Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Praktikum Drosophila

Laporan Praktikum Drosophila


 

BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Landasan Teori

Lalat atau Drosophila baik disadari ataupun tidak telah hadir dalam setiap lingkungan kita. Dalam penelitian tentang lalat, orang pertama yang menggunakan lalat buah (Drosophila malanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas hunt morgan yang berhasil menemukan “pautan seks” dan “gen rekombinan”.

Selama musim panas Drosophila malanogaster terdapat di semua bagian dunia yang biasanya mengerumuni buah-buahan yang ranum dan tempat-tempat sampah.

Dalam pembiakan drosophila yang pertama kali kita butuhkan adalah media. Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling. Karena air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH.

Pada saat makan, larva membuat saluran- saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol dan disini larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Untuk bisa mengamati secara jelas baik bentuk morfologi, siklus hidup dan lain-lain tentang Drosophila maka kita perlu mengembang biakkan serta menangani Dorsophila secara benar

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur - larva instar I - larva instar II - larva instar III - pupa – imago.

Drosophila telah digunakan secara bertahun- tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Adapun ciri- ciri dorsophila antara lain warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil antara 3-5 mm. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 pecabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan berwarna merah. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibandinkan dengan mata majemuk.

Thoraks berbulu- bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam.  Sayap panjang, berwarna transparent, dan posisi bermula di thoraks.

Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap, dan berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu seperti LUV ataupun kaca pembesar (Soemartomo.S.S.1979)

Pada drosophila diremuka 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan lalat betina umumnya adalah sama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing. (Sepoetro.D.1975)

Pada Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam bentuk segmen-segmen abdomen.Abdomen betina mempunyai ujung meruncing dan pola garis-garis yang berbeda dari pada abdomen jantan.Kelamin lalat ditentukan sebagian oleh kromosom X yang dimiliki individu. Normalnya lalat betina akan memiliki 2 kromosom X. Sedangkan lalat jantan hanya memiliki 1 kromosom X ditambah 1 Y heterokromatik. Pada lalat buah kromosom Y tidak memiliki peranan penting dalam penentuan jenis kelamin. PAda kromosom Drosophilla hanya sedikit gen aktif. (Goodenough 1984)

Pada Drosophila sp ciri-ciri suatu mutan dinyatakan oleh gabungan dari satu atau beberapa huruf dan angka,sesuai dengan nama dan symbol yang pertama kali ditemukan oleh penemunya kepada mutan tersebut. Sedangkan lalat yang berfenotip normal dibert tanda +. Cara ini sedah dianut sejak Morgan mulai penelitian dengan hewan ini. Untuk sifat yang bersifat dominant ciri tersebut ditulis dengan huruf besar sebaliknya jika resesif akan ditulis dengan huruf kecil.

1.2. Tujuan

1. Pembuatan Media

Tujuan

Membuat medium pemeliharaan hewan genetika Drosophila

2. Pengamatan Morfologi drosophila

Tujuan

Untuk mengamati ciri-ciri morfologi drosophila

3. Drosophila Hasil Tangkapan

Tujuan

Mahasiswa dapat menangkap, dan menemukan serta mengamati Drosophila sp yang ada di sekitar mahasiswa serta dapat mengidentifikasinya.

4. Tata Cara Menangani Drosophila dan Isolasi Virgin

Tujuan

Mahasiswa dapat menangani Drosophila sp

5. Menangkap dan Membuat kunci determinasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari Lingkungan

Tujuan

Agar praktikan tidak sembarangan menggunakan nama Drosophila melanogaster untuk jenis yang  ditangkapnya. Apalagi jenisnya jarang dijumpai di Indonesia.

6. Pengamatan Siklus hidup Drosophila

Tujuan

Mahasiswa dapat menangkap, menemukan dan mengamati Drosophila sp yang ada di sekitar mahasiswa serta dapat mengamati dan memahami siklus hidup Drosophila sp dan pertumbuhannya.

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium biologi dan diamati dirumah masing - masing pada tanggal 25 januari 2009

2.2. ALAT DAN BAHAN

1. Pembuatan Medium Drosophila

Alat:

  1. Kompor listrik 1 Buah
  2. Periuk aluminium 1 buah
  3. Pisau 1 buah
  4. Botol medium 40 buah
  5. Sendok besar 4 buah
  6. Timbangan 1 buah
  7. Gelas ukur 25 ml 1 buah
  8. Gelas ukur 500 ml 1 buah
  9. Gelas ukur 1000 ml 1 buah
  10. Plastik 1 kg 20 Buah
  11. Oven
  12. Kertas saring 2 lembar besar
  13. Botol Nescafe 40 botol

Bahan

1. Pisang lumut 600 gr
2. Agar-agar Swallow 7 Gr
3. Gula Merah 150 Gr
4. Ragi 20 gr
5. As.Benzoat larutan jenuh 10 ml
6. Aquadest 500 ml
2. Pengamatan Morfologi

Alat :

  1. Drosophila sp
  2. Eter

Bahan

  1. Mikroskop
  2. Botol Nescafe/ botol selai
  3. Kapas
  4. Plaster

3. Drosophila Hasil Tangkapan

  1. botol kultur
  2. botol biakan berupa botol Nescafe
  3. kertas saring dan tutup busa
  4. cawan Petri dan bantalan busa
  5. botol pembius dan botol eterisasivdengan sumbat gabus
  6. kuas kecil
  7. mikroskop transmisi maupun mikroskop stereo
  8. jarum pentul

4. Tata cara Menangani Drosophila dan Isolasi Virgin

  1. Botol selei
  2. Tutup busa steril
  3. Lup
  4. Drosophila melanogaster dan media

5. Menangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari lingkungan

  1.  mikroskop transmisi dan mikroskop stereo
  2. jarum pentul
  3. larutan polyving-lakto-pheno
  4. alcohol 100%dan 75%
  5. kaca objek dan kaca penutup
  6. cawan embrio

6. Pengamatan Siklus Drosophila

Sama dengan paraktikum sebelumnya, karena praktikum ini hanya pengamatan lanjutan

2.3. Prosedur Kerja 

1. Pembuatan Media drosophila

  1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan
  2. Lipat kertas saring sesuai dengan petunjuk. Untuk menyerapkelibihan air.
  3. Membuat sumbat gabus dari busa sesuai dengan besarnya mulut botol medium.
  4. Botol medium yang telah di cuci,kertas hisap yang telah di lipat dan sumbat gasus yang telah  disiapkan dimasukkan ke oven dengan suhu 80-90 derajad celcius selama 1 jam untuk kertas hisap dan gabus selama 10 menit.
  5. Membuat medium peliharaan Drosophila sp

2. Pengamatan Morfologi drosophila

  1. Disiapkan botol Nescafe
  2. Diletakkan kapas yang diplaster pada tutup botol
  3. Diberikan eter pada kapas tersebut
  4. Membius drosophila hingga drosophila pingsan
  5. Dilihat dibawah mikroskop
  6. Menuliskan hasilnya

3. Drosophila Hasil Tangkapan

  1.  Disediakan botol kultur yang berisi medium
  2. Dimasukkan drosophila dalam botol kultur
  3. Diusahakan drosophila yang masuk dalam botol sekitar 20 pasang
  4. Amati tiap 4-6 jam sekali

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL

A. Pembuatan Medium

Cek pada gambar dan foto

B. Pengamatan Morfologi

Setelah melakukan praktikum tentang pengamatan morfologi maka didapat hasil seperti di bawah ini :

Morfologi drosophila Jantan Betina

  1. Ukuran tubuh relative kecil 
  2. Memiliki 3 ruas abdomen
  3. Ujung abdomen tidak lancip
  4. Memiliki sisir kelamin

Morfologi drosophila Betina 

  1. Ukuran tubuh relative besar
  2. Memiliki 6 ruas abdomen
  3. Ujung abdomen lancip
  4. Tidak memiliki sisir kelamin

C. Drosophila Hasil Tangkapan

Pada praktikum yang telah kami lakukan, didapat hasil berupa 87 ekor lalat dengan table sebagai  berikut :

  • Nama kolektor : kelompok 4
  • Lokasi : Prumahan dan tempat sampah
  • Cuaca : Panas
  • Tipe perangkap : Plastic dan buah pepaya
  • Jumlah lalat saat ditangkap : 87 ekor
  • Tanggal penangkapan : 25 Januari 2009
  • Informasi tambahan : Semua lalat bermata merah

Setelah dilakukan pembiusan, dilakukan identifikasi terhadap drosophila yang tertangkap dengan hasil sebagai berikut :

1. Drosophila ananase berjumlah 76 ekor

Drosophila ananase merupakan salah satu jenis lalat daqri famili drisophilidae, memiliki 2 sayap (1pasang), ukuran 44 mm, memiliki warna coklat muda, berukuran kecil dan bermata merah. Hidup bergerombol / berkelompok pada buah-buah masak dan tempat sampah. Jumlah nya lebih banyak pada siang hari.

2. Drosophila pallidosa berjumlah 8 ekor

Drosophila pollidosa merupakan salah satu jumlah lalat dari famili drosophilidae, memiliki 2 sayap (1 pasang), ukuran tubuh 3,5 mm, memiliki warna coklat kekuningan, berukuran kecil dan bermata merah. Hidup pada buah-buah masak dan tempat sampah. Jumlah nya lebih banyak pada siang hari.

3. Drosophila melanogaster berjumlah 3 ekor

Drosophila ananase merupakan salah satu jenis lalat daqri famili drisophilidae, memiliki 2 sayap (1 pasang), ukuran tubuh lebih kecil dari pada drosophila ananase dan drosophila pollidosa yaitu 3 mm. berwarna cokelat muda kekuningan, berukuran kecil. Banyak terdapat pada buah-buah masak.

D. Tata Cara Menangani Drosophila sp dan Isolasi Virgin

Menangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari Lingkungan

Setelah dilakukan praktikum dan mengamati bagian –bagian tubuh drosophila dengan cara memutilasi dan mengamatinya dibawah mikroskop didapat hasil sebagai berikut :

a) Drosophila ananase

  • Warna cokelat muda
  • Ukuran 4 mm
  • Hewan jantan mempunyai sisir kelamin

b) Drosopilla pallidosa

  • Ukuran 3,5 mm
  • warna kekuningan
  • mempunyai sisir kelamin yang banyak
  • sisir kelamin terdiri dari 3-4 kelompok setiap tarsal

c) Drosophila melanogaster

  • ukuran tubuh 3 mm
  • warna cokelat muda kekuningan
  • mempunyai sisir kelamin yang banyak
  • duri hitam yang tebal
  • sisir kelamin tersusun melintang
  • panjang sayap 2 mm
  • panjang abdomen 2 mm

d) Pengamatan Siklus Hidup Drsophila sp

  • Telur diletakkan Sudah terlihat drosophila berbentuk lonjong dan pada ujungnya terdapat dua tangkai (seperti duri)
  • Kemudian Telur terus membesar dan pada akhir nya menetas
  • Menetas (larva instar 1) Berbentuk agak panjang dan terdapat 1 duri (gigi) pada  lingkungannya.
  • Dari larva instar 1 berubah terus menjadi Larva instar II dan Bentuk lebih panjang seperti ulat
  • Larva instar II Memiliki 2 duri pada bagian lengkungannya
  • Dari Larva instar II kemudian berubah menjadi Larva instar III Memiliki duri (gigi )yang lebih banyak dari pada larva instar 1 dan 2. 
  • pada setiap lengkungan bergerak aktif kearah atas tisu
  • Mulai Terbentuk puparium Berbentuk lonjong, warna kecoklatan dan keras
  • Kemudian akan Ganti kulit (larva instar IV) Warna kecoklatan, tidak bergerak kulit keras
  • Kemudian menjadi Pupa dan mulai Terbentuk bakal kepada, kaki, sayap, hal ini terlihat dengan perubahan bentuk yang  terlihat. Warna kecoklatan
  • Imago keluar dari pupa Imago yang keluar berwarna pucat, kurus, kecil, sayap belum sempurna  (belum mengembang)
  • Dari sana kemudian akan menjadi Drosophila dewasa Bentuk sempurna, sayap mengembang, gemuk dan mata merah

3.2. PEMBAHASAN

1. Pembuatan Media drosophila

Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling, Karena air suling bebas dari bakteri yang
dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH.

Sebelum membuat medium, sebaiknya dipahami kebutuhan dasar dan bagai mana caranya untuk memformulasikan medium biakan tersebut. Meskipun persyaratan nutrien sangat beragam namun sebagai mahluk hidup, mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral  dan faktor tumbuh.

Pada saat makan, larva membuat saluran- saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botoldan disini larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasil kan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.

Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Dipihak lain komposisi kimiawi medium non sintetik tidak diketahui dengan pasti.

Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar-agar atau silica gel. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah galaktan, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus Gelidium. Agar-agar menjadi larut atau cair apabila dipanaskan sampai suhu 100m derajad Celsius dan akan berbentuk cair bila didinginkan dalam 48 derajat.

Pada media yang kami buat digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media.

Hal ini sesuai dengan literature (W.Lay,Bibiana Hal :33): Dalam praktikum pensterilan media menggunakan otoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air sehingga suhu mencapai 121 derajad Celsius selama 15 menit. 

Pensterilan ini sangat diperlukan untuk memperlambat terjadinya pembusukan pada medium biakan yang terjadi karna ketidak sterilan media yang menyebabkan bakteri yang berada di dalam media dapat bertahan hidup dan merusak media biakan.

Dalam pembuatan media sintetis kami juaga harus memperhatikan jumlah dan kosentrasi bahan yang ada, karna jumlah dan kosentrasi yang tidak sesuai dengan media hidup hewan percobaan dapat menghambat pertumbuhan hewan sample. 

2. Pengamatan Morfologi

Hasil pengamatan mendapatkan dua buah drosophila dengan jenis kelamin yang berbeda, jantan dan betina. Perbedaan jenis kelamin ini secara morfologi terlihat dari bentuk pantat drosophila, lalat jantan memiliki ujung posterior yang runcing. ciri lainnya yang dapat membedakan lalat jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari pada ukuran tubuh lalat betina. 

Membedakan lalat jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lubih kecil dari pada ukuran tubuh lalat betina. Hal ini sesuai dengan leteratur yaitu Pada Drosophila lalat jantan dapat dengan mudah dibedakan dari lalat betina dengan melihat kaki depannya,alat kelaminnya dan ujung abdomennya maupun bentuk abdomennya.

Pada kaki depan hewan jantan pada tarsal keduanya terdapat sekelompok rambut yang agak tepat tersusun seperti sisir yang disebut sisir kelamin Sex. Selain itu hewan jantan berukuran lebih kecil mempunya ujung abdomen yang tumpul dan berwarna hitam.Jumlah segmen hewan jantan hanya 7 buah karna segmen terakhirnya bersatu. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin. Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar, memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. 

Drosophilla jantan umumnya berwarna sedikit lebih gelap bila dibandingkan dengan yang betina.Sisir kelamin pada hewan jantan berguna untuk membantu kopulasi.

Pengamatan terhadap mata majemuk terlihat bahwa mata majemuk lalat drosophila, memiliki mata yang berwarna merah dan berbentuk elips. Hal ini menunjukan bahwa drosophila yang kami amati merupakan drosophila wild type. Terdapat pula mata oceli yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di atas diantara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat terlihat sungut yang berbentuk tidak runcing dan bercabang- cabang. Kepala berbentuk elips torak berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis- garis hitam yang terletak pada abdomen.

3. Drosophila Hasil Tangkapan

Mengapa Drosophila Hasil Tangkapan harus ditangkap hidup dhidup? Ada beberapa alasan mengapa drosophila untuk pengamatan ini harus kita tangkap dalam ke adaan hidup. Sebelum nya perlu diketahui jika Drosophila sp yang sering dijumpai di Indonesia adalah drosophila ananase dan drosophila melanogaster sendiri jarang dijumpai, bergantung daerahnya. 

Dalam pengamatan terhadap drosophila melanogaster kita tidak dapat mengamatinya dalam keadaan yang mati karena : drosophila melanogaster yang sudah mati berubah warnanya menjadi lebih gelap terutama warna matanya yang umumnya merah menjadi kehitam-hitaman.

Drosophila melanogaster yang sudah mati akan melipat keatas sehingga mennyulitkan dalam pengamatan terhadap bagian sayap

Telur Drosophila berwarna putih susu transparant dengan ukuran yang sangat kecil, berbentuk elips, dengan antena panjang di bagian anteriornya. Setelah satu hari telur berubah menjadi larva instar satu, yaitu berbentuk seperti ulat dengan ukuran yang masih relatif kecil, motil. 

Umur larva instar satu adalah kurang lebih selama satu hari, kemudian berubah menjadi larva instar dua dengan ukuran yang membesar dan memanjang, terlihat adanya warna kehitaman pada bagian anterior larva, bagian kehitaman itu adalah mulut larva.

4. Tata Cara Menangani Drosophila dan Isolasi Virgin

Yang terpenting dalam menangani adalah drosophila harus dalam keadaan hidup karena bila telah mati akan menghasilkan kesimpulan dan data yang berbeda. 

lalat buah dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalm 12 hari. Jumlahnya di alam sangat melimpah dan mudah didapat, lalat buah dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah besar.

Jumlah kromosom lalat buah relative sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “giant kromosome” kromosom ini terdapat dalam sel- sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya. 

Lalat buah memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran lemah pula. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah diamati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur , larva, pupa hingga menjadi dewasa ( imago)

5. Pengamatan Siklus hidup Drosophila

Dua hari setelah keluar dari pupa, drosophila sp, betina mulai bertelur yang jumlahnya kurang lebih 50-75 per hari dengan jumlah maksimum dapat mencapai 400-500 dalam 10 hari. Telur tersebut berbentuk lonjong dengan panjangnya kira-kira 5 mm. 

Pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai kecil seperti sendok. Drosophila berada dalam bentuk larva instar dua selama satu hari, kemudian larva Drosophila mengalami pembesaran menjadi lebih besar dari sebelumnya, dimana bagian tubuhnya menjadi terlihat lebih jelas karena lebih besar, warna kehitaman pada bagian anterior larva menjadi lebih terlihat jelas berbentuk sungut.

6. Menangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari Lingkungan

Adapun drosophila yang menjadi sample penelitian kami adalah Drosophila melanogaster

Klasifikasi Drosophila melanogaster

  • Kingdom: Animalia
  • Phylum: Arthopoda
  • Sudphylum: Hexapoda
  • Class:Insecta
  • Subclass: Pterygota
  • Infraclass: Neoptera
  • Superorder: Edopterygota
  • Order: Diptera
  • Famili: Drosophilidae
  • Subfamily: Drosophilinae
  • genus: Drosophila
  • spesies: Drosophila melanogaster

Adpun hasil dari pengamatan kami terhadap lalat drosophila wild type (Drosophila melanogaster), kami pertama melakukan Pengamatan terhadap mata majemuk terlihat bahwa mata majemuk lalat drosophila, memiliki mata yang berwarna merah dan berbentuk elips. Hal ini menunjukan bahwa drosophila yang kami amati meripakan drosophila wild type. 

Terdapat pula mata oceli yang ukuranya jauh lebih kecil dari  mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di atas diantara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat terlihat sungut yang berbentuk tidak runcing dan bercabang- cabang. 

Kepala berbentuk elips, torak berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Sedangkan Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis- gsris hitam yang terletak pada abdomen. Sayap drosophila wild type memiliki panjang yang lebih panjang dari abdomen lalat, lurus dan bermula dari thoraks dengan warna transparent.

BAB IV

KESIMPULAN

A. Pembuatan Medium

Setelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat :

  • Membuat medium biakan Drosophila
  • Mengetahui bagaimana komposisi medium yang baik

B. Pengamatan Morfologi

Setelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat :

  • Memahami perbedaan jenis kelamin pada drosophila
  • Mengetahui bahwa lalat jantan memiliki ujung posterior yang runcing
  • Mengetahui bahwa lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lubih kecil dari pada ukuran tubuh lalat betina

C. Drosophila Hasil Tangkapan

Setelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat :

  • Memahami bentuk dan bagian drosophila
  • Dapat melakukan identifikasi drosophila

D. Tata Cara Menangani Drosophila sp dan Isolasi Virgin

Setelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat :

  • Mengetahui bahwa Lalat buah (drosophila malanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena  Makanannya sangat sederhana, hanya memerluakn sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kaut. Pada  tempertur kamar (suhu ruangan)
  • Lalat buah dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalm 12 hari.

E. Menangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari Lingkungan

  • Mata majemuk lalat drosophila, memiliki mata yang berwarna merah dan berbentuk elips.
  • Di Indonesia terdapat sekitar 600 jenis drosophila

DAFTAR PUSTAKA

Didjosepoetro.1974.Pengantar Genitika. DepDikBud: Jakarta

Kusdiarti,lilik.1986.Genetika Tumbuhan.UGM Press: Yogyakarta

Nio,Tjan kwiauw.1990.Genetika Dasar.ITB Press: Bandung

Sofro,abdul salam.1992.Keanekaragaman Genetik.Andiofsel:Yogyakarta

Suryo.1984.Genetika.UGM Press: Yogyakarta