islam harus berdasarkan pada prinsip prinsip dasar yang berlandaskan pada Alqur’an dan hadist, sehingga dapat diukur dengan aspek dasarnya yang meliputi :

  1. Barometer ketaqwaan seseorang
  2. Mendatangkan keberkahan
  3. Mendapatkan derajat seperti para nabi, shiddiqin dan syuhada.
  4. Berbisnis merupakan sarana beribadah kepada Allah SWT. 

B. Sistem Etika Kontemporer dan Sistem Etika Islam

Ahli manajemen, Harold Koontz mengakui bahwa di Barat tidak ada standart etika, sehingga perdagangan banyak yang didalam nya terdapat kecurangan dan saling singgung yang penting tujuan uang dan keuntungan tercapai.

Dalam bangsa yang mempunyai agama, mungkin terdapat sumber kewenangan dalam mengajarkan praktik etika. Perspektif barat pada etika bisnis umumnya seperti yang diungkapkan oleh Drucker berikut : ’’banyak khotbah yang diajarkan pada etika bisnis dan pebisnis. Kebanyakan tidak ada yang bisa dilakukan terkait bisnis serta sedikit saja terkait etika’’. 

Maka dapat disimpulkan bahwa dunia barat memandang bisnis dan etika merupakan perilaku yang terpisah. Bisnis adalah bisnis, tanpa kenal norma dan etika.

Etika kontemporer sebagian besar merupakan buatan manusia yang sifatnya relative dan situasional kurang dukungan otoritas dibelakangnya Etika kontemporer juga mengembangkan standart etika berdasarkan pengalaman dan perasaan. Etika kontemporer mengasumsikan ajaran moral yang bersifat sementara dan berubah ubah karena didasarkan pada nilai nilai yang diyakini para pencetusnya.

Sistem etika bisnis Islam berbeda dengan sistem etika kontemporer dimana sistem etika islam memiliki ajaran moral yang tidak terikat waktu dan prilaku manusia, sehingga ajaran etika islam bisa diterapkan sampai kapanpun namun sistem etika kontemporer sebaliknya. 

Islam menggunakan pendekatan sistem yang terbuka bukan pendekatan tertutup yang mendasarkan pada orientasi pribadi. Keputusan yang etis mendasarkan rujukan kepada Alquran dan hadist, sistem etika islam mendorong manusia untuk membersihkan diri melalui partisipasi aktif dalam hidup, dengan melakukan segala tindakan dalam koridor etika.

C. Perbedaan Sistem Etika Islam Dengan Konvensional

Sistem etika Islam secara umum memiliki perbedaan mendasar dibanding sistem etika barat. Pemaparan pemikiran yang melahirkan sistem etika di Barat cenderung memperlihatkan perjalanan yang dinamis dengan cirinya yang  berubah-ubah dan bersifat sementara sesuai dinamika peradaban yang dominan.

Lahirnya pemikiran etika biasanya didasarkan pada pengalaman dan nilai-nilai yang diyakini para pencetusnya. Pengaruh ajaran agama kepada model etika di Barat justru menciptakan ekstremitas baru dimana cenderung merenggut manusia dan keterlibatan duniawi dibandingkan sudut lain yang sangat mengemukakan rasionalisme dan keduniawian.

Sedangkan dalam Islam mengajarkan kesatuan hubungan antar manusia dengan Penciptanya. Kehidupan totalitas duniawi dan ukhrawi dengan berdasarkan sumber utama yang jelas yaitu Al-Qur'an dan Hadis. 

Berikut penjabaran perbedaan tentang etika bisnis islam dengan yang lain: 

1.  Etika Dalam Perspektif Barat

Dalam sistem etika Barat ini, ada tiga teori etika yang akan dibahas, antara lain :

a. Teleologi

Teori yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill ini mendasarkan pada dua konsep yakni : 

Pertama, konsep Utility (manfaat) yang kemudian disebut Utilitarianisme. artinya, pengambilan keputusan etika yang ada pada konsep ini dengan menggunakan pertimbangan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya. Dengan kata lain, sesuatu yang dinilai benar adalah sesuatu yang memaksimalisasi apa yang baik atau meminimalisir apa yang berbahaya bagi banyak pihak. Maka, sesuatu itu dinilai sebagai perbuatan etis ketika sesuatu itu semakin bermanfaat bagi banyak orang.

Dan kedua, teori Keadilan Distribusi Distribitive Justice atau keadilan yang berdasarkan pada konsep Fairness. Inti dari teori ini adalah perbuatan itu dinilai etis apabila menjunjung keadilan distribusi barang dan jasa berdasarkan pada konsep Fairness. Yakni konsep yang memiliki nilai dasar keadilan. Dalam hal ini, suatu perbuatan sangat beretika apabila berakibat pada pemerataan atau kesamaan kesejahteraan dan beban, sehingga konsep ini berfokus pada metode distribusinya. Distribusi sesuai bagiannya, kebutuhannya, usahanya, sumbangan sosialnya dan sesuai jasanya, dengan ukuran hasil yang dapat meningkatkan kerjasama antar anggota masyarakat.

b. Deontologi

Teori yang dikembangkan oleh Immanuel Kant ini mengatakan bahwa keputusan moral harus berdasarkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip universal, bukan "hasil" atau "konsekuensi" seperti yang ada dalam teori teleologi. Perbuatan baik bukan karena hasilnya tapi mengikuti suatu prinsip yang baik berdasarkan kemauan yang baik.

2. Etika dalam Perspektif Islam

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis sebagai bagian dari peradaban. Dalam hal ini, etika dengan agama berkaitan erat dengan manusia, tentang upaya pengaturan kehidupan dan perilakunya. Jika barat meletakkan "Akal" sebagai dasar kebenarannya Maka, Islam meletakkan "Al-Qur'an" sebagai dasar kebenaran.

Berbagai teori etika Barat dapat dilihat dari sudut pandang Islam, sebagai berikut :

  1. Teleologi Utilitarian dalam Islam adalah hak individu dan kelompok adalah penting dan tanggung jawab adalah hak perseorangan.
  2. Distributive Justice dalam Islam adalah Islam mengajarkan keadilan. Hak orang miskin berada pada harta orang kaya. Islam mengakui kerja dan perbedaan kepemilikan kekayaan.
  3. Deontologi dalam Islam adalah Niat baik tidak dapat mengubah yang haram menjadi halal. Walaupun tujuan, niat dan hasilnya baik, akan tetapi apabila caranya tidak baik, maka tetap tidak baik
  4. Eternal Law dalam Islam adalah Allah mewajibkan manusia untuk mempelajari dan membaca wahyu dan ciptaanNya. Keduanya harus dilakukan dengan seimbang, Islam mewajibkan manusia aktif dalam kegiatan duniawi yang berupa muamalah sebagai proses penyucian diri
  5.  Relativisme dalam Islam adalah perbuatan manusia dan nilainya harus sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadis. Prinsip konsultasi dengan pihak lain sangat ditekankan dalam Islam dan tidak ada tempat bagi egoisme dalam Islam.
  6. Teori Hak dalam Islam adalah menganjurkan kebebasan memilih sesuai kepercayaannya dan menganjurkan keseimbangan. Kebebasan tanpa tanggung jawab tidak dapat diterima. Dan tanggung jawab kepada Allah adalah hak individu

Dari beberapa paparan diatas ada beberapa poin yang dapat membedakan etika bisnis islam dengan etika bisnis konvensional. Adapun perbedaan dari etika bisnis islam dan etika konvensional adalah sebagai berikut :

Etika bisnis islam

  • Sumber :Al-Quran dan Al-Hadits
  • Motif : Ibadah
  • Paradigma : Syariah
  • Landasan: Falah
  • Pondasi Dasar    :Muslim

Etika konvensional

  • Sumber : Daya fikir Manusia
  • Motif : Mencari keuntungan
  •  Paradigma : Pasar
  •  Landasan: Utiliti individualism
  • Pondasi Dasar    : Manusia bisnis

BAB III

Penutup

A. Simpulan

Perbedaan etika bisnis islam dan konvensional adalah :

Etika bisnis islam

  • Sumber :Al-Quran dan Al-Hadits
  • Motif : Ibadah
  • Paradigma : Syariah
  • Landasan: Falah
  • Pondasi Dasar    :Muslim

Etika konvensional

  • Sumber : Daya fikir Manusia
  • Motif : Mencari keuntungan
  •  Paradigma : Pasar
  •  Landasan: Utiliti individualism
  • Pondasi Dasar    : Manusia bisnis

 

B. Saran

Dimohon kepada semua pembaca agar lebih banyak mencari literatur tentang  Etika Umum, Kontemporer dan Etika Islam karena dalam hal etika ini akan banyak sekali cabang cabang nya.

DAFTAR PUSTAKA

Idri dan Titik Triwulan, prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Jakarta: Lintas Pustaka Publisher, 2008, hal. 45

Rafik Issa Beekum, etika bisnis islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hal. 1-2

Faisl Badroen, Suhendra. M. Arief Muftani. Ahmad D Bashori, Etika Bisnis Dan Islam. Jakarta, 2006. Hal 27
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, ( Bandung:Alfabeta,2013 ) hal. 36-38