Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pergerakan Sirip Ikan dan Mekanisme Ikan Mengambil Makanan

Laporan praktikum fisiologi hewan air Jurusan Budidaya Perairan tentang pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung ini merupakan praktikum lanjuran dari praktikum sebelum nya yang berjudul Laju Pernafasan dan Denyut Jantung Pada Ikan

I. PENDAHULUAN 

1.1 Latar belakang

Ikan tergolong sebagai hewan vertebrata air yang dapat bergerak bebas didalam perairan ketika menembus massa kolom air. Kekuatan itu salah satunya dipengaruhi oleh adanya sirip yang terdapat pada tubuh ikan, kontraksi urat daging pada pangkal-pangkal sirip dan dipermukaan tubuh, serta pengaruh kondisi lingkungan tempat ikan hidup itu berada (Ridwan Manda et al., 2016).

Sirip adalah organ tubuh ikan yang berfungsi sebagai pendorong dan pengerem, pengemudi, serta penyeimbang tubuh. Fungsi umum sirip adalah untuk membantu ikan berenang, walaupun kadang digunakan juga untuk meluncur atau merangkak, seperti pada ikan terbang dan ikan kodok. Ada dua tipe sirip, yakni sirip yang berpasangan dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada; sedangkan sirip tunggal terdiri dari sirip punggung, ekor dan dubur (Windarti et al., 2017) Karena sirip merupakan alat gerak pada ikan, mempelajari

bentuk-bentuk pergerakan sirip sangat diperlukaan guna melihat apakah ikan yang kita miliki memiliki sirip yang sempurna (utuh) atau bahkan sudah terserang hama dan penyakit.

Cara ikan mengambil atau mendapatkan makanan dari alam dan lingkungan disekitar sangat bervariasi, tergantung pada ukuran/umur ikan, spesies ikan dan sifat ikannya. Beberapa jenis ikan mengambil makanan dengan cara memburu mangsa, menunggu mangsa, menyumpit mangsa serta memikat mangsa. Selain itu adapula ikan yang mencari makanan dengan cara menghisap dan menyaring makanan atau
disebut filter feeder (Windarti et al., 2017).

Sebagai seseorang mahasiswa perikanan, mengetahui mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung sangat penting, terutama bagi orang-orang budidaya dalam hal pemberian pakan agar pakan yang diberikan habis dimakan dan tidak bersisa/ terbuang. Pada laporan kali ini akan memberikan gambaran bagaimana bentuk pergerakan sirip ikan, melihat sirip manakah yang digunakan untuk bergerak maju, mundur, diam, bergerak ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan, dan saat berbelok. Bagaimana mekanisme ikan mengambil makanan dan melihat kondisi makanan yang berada dilambung setelah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Melihat kondisi makanan tersebut apakah masih utuh, ½ hancur, atau hancur.

1.2. Tujuan dan manfaat

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengamati pergerakan sirip- sirip pada Ikan Lele dumbo, melihat sirip manakah yang digunakan untuk bergerak maju, mundur, diam, bergerak ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan, dan saat berbelok. Melihat bagaimana mekanisme ikan mengambil makanan, berapa banyak jumlah makanan yang dimakan, dan mengetahui jenis-jenis makanan yang terdapat pada
saluran pencernaan serta untuk mengetahui laju penghancuran makanan di dalam
lambung.

Manfaat dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dari masing-masing sirip pada Ikan Lele dumbo saat bergerak, cara ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan lele berasal dari family Claridae dan bergenus Clarias. Ikan lele yang banyak dijumpai diperairan Indonesia salah satunya adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Sirip berperan sebagai alat gerak ketika ikan berada dalam perairan. Pergerakan sirip yang cepat akan berpengaruh terhadap kecepatan renang ikan. Masing- masing sirip punya peran tersendiri dalam melakukan aktivitasnya, tetapi semua sirip tersebut saling berinteraksi (Windarti at al., 2017).

Kemampuan sirip-sirip ikan tersebut dalam menggerakan tubuh ikan dipengaruhi oleh kecepatan gerak tubuh ikan tersebut. Gerakan ini dipengaruhi oleh urat daging bergaris (otot lurik) yang terdapat pada sendi-sendi pangkal sirip (Windarti et al., 2017). 

Ikan lele dumbo memiliki 2 sirip berpasangan yaitu sirip dada (Pectoral fin), sirip perut (Ventral fin) dan 3 sirip yang tidak berpasangan yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor (caudal fin) dan sirip anus (anal fin). Tidak semua spesies ikan dipermukaan bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut seperti halnya ikan lele dumbo. Misalnya pada ikan selais (Cryptopterus sp), bawal laut (Stromateus sp), dan belut (Monopterus sp). Ada juga jenis ikan yang memiliki sirip yang telah bermodifikasi seperti pada ikan gurami (Osphronemus gouramy) dan sepat siam (Trichogaster pectoralis) (Windarti et al., 2017)

Ikan tidak pernah mengunyah makanannya secara langsung yang artinya ikan tidak pernah menghancurkan makanan didalam rongga mulutnya, hal ini di karenakan ikan tidak memiliki gigi geraham seperti pada mamalia. Biasanya proses penghancuran makanan pada ikan berlangsung di dalam lambung.

Lambung dapat dibedakan menjadi dua yaitu lambung sejati yang terdapat pada ikan golongan karnivora dan lambung palsu yang terdapat pada ikan golongan cyprinidae. Sementara, untuk ikan yang tergolong herbivora dan plankton feeders proses penghancuran makanan berlangsung pada intestinum (Windarti et al., 2013).

Proses pencernaan makanan terjadi secara mekanik dan kimia. Proses mekanis terjadi pada saat makanan dikunyah oleh gigi (didalam mulut), kemudian dilanjutkan dengan proses pencernaan secara enzimatik didalam lambung serta proses penyerapan di dalam usus (Windarti et al., 2013) Kecepatan dan kemampuan lambung, lambung palsu serta intestinnum ikan menghancurkan makanan tergantung pada jenis makanan yang dimakan, jenis enzim yang terdapat dalam saluran pencernaan, bentuk serta ukuran saluran pencernaan yang dimiliki oleh setiap spesies ikan (Teguh, 2011). 

Pada lambung inilah dapat dilihat jenis makanan yang dimakan dan jumlah makanan yang dimakan sehingga dapat dikelompokkan ikan tersebut termasuk jenis karnivora, omnivora atau herbivora

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan didalam lambung yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 12 April 2022 pukul 13.00-16.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai tempat meletakkan sampel,serbet,tangguk ikan,gunting bedah ,penggaris, timbangan, toples. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan Nila , 10 liter air tiap toples, pellet, jentik nyamuk dan tubifex.

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan yaitu mengamati pergerakan sirip- sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju ikan menghancurkan makanan didalam lambung,artinya pengamatan dilakukan terhadap ikan itu secara langsung. selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum Fisiologi Hewan Air.

3.4 Prosedur Praktikum

3.4.1. Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan

Siapkan 3 toples besar lalu diisi air secukupnya, setiap toples diberi label A,B,dan C, ukur panjang TL dan SL kemudian timbang berat ikan, lalu masukkan ikan uji kedalam toples tersebut, Perhatikanlah pergerakan masing- masing sirip mulai dari sirip punggung, dada, ekor, perut, dan anus. Perhatikanlah sirip mana yang digunakan untuk bergerak maju, mundur, kekiri, kekanan, atas, bawah, dan berbelok.dan perhatikan pergerakan sirip-sirip ikan pada saat diberi makan mengapung dippermukaan air,didasar toles, dan dapat bergerak keatas dan bawah.

3.4.2 Mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan didalam lambung

Siapkan 3 toples besar lalu diisi air secukupnya, setiap toples diberi label A,B,dan C, ukur panjang TL dan SL kemudian timbang berat ikan, lalu masukkan ikan uji kedalam toples tersebut,Toples A hanya ikan uji sebanyak 5 ekor ikan nila kemudian Toples B diisi 5 ekor Ikan nila,tubifex dan pelet serta toples C diisi 5 ekor ikan Nila,pellet dan jentik nyamuk. Perhatikanlah ikan mana yang memakan pelet/ tubifex / jentik nyamuk. Setelah 5 menit bedah perut ikan tersebut, begitu juga 10 menit dan 15 menit. Keluarkan saluran pencernaanya. Amati dan catat jenis makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan, apakah masih utuh atau sudah hancur. Berapa banyak makanan yang dimakan. Ukur bukaan mulut ikan dan ukur panjang saluran pencernaan ikan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

Klasifikasi Ikan Nila menurut Pauji (2007) adalah sebagai berikut : Philum : Chordata Subphilum : Vertebrata Kelas : Osteichthyes Subkelas : Achantopterigii Ordo : Perciformes SubOrdo : Percoidei Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus.


 

4.1.2 Pengamatan pergerakan Sirip-sirip ikan

Tabel 1. Mengamati pergerakan sirip –sirip ikan


 

 

4.1.2 Mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan didalam lambung

Tabel 2. laju menghancurkan makanan didalam lambung setiap 5,10,15 menit


 

4.2 Pembahasan

Pada pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan sebelum diberi makanan pellet/ tubifex, saat ke atas ikan bergerak menggunakan sirip dorsal, sirip pectoral, dan sirip caudal. Pada saat bergerak ke bawah ikan menggunakan sirip dorsal, sirip anal, sirip pectoral dan sirip caudal. Pada saat bergerak ke kiri ikan menggunakan sirip dorsal, sirip pectoral, sirip anal, dan sirip caudal. 

Pada saat bergerak ke kanan ikan menggunakan sirip dorsal, sirip pectoral, sirip anal, dan sirip caudal. Pada saat berbelok ikan menggunakan sirip pectoral, sirip anal, sirip dorsal dan sirip caudal.

Pada saat maju ikan menggunakan sirip pectoral, sirip anal, sirip dorsal dan sirip caudal. Pada saat mundur menggunakan sirip dorsal, sirip pectoral, dan sirip caudal serta pada saat diam ikan menggunakan sirip vertral saja. Laju menghancurkan makanan berupa pellet pada ikan nila dalam waktu 5 menit ditemukan kondisi makanan masih utuh di dalam lambung, dalam waktu 10 menit ditemukan kondisi makanan sudah hancur di dalam lambung dan dalam waktu 15 menit ditemukan kondisi makanan sudah hancur di dalam lambung. Pada makanan berupa tubifex pada ikan nila dalam waktu 5 menit ditemukan kondisi makanan masih utuh di dalam lambung, dalam waktu 10 menit ditemukan kondisi makanan ½ hancur di dalam lambung dan dalam waktu 15 menit ditemukan kondisi makanan sudah hancur di dalam lambung. Jadi dapat disimpulkan bahwa pakan buatan (pellet) membutuhkan waktu yang relatif lama agar dapat hancur jika dibanding pakan alami (tubifex) yang dalam waktu 15 menit sudah ditemukan hancur didalam lambung.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN 

5.1 Kesimpulan

Pada pembahasan mengenai pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan disimpulkan bahwa arah pergerakan ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan, berbelok, maju, mundur dan diam ikan menggunakan ke lima sirip-siripnya yang berbeda. Mengenai laju menghancurkan makanan berupa pellet disimpulkan bahwa pada 5 menit pertama kondisi makanan belum hancur, 5 menit kedua kondisi makanan masih belum hancur dan 5 menit ketiga kondisi makanan ½ hancur. Sedangkan pada makanan berupa tubifex kondisi makanan pada 5 menit pertama masih utuh, 5 menit kedua sudah ½ hancur, dan 5 menit ketiga kondisi makanan sudah hancur.

5.2 Saran

Demi kelancaran pembelajaran praktikum Fisiologi Hewan Air kita harus mempelajari dengan sungguh-sungguh dan memahaminya dengan saksama. Pengamatan pergerakan sirip ikan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung sebaiknya diamati dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan pada saat pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ridwan Manda et al. 2016. Buku Ajar Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.

Windarti et al. 2013. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unri Press. Pekanbaru. 2017. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unri Press. Pekan ba